1. Isagi Yoichi Kantongi Niko Ikki

Pada menit ke-15 babak kedua, Naruhaya dengan pergerakan tanpa bola berhasil menerobos titik buta pertahanan lawan. Isagi mencoba mengirim u`mpan ke Naruhaya, yang sedang berada di posisi striker, namun bek tengah Tim Y berhasil menggagalkan upaya tersebut dengan menyundul bola dan mengarahkannya ke rekan setimnya.

Pemain Tim Y kemudian mengirim umpan kepada Niko, tetapi Isagi dengan cepat bergerak merebut bola sebelum sampai ke Niko. Isagi pun memperingatkan Niko bahwa ia akan selalu menghadang setiap umpan yang ditujukan kepadanya. Hal ini membuat Niko merasa kesal pada Isagi.

2. Niko Ikki Beritahu Senjatanya ke Isagi Yoichi

Saat Isagi terus mengantongi pergerakan Niko, Niko memberi tahu Isagi tentang konsep menguasai “senjata” yang diajarkan oleh Ego. Niko menjelaskan bahwa pada awalnya, ia tidak menyadari kemampuannya sendiri karena ia tidak memiliki kecepatan lari dan kemampuan fisiknya pun biasa saja.

Namun, Niko kemudian mengungkapkan bahwa senjatanya untuk bertahan di Blue Lock adalah matanya yang mampu memahami situasi seluruh lapangan dengan akurat, serta otaknya yang pandai memberi komando kepada rekan setimnya. Meskipun pergerakannya dibatasi oleh Isagi, Niko menegaskan bahwa ide-ide dalam pikirannya takkan bisa dihentikan.

Saat giliran Igaguri menjadi striker Tim Z, ia merasa kesal melihat permainan Tim Y yang terus-menerus memainkan operan bola di area pertahanan mereka. Ia pun bertanya, “Apakah Tim Y hanya ingin hasil imbang?”.

Isagi menganalisis strategi Tim Y, yang selalu mengoper bola ke Niko dan kemudian ke Okawa, lalu menyadari bahwa ia berhasil menghentikan pola tersebut. Dengan penuh keyakinan, Isagi memberi tahu Tim Z bahwa Tim Y sudah tidak bisa menyerang lagi. Hal ini membuat para pemain Tim Z semakin bersemangat untuk maju dan merebut bola guna mencetak gol kemenangan.

Namun, Niko memberi peringatan kepada Isagi bahwa Tim Y akan segera melancarkan teknik pamungkas mereka. Ia menjelaskan bahwa teknik ini hanya bisa digunakan ketika skor imbang, sebuah transisi dari strategi bertahan menjadi serangan balik yang mematikan.

3. Tim Z Kalahkan Tim Y

Ketika babak kedua hampir berakhir dengan skor imbang, Tim Y mulai menerapkan strategi pamungkas mereka. Setelah 89 menit hanya Okawa yang maju menyerang, kini di satu menit terakhir, seluruh pemain Tim Y bergerak maju. Tim Z panik karena terlalu banyak pemain mereka yang ikut menyerang, dan hanya menyisakan dua pemain di area pertahanan. Berkat kerja sama Tim Y yang solid dan operan cepat, akhirnya Niko berhasil berhadapan satu lawan satu dengan kiper Tim Z, Lemon.

Beruntung, firasat Isagi Yoichi terbukti tepat, yaitu bahwa Niko tidak akan langsung menendang bola ke gawang, tetapi Niko akan mengoper ke Okawa. Sehingga Isagi berhasil merebut bola yang mengarah ke Okawa, lalu melancarkan serangan balik dan mengirim umpan panjang ke Kunigami.

Menyadari bahwa dirinya tidak mampu mempertahankan bola sendirian, Kunigami yang dihimpit oleh dua pemain Tim Y memutuskan untuk mengoper ke Bachira. Dengan kemampuan dribelnya, Bachira berhasil melewati beberapa pemain lawan dan mengirim umpan silang ke kotak penalti Tim Y. Namun, Gagamaru yang mencoba menyundul bola gagal karena umpan tersebut terlalu rendah.

Ternyata, operan Bachira memang tidak ditujukan untuk Gagamaru, melainkan secara akurat mengarah kepada Isagi Yoichi yang mengejutkan semua orang. Isagi tiba-tiba berada di sisi gawang Tim Y tanpa pengawalan, berlari bebas. Isagi kemudian melakukan tendangan langsung yang berhasil membobol gawang Tim Y. Pertandingan pun berakhir dengan skor 2-1, untuk kemenangan Tim Z atas Tim Y.

Setelah itu, Isagi berjalan melewati pemain-pemain Tim Y yang tergeletak di lapangan dengan tenang, layaknya seorang prajurit yang baru saja memenangkan pertempuran, melangkah di antara musuh-musuh yang tak berdaya di medan perang. Ia menyadari bahwa golnya telah menghancurkan impian 11 pemain Tim Y. Dengan yakin, Isagi mendekati Niko dan berkata, “Aku menang.” Ia juga menyebut keputusan Niko untuk mengoper bola di depan gawang adalah bukti kegagalan Niko sebagai striker.

4. Perayaan Kemenangan Tim Z

Dalam suasana penuh sukacita, Tim Z merayakan kemenangan mereka dengan menikmati dua porsi steak yang didapatkan berkat gol dari Gagamaru dan Isagi. Mereka berkumpul, berbagi hidangan, dan menikmati makan bersama seperti sebuah keluarga, merayakan pencapaian yang diraih melalui kerja keras.

Kunigami dan Gagamaru mengaku takjub melihat bagaimana Isagi tiba-tiba berada di samping gawang dan mampu memprediksi di mana bola akan mendarat. Namun, Isagi menjelaskan bahwa ia tidak benar-benar memprediksi hal itu. Ia hanya berlari habis-habisan untuk mencetak gol, dengan insting kuat bahwa bola akan mendarat di sana. Bachira menambahkan bahwa ia dan Isagi sudah merasakannya sejak awal. Isagi berterima kasih kepada Bachira karena telah mengoper bola kepadanya.

Kunigami kemudian memberitahu Tim Z bahwa senjata Isagi adalah “mencium” aroma gol, dan kemenangan mereka melawan Tim Y berkat kehebatan Isagi.

5. Penilaian Chigiri Hyoma Tentang Isagi Yoichi

Pada suatu malam, Isagi melangkah masuk ke ruang CCTV tim Z dan di sana ia menemukan Chigiri. Isagi berbagi kisahnya tentang kesulitan tidur yang mendorongnya untuk menyaksikan ulang pertandingan Tim Z dan Tim Y. Ternyata, Chigiri juga mengalami kesulitan tidur, namun ia terikat pada momen yang tak terlupakan ketika Isagi mencetak gol epik yang membawa Tim Z meraih kemenangan dramatis melawan Tim Y.

Dalam pertarungan Tim Z melawan Tim Y itu, Chigiri yakin bahwa Isagi sedang merasakan puncak kejayaan sebagai seorang striker. Isagi dengan rendah hati mengakui bahwa gol tersebut takkan pernah pudar dari ingatannya, namun Isagi merasa mustahil untuk mengulangi kesuksesan mencetak gol serupa dalam pertandingan lain, karena apa yang Isagi lakukan pada awalnya hanyalah sekedar berlarian.

Selanjutnya, Chigiri dengan penuh kekaguman mengungkapkan kelebihan Isagi yang luar biasa, yaitu bakat istimewa yang dimiliki oleh Isagi, yaitu Kesadaran Ruang atau Spatial Awareness. Chigiri menjelaskan bahwa kebanyakan pemain cenderung mengandalkan sudut pandang dan penilaian pribadi saat menendang bola, terutama saat mereka berlari kencang dan menggiring bola, yang membuat sudut pandang mereka menjadi terbatas.

Namun, Isagi dengan kemampuan Spatial Awareness-nya seakan-akan dapat mengendalikan situasi di seluruh lapangan dan menemukan momen-momen yang mengejutkan. Seperti Tuhan yang memandang lapangan dari ketinggian langit, Isagi memiliki pandangan luas yang meliputi seluruh isi lapangan. Dengan kemampuannya tersebut, Isagi bisa merasakan aroma gol dan mengatasi segala rintangan, sehingga Isagi bisa menciptakan gol yang tidak bisa diprediksi oleh siapapun.

Sayangnya, berdasarkan pengamatan Chigiri, kemampuan Spatial Awareness milik Isagi hanya dapat diaktifkan melalui intuisi belaka. Andai saja Isagi bisa mengendalikan kemampuannya secara sadar, maka penglihatan dan pikirannya akan menjadi senjata ampuh di lapangan.

6. Chigiri Hyoma Ceritakan Cederanya ke Isagi Yoichi

Isagi berterima kasih kepada Chigiri karena penilaiannya telah membantu Isagi menemukan petunjuk untuk menggunakan senjatanya. Penuh rasa penasaran, Isagi pun bertanya apa sebenarnya senjata Chigiri. Namun, Chigiri masih enggan mengungkapkan hal itu, meskipun Isagi dengan antusias menawarkan bantuan jika diperlukan.

Chigiri kemudian mengungkapkan bahwa setahun yang lalu ia mengalami cedera parah, akibat robeknya ligamen lutut anterior di lutut kanannya. Dokter memvonis bahwa jika ia mengalami cedera di tempat yang sama lagi, karier sepakbolanya akan tamat.

Chigiri menceritakan bahwa ia juga dulu memiliki “senjata” hebat seperti Isagi, tidak bisa tidur karena antusias setelah mencetak gol, dan bermimpi menjadi striker nomor satu di dunia. Namun, meski cedera itu telah sembuh, rasa takutnya tetap ada. Ia takut kehilangan impian dan kegembiraan saat bermain bola.

Sambil melangkah pergi meninggalkan Isagi, Chigiri berkata bahwa alasannya masuk Blue Lock adalah untuk mencari pembenaran agar ia bisa menyerah pada impiannya. Tapi, setelah menyaksikan gol Isagi, ia merasa tidak ingin menyerah. Isagi menolak menjadi alasan bagi Chigiri untuk bertahan atau menyerah, karena ia yakin bahwa di lubuk hati Chigiri, ada keinginan kuat untuk terus berjuang.

Isagi pun berkata, “Jika seseorang tidak siap memberikan segalanya, maka impiannya tak akan pernah terwujud.” Namun, Chigiri dengan marah membentak Isagi, “Apa yang kau tahu tentang diriku?” Lalu, Chigiri pergi, meninggalkan Isagi yang sedang terdiam.

7. Teieri Anri & Ego Jinpachi

Ego sedang memasak mi instan ketika Anri menegurnya, meminta agar Ego menyapu ruangan dan mencuci pakaiannya sendiri. Ego dengan santai menjawab bahwa dalam kontraknya, ia tidak diwajibkan melakukan pekerjaan di luar sepakbola.

Anri kemudian, mengatakan sudah waktunya melapor ke JFU, dan bertanya apakah seleksi pertama Blue Lock berjalan lancar. Sambil menuangkan bumbu ke mi instan, Ego menjawab, “Semuanya berjalan lancar. Sekarang saatnya menambahkan bumbu penyedap ke para peserta.”

8. Isagi Yoichi Menjadi Top Ranking di Tim Z

Tim Z sedang berlatih di lapangan sepak bola. Isagi terlihat gagal mencetak gol karena tendangannya mengenai tiang gawang. Raichi dengan cepat mengomentari kegagalan Isagi, menyebutnya sangat payah dan menyatakan bahwa gol Isagi ke gawang Tim Y hanyalah keberuntungan semata.

Sambil beristirahat di pinggir lapangan dan meminum air, Isagi mulai merenung. Dia menyadari bahwa semua peserta di Tim Z memang lebih hebat darinya, dan memiliki stamina yang bagus. Meski Isagi telah mengetahui bahwa senjatanya adalah “Spatial Awareness” dan kemampuan mencium peluang gol, ia belum tahu kapan tepatnya harus menggunakannya.

Isagi juga merasa bersalah karena telah memicu kemarahan Chigiri dengan perkataannya yang sembarangan, dan di latihan hari ini ia merasa menjadi beban bagi tim. Isagi tak ingin terus berada dalam situasi seperti ini, dan ia tak ingin kariernya berakhir hanya dengan satu gol keberuntungan.

Tiba-tiba, Ego muncul di layar televisi sambil menyantap mi instan. Ia menyapa Tim Z dan mengumumkan bahwa pertandingan keenam di Gedung 5 baru saja selesai. Hasilnya, hanya Tim V yang berhasil meraih 6 poin, sementara empat tim lainnya hanya mengumpulkan 3 poin. Ego juga memperbarui peringkat di Blue Lock, dan mengejutkan semua, termasuk Isagi. Isagi Yoichi, yang sebelumnya berada di peringkat 274, kini berada di peringkat teratas Tim Z dengan posisi 265.

9. Ego Jinpachi Beri Nasehat Tentang Senjata Striker

Ego memberi tahu Tim Z bahwa menemukan senjata adalah syarat utama untuk menjadi striker. Setelah itu, senjata tersebut harus diasah dan ditingkatkan hingga mencolok. Ia mencontohkan Messi, yang memiliki dribel lincah dan tendangan kaki kiri dengan kecepatan luar biasa. Senjatanya yang unik membuat Messi menjadi salah satu top striker dunia. Namun, Ego menegaskan bahwa meniru Messi tidak akan membuat senjata seseorang bersinar.

Ego mengingatkan bahwa setiap individu memiliki senjata yang berbeda-beda, dan metode untuk mengasahnya juga berbeda. Ia meminta para peserta untuk memikirkan senjata yang mampu mengubah nol menjadi satu, harus dikombinasikan dengan elemen apa agar berevolusi?. Ego menekankan pentingnya menemukan gaya permainan sendiri dan membuat senjata mereka mencolok. Ia juga memperingatkan bahwa jika talenta tidak ditingkatkan, pada akhirnya hanya akan menjadi sampah.

10. Isagi Yoichi Dari Cupu Menjadi Suhu

Koun mengakhiri sesi latihan Tim Z, meminta rekan-rekannya untuk beristirahat dan mempersiapkan strategi untuk pertandingan melawan Tim W esok hari. Namun, Isagi tetap duduk sendirian di pinggir lapangan, merenungi perkataan Ego tentang pentingnya membuat senjata menonjol. Ia merasa bingung, karena senjatanya bukanlah sesuatu yang mudah dilihat seperti dribel atau tendangan.

Aroma gol yang Isagi “cium” hanya muncul pada momen-momen tertentu. Ia pun menyadari, meskipun tak tahu kapan senjatanya akan muncul, jika kehabisan stamina, itu semua akan sia-sia. Akhirnya, Isagi memahami bahwa cara mengasah senjatanya adalah dengan meningkatkan fisiknya agar bisa bereaksi cepat dan berlari selama 90 menit penuh.

Isagi mulai berlari untuk melatih staminanya. Melihatnya, para pemain Tim Z yang sebelumnya sudah bubar, ikut kembali berlatih. Mereka tak mau kalah setelah Isagi menjadi peringkat teratas di tim mereka. Dengan semangat yang tak mau dikalahkan, peserta Tim Z berlari untuk melatih stamina, menolak beristirahat. Hanya Chigiri yang beristirahat, menyaksikan rekan-rekannya berlarian dengan tekad yang membara.

Isagi merasa heran melihat rekan-rekannya kini mengikutinya, padahal dulu ia hanyalah striker yang tidak dikenal. Ia pernah berpikir karier sepakbolanya telah berakhir dan menangis sejadi-jadinya. Namun sekarang, setelah menjadi peringkat teratas Tim Z, ia merasa seperti terlahir kembali.

Dari layar televisi, Ego mengamati latihan Tim Z dan bergumam, “Saat seseorang yang dianggap cupu melampaui yang lain, tekad manusia akan berkobar. Ketika yang dianggap ‘cupu’ dalam tim menjadi menonjol, akan tercipta persaingan. Inilah Blue Lock, tempat paling intens untuk menciptakan striker nomor satu dunia.”