4. Marry Adalah Mentor Emma Sebagai Ninja
Suatu malam, Emma sedang menjalankan misi penyamaran. Dia memasuki kamar pria tua dan menghabisinya. Namun, Emma mendadak tak berkutik karena ditodong pisau di lehernya oleh sosok misterius di belakangnya. Sosok misterius itu mengingatkan Emma tentang nasehat bahwa sebagai Ninja, lengah sedikit saja berisiko kematian. Kemudian, dia melepaskan todongan pisau dari Emma. Emma membalikkan badannya dan mengetahui sosok misterius tersebut adalah Marry yang bertugas mengawasinya. Marry menyatakan bahwa Emma lolos dalam ujian Ninja dan menjadikannya sebagai partnernya.
Misi yang dijalankan Emma bersama Marry selalu berhasil. Mereka berhasil mencuri data server, mencuri dokumen rahasia, dan menghabisi target. Emma sangat kagum pada ketenangan Marry saat menjalankan misi. Oleh sebab itu, Emma menganggap Marry sebagai perwujudan Ninja Ideal. Emma juga mengetahui bahwa terdapat 3 Ninja unggulan, yaitu Higan, Marry, dan Zai. Salah satu dari mereka akan dipilih menjadi pimpinan Organisasi. Tetua mempercayakan impian organisasi tentang kebanggaan hidup sebagai Shinobi dan mendedikasikan hidup untuk melindungi Jepang kepada mereka bertiga.
Saking akrabnya, Emma dan Marry sering bertemu. Marry menceritakan kepada Emma bahwa dia tumbuh bersama Higan dan Zai. Mereka bertiga selalu berlatih bersama sejak kecil. Emma merasa insecure dan mengaku tidak akan mungkin bisa berteman dengan Zai dan Higan. Kemudian, Marry membocorkan sifat kekanakan Zai dan Higan, yang menenangkan Emma.
Emma juga pernah menemui Marry untuk menceritakan keresahannya sebagai Ninja kepada Marry. Dia mengaku takut menjalin hubungan dekat dengan seseorang, karena berpotensi menciptakan perasaan. Sedangkan kode etik melarang Ninja memiliki perasaan karena dianggap sebagai pembunuh Ninja saat terjadi peperangan. Saat itu, Marry tidak menanggapi curhatan Emma.
Sebagai mentor, Marry telah mengajarkan Jutsu rahasianya kepada Emma. Marry menusuk kelinci, dan saat ia melepaskan pisau, kelinci tersebut langsung berlarian. Marry memberitahu Emma bahwa dia mampu membuat seseorang tampak meninggal dengan membuatnya mati suri. Marry yakin akan tiba saatnya Emma menggunakan Jutsu rahasianya tersebut. Kembali ke masa kini, Emma memberitahu Higan bahwa kebersamaannya dengan Marry adalah momen paling bahagia dalam hidupnya.
5. Sejarah Wajah Emma
Marry menanyakan alasan mengapa Emma selalu mengenakan topeng. Emma memberitahu Marry bahwa saat masih kecil, wajahnya hancur akibat kecelakaan. Cacatnya begitu parah sehingga orang tuanya tak sanggup melihatnya dan memilih pergi meninggalkannya. Setelah itu, Organisasi mengadopsi Emma. Tetua menyatakan bahwa wajah Emma sudah bukan lagi wajah manusia yang terhormat, dan menginstruksikan Emma untuk menjadi seorang Ninja agar bisa berubah menjadi siapapun. Emma merasa terinspirasi oleh perkataan Tetua, dan akhirnya menyukai Teknik Penyamaran Ninja.
Marry kemudian meminta izin untuk melepas topeng Emma. Meskipun sedikit takut, Emma mengizinkannya. Marry mengomentari bahwa wajah asli Emma sangat cantik. Namun, Emma membantah pujian Marry, merasa bahwa wajahnya yang tampak melepuh sangat jelek. Marry kemudian meminta Emma, sebagai seorang Ninja, untuk bangga dengan wajahnya. Kembali ke masa kini, Emma memberitahu Higan bahwa pada saat itu, dia sungguh mempercayai pujian dari Marry. Bahkan, Emma merasa bahwa Marry tidak hanya menghargainya sebagai seorang Ninja, tetapi juga sebagai manusia.
6. Master Yamaji Meminta Organisasi Melatih Ninja Asing
Master Yamaji mengangkut rombongan pasukan Ninja asing menaiki beberapa pesawat dan mengunjungi Jepang. Yamaji bahkan meminta para Ninja organisasi untuk mengajarkan seni bela diri dan teknik berpedang Ninja kepada Ninja asing. Mamat dan Emma pun memantau latihan tersebut. Mamat bergumam di samping Emma bahwa seorang Ninja selalu menanamkan jiwanya pada sebuah pedang. Sementara itu, Ninja asing hanya menganggap pedang sebagai senjata pembunuh. Alhasil, Mamat merasa sedih mengapa Yamaji mau bekerja sama dengan Ninja asing tersebut.
Emma kemudian melapor kepada Yamaji bahwa pelatihan Ninja asing telah berjalan sesuai prosedur. Lalu, Yamaji bertanya kepada Emma tentang apa arti Ninja. Emma menjawab bahwa Ninja bertugas untuk melindungi kedamaian Jepang. Namun, Emma terdiam saat Yamaji kembali bertanya apakah jika Jepang menghilang, maka Ninja juga akan lenyap.
Berikutnya, Emma menemui Marry untuk mengungkapkan bahwa dia tidak menyukai perubahan drastis yang dialami organisasi semenjak kedatangan Master Yamaji beserta pasukan Ninja asing. Oleh karena itu, Emma berharap Marry mau menjadi pemimpin organisasi yang baru agar organisasi bisa kembali normal. Marry memberitahu Emma bahwa dia sudah tidak pantas berada di organisasi lagi karena telah melanggar kode etik ninja. Emma semakin terkejut saat mendengar pengakuan Marry yang telah menjalin cinta dengan Higan, bahkan Marry sedang mengandung bayi di perutnya.