1. Lil vs Higan
Lil sangat bergairah bertarung melawan Higan. Lil mengandalkan 6 pedang dengan 3 pedang di setiap tangannya, sedangkan Higan hanya mengandalkan 2 pedang. Lil mencoba menebaskan keenam pedangnya secara bersamaan pada kepala Higan, tetapi Higan mampu menangkap kedua tangan Lil. Lalu, Higan menendangkan kedua kakinya ke perut Lil, sehingga tubuh Lil terpelanting sangat jauh dan menabrak beton.
Lil kemudian berpura-pura pingsan saat dihampiri Higan. Kemudian Higan bergerak cepat melompat ke udara untuk menghindari semburan api dari Lil. Dalam sekejap, Lil muncul di belakang Higan dan menyerang dengan 3 pedang di tangannya, namun Higan masih mampu menangkis serangan dadakan tersebut. Pertarungan antara Higan dan Lil berlangsung sengit dan seimbang. Keduanya mampu menangkis serangan masing-masing dengan cekatan, dan tidak ada yang berhasil mendaratkan serangan.
Berikutnya, Lil menembakkan puluhan peluru misil ke arah Higan. Berkat Gusoku Gear Kamui, Higan mampu lolos dari serangan misil yang meluncur sangat cepat dan terus mengikuti pergerakannya. Semakin kuat Higan membayangkan pergerakan di pikirannya, semakin cepat pula Gusoku Gear Kamui merealisasikan pergerakannya. Akhirnya, peluru misil tidak mampu menandingi kecepatan pergerakan Higan.
Setelah itu, Lil menyemburkan api besar ke arah Higan. Kemudian Higan menerobos api tersebut dan mendorong tubuh Lil sampai menabrak beberapa bangunan. Alhasil, Gusoku Gear Lil hancur lebur dan kedua pedang Higan tertancap di tubuh Lil. Lil tak berkutik. Lil takjub pada kehebatan Higan dan mengaku sangat puas telah bertarung melawan Shinobi sejati. Lalu, Lil menggigit tombol peledak di giginya dan memeluk Higan agar bisa mati bersama. Akan tetapi, Higan bergerak cepat untuk menghindari ledakkan besar. Bahkan, Higan menyelamatkan Lil karena tak ingin Lil mati dengan mudah.
2. Higan Kirim Paket Lil Geprek Ke Auza & Keputusan Master Yamaji
Rapat Auza Dihadiri oleh Big D, Dilly, Joseph dan Master Yamaji.
Dilly menunjukkan sebuah paket yang dikirim ke kantor pusat Auza pada pagi hari, berisikan kepala Lil yang sudah digeprek. Joseph mengaku ingin mendapatkan data operasional Higan, karena ia takjub pada kehebatan Higan yang terampil mengenakan Gusoku Gear pada percobaan pertama. Big D dan Dilly menyebut ide Joseph sangat konyol karena ingin memberi tawaran besar apabila Higan mau diajak bernegosiasi.
Lalu, Joseph bertanya apakah Yamaji akan membalas dendam atas kematian Lil. Yamaji menegaskan akan mempercepat operasi untuk menghabisi Higan. Joseph pun senang dengan keputusan Yamaji tersebut.
Master Yamaji mengadakan pertemuan dengan Zai. Yamaji menanyakan apakah Zai masih ingat pemandangan langit Jepang. Di sana, burung-burung beterbangan tanpa membutuhkan rumah, sebab yang ada di matanya hanyalah perbukitan nan jauh. Seolah paham dengan ucapan Yamaji, Zai berlutut dan memberi tahu Yamaji bahwa ia akan mengikuti ke manapun Yamaji pergi. Yamaji kemudian menghampiri Zai dan meletakkan tangannya di pundak Zai. Lalu, Yamaji memberitahu Zai bahwa dirinya takkan menghentikan Zai lagi. Yamaji telah memberi restu pada Zai untuk menghabisi Higan.
3. Obrolan Emma & Higan
Di dalam truk, Emma memberitahu Higan bahwa para petinggi yang mengenakan Gusoku Gear telah dianggap sebagai sosok terkuat di organisasi. Namun, Higan yang mengalahkan Lil telah berhasil menghancurkan citra para petinggi tersebut. Emma juga meminta Higan untuk tidak khawatir akan serangan balasan Organisasi. Emma mengetahui bahwa Organisasi tidak akan bertindak hingga mereka menemukan cara pasti untuk melenyapkan Higan.
Emma kemudian mengaku risih karena Higan terus-terusan menatapnya. Lalu, Emma menegaskan bahwa dirinya tidak mau berpacaran dengan pria yang sudah menikah. Namun, Emma mengetahui bahwa Higan sebenarnya sedang malu bertanya dan mempersilahkan Higan bertanya. Higan lalu menanyakan tentang hubungan Emma dengan Marry. Emma memberitahu Higan bahwa Marry adalah penyelamat hidupnya. Bahkan, Emma bisa hidup sampai sekarang adalah berkat Marry.
4. Marry Adalah Mentor Emma Sebagai Ninja
Suatu malam, Emma sedang menjalankan misi penyamaran. Dia memasuki kamar pria tua dan menghabisinya. Namun, Emma mendadak tak berkutik karena ditodong pisau di lehernya oleh sosok misterius di belakangnya. Sosok misterius itu mengingatkan Emma tentang nasehat bahwa sebagai Ninja, lengah sedikit saja berisiko kematian. Kemudian, dia melepaskan todongan pisau dari Emma. Emma membalikkan badannya dan mengetahui sosok misterius tersebut adalah Marry yang bertugas mengawasinya. Marry menyatakan bahwa Emma lolos dalam ujian Ninja dan menjadikannya sebagai partnernya.
Misi yang dijalankan Emma bersama Marry selalu berhasil. Mereka berhasil mencuri data server, mencuri dokumen rahasia, dan menghabisi target. Emma sangat kagum pada ketenangan Marry saat menjalankan misi. Oleh sebab itu, Emma menganggap Marry sebagai perwujudan Ninja Ideal. Emma juga mengetahui bahwa terdapat 3 Ninja unggulan, yaitu Higan, Marry, dan Zai. Salah satu dari mereka akan dipilih menjadi pimpinan Organisasi. Tetua mempercayakan impian organisasi tentang kebanggaan hidup sebagai Shinobi dan mendedikasikan hidup untuk melindungi Jepang kepada mereka bertiga.
Saking akrabnya, Emma dan Marry sering bertemu. Marry menceritakan kepada Emma bahwa dia tumbuh bersama Higan dan Zai. Mereka bertiga selalu berlatih bersama sejak kecil. Emma merasa insecure dan mengaku tidak akan mungkin bisa berteman dengan Zai dan Higan. Kemudian, Marry membocorkan sifat kekanakan Zai dan Higan, yang menenangkan Emma.
Emma juga pernah menemui Marry untuk menceritakan keresahannya sebagai Ninja kepada Marry. Dia mengaku takut menjalin hubungan dekat dengan seseorang, karena berpotensi menciptakan perasaan. Sedangkan kode etik melarang Ninja memiliki perasaan karena dianggap sebagai pembunuh Ninja saat terjadi peperangan. Saat itu, Marry tidak menanggapi curhatan Emma.
Sebagai mentor, Marry telah mengajarkan Jutsu rahasianya kepada Emma. Marry menusuk kelinci, dan saat ia melepaskan pisau, kelinci tersebut langsung berlarian. Marry memberitahu Emma bahwa dia mampu membuat seseorang tampak meninggal dengan membuatnya mati suri. Marry yakin akan tiba saatnya Emma menggunakan Jutsu rahasianya tersebut. Kembali ke masa kini, Emma memberitahu Higan bahwa kebersamaannya dengan Marry adalah momen paling bahagia dalam hidupnya.
5. Sejarah Wajah Emma
Marry menanyakan alasan mengapa Emma selalu mengenakan topeng. Emma memberitahu Marry bahwa saat masih kecil, wajahnya hancur akibat kecelakaan. Cacatnya begitu parah sehingga orang tuanya tak sanggup melihatnya dan memilih pergi meninggalkannya. Setelah itu, Organisasi mengadopsi Emma. Tetua menyatakan bahwa wajah Emma sudah bukan lagi wajah manusia yang terhormat, dan menginstruksikan Emma untuk menjadi seorang Ninja agar bisa berubah menjadi siapapun. Emma merasa terinspirasi oleh perkataan Tetua, dan akhirnya menyukai Teknik Penyamaran Ninja.
Marry kemudian meminta izin untuk melepas topeng Emma. Meskipun sedikit takut, Emma mengizinkannya. Marry mengomentari bahwa wajah asli Emma sangat cantik. Namun, Emma membantah pujian Marry, merasa bahwa wajahnya yang tampak melepuh sangat jelek. Marry kemudian meminta Emma, sebagai seorang Ninja, untuk bangga dengan wajahnya. Kembali ke masa kini, Emma memberitahu Higan bahwa pada saat itu, dia sungguh mempercayai pujian dari Marry. Bahkan, Emma merasa bahwa Marry tidak hanya menghargainya sebagai seorang Ninja, tetapi juga sebagai manusia.
6. Master Yamaji Meminta Organisasi Melatih Ninja Asing
Master Yamaji mengangkut rombongan pasukan Ninja asing menaiki beberapa pesawat dan mengunjungi Jepang. Yamaji bahkan meminta para Ninja organisasi untuk mengajarkan seni bela diri dan teknik berpedang Ninja kepada Ninja asing. Mamat dan Emma pun memantau latihan tersebut. Mamat bergumam di samping Emma bahwa seorang Ninja selalu menanamkan jiwanya pada sebuah pedang. Sementara itu, Ninja asing hanya menganggap pedang sebagai senjata pembunuh. Alhasil, Mamat merasa sedih mengapa Yamaji mau bekerja sama dengan Ninja asing tersebut.
Emma kemudian melapor kepada Yamaji bahwa pelatihan Ninja asing telah berjalan sesuai prosedur. Lalu, Yamaji bertanya kepada Emma tentang apa arti Ninja. Emma menjawab bahwa Ninja bertugas untuk melindungi kedamaian Jepang. Namun, Emma terdiam saat Yamaji kembali bertanya apakah jika Jepang menghilang, maka Ninja juga akan lenyap.
Berikutnya, Emma menemui Marry untuk mengungkapkan bahwa dia tidak menyukai perubahan drastis yang dialami organisasi semenjak kedatangan Master Yamaji beserta pasukan Ninja asing. Oleh karena itu, Emma berharap Marry mau menjadi pemimpin organisasi yang baru agar organisasi bisa kembali normal. Marry memberitahu Emma bahwa dia sudah tidak pantas berada di organisasi lagi karena telah melanggar kode etik ninja. Emma semakin terkejut saat mendengar pengakuan Marry yang telah menjalin cinta dengan Higan, bahkan Marry sedang mengandung bayi di perutnya.
7. Master Yamaji Kudeta Organisasi
Sementara itu, Tetua pimpinan organisasi diperlihatkan sedang terbaring di kasur karena menderita sakit. Kemudian, Tetua meninggal dan pemakaman saat tubuhnya dibakar dihadiri oleh seluruh anggota Ninja dan Master Yamaji. Usai kematian Tetua, Master Yamaji mengambil alih Organisasi dan mengumumkan bahwa organisasi akan melepaskan diri dari hukum Jepang. Sebab Master Yamaji akan memindahkan organisasi di bawah komando yang lebih besar. Bahkan, Master Yamaji mengancam akan mengasingkan dan melenyapkan para anggota yang tidak setuju dengan keputusannya tersebut.
Meskipun Mamat menentang keputusan tamak Yamaji, dia sempat melarang Jamal dan Atun menyerang Yamaji. Akibatnya, pergerakan Jamal dan Atun mendadak terhenti di udara karena terkena cekikkan Jutsu pengendali bayangan milik Yamaji. Kemudian, Yamaji menggunakan pedangnya untuk memenggal tubuh Jamal dan Atun dalam sekali tebas di waktu bersamaan. Beberapa Ninja organisasi hendak melakukan perlawanan, namun para Ninja asing berhasil menghentikan aksi mereka.
8. Ninja Pelarian & Pelindung Hologram Wajah
Mamat mengadakan pertemuan dengan beberapa Ninja. Mamat mengakui bahwa jika mereka semua bekerjasama akan ada kemungkinan bisa menghabisi Master Yamaji. Namun, Mamat melarang keinginan beberapa anggota tersebut, sebab Mamat menyakini setelah mengalahkan Yamaji mereka semua pasti akan tewas. Akibatnya, ideologi lama Ninja yang telah mereka anut dan diwariskan oleh leluhur selama berabad-abad akan musnah. Oleh sebab itu, Mamat menyarankan untuk meninggalkan organisasi dan menjadi Ninja Pelarian, serta mewariskan ideologi Ninja yang mereka anut ke generasi masa depan.
Berikutnya, Marry menemui Mamat untuk menunjukkan alat hologram pengubah wajah yang telah lama digunakannya. Marry memberitahu Mamat bahwa ia telah lama memakai alat pengubah wajah. Marry juga menjamin alat pemberiannya tersebut akan membantu Mamat beserta seluruh rekan yang hendak melarikan diri dari organisasi agar bisa kabur tanpa ketahuan. Mamat pun berterima kasih telah diberi alat hologram pengubah wajah dan mendoakan agar bayi yang dikandung Marry bisa lahir selamat.
9. Pertarungan Emma & Marry
Emma membuntuti Marry yang sedang berjalan sendirian di sebuah jalanan sunyi. Emma mengungkapkan tujuannya pada Marry, bahwa dia mendapat misi rahasia dari almarhum tetua pemimpin sebelumnya untuk menguji apakah salah satu kandidat calon pimpinan organisasi layak menjadi pemimpin. Jika tidak layak, maka Emma harus menghabisinya. Emma meminta maaf telah berbohong, namun ia terkejut saat Marry mengaku telah mengetahui misi Emma sejak pertama bertemu.
Emma juga memohon Marry untuk menggugurkan bayinya agar Marry bisa kembali hidup sebagai Shinobi. Namun, Marry bersiap menantang Emma bertarung. Emma dan Marry saling beradu pedang, hingga akhirnya Emma berhasil menggoreskan sedikit luka pada pipi Marry. Marry terkejut karena Emma selama ini telah menyembunyikan kemampuan berpedangnya yang hebat. Emma kemudian memberitahu Marry bahwa kebohongan dan tipuan adalah kemampuan yang wajib dikuasainya sebagai mata-mata.
Berikutnya, Emma dan Marry saling bersiap melancarkan serangan pedang pamungkas mereka. Alhasil, Pedang Marry terlempar dan pedang Emma bersiap menebas leher Marry. Namun, Emma mengakui bahwa Marry sebenarnya bisa menang jika tidak melakukan gerakan untuk melindungi bayinya. Emma memberitahu Marry bahwa dia sedang bingung dengan hidupnya. Dia ingin hidup sebagai Shinobi, tetapi organisasi telah berubah. Di sisi lain, dia merasa malu jika memilih hidup sebagai Ninja pelarian. Akhirnya, Emma memutuskan melakukan ritual harakiri, tetapi Marry berhasil menghentikan aksi Emma.
Setelah itu, Marry memberi jawaban yang dulu pernah ditanyakan Emma bahwa Ninja dituntut untuk tidak memiliki emosi. Namun, Marry mengungkapkan bahwa bayi yang sedang dikandungnya telah memberinya keluarga dan menjadi arti dalam hidupnya. Marry memberitahu Emma bahwa emosi tidak akan membunuh Ninja, justru akan memberi arti dalam kehidupan. Marry juga telah menganggap Emma adalah keluarganya dan meminta Emma tetap hidup. Emma pun menangis dan menuruti Marry. Emma juga telah menganggap Marry sebagai keluarganya. Bahkan, Emma mengaku sudah lupa dengan wajah orang tuanya, setiap kali mengingat, yang muncul selalu wajah Marry.
10. Emma Memutuskan Betugas Sebagai Mata-Mata
Sebelum Marry meninggalkan organisasi, dia bertanya apa yang akan dilakukan Emma. Emma memberitahu Marry bahwa dia akan menetap di organisasi untuk mengamati segala aktivitas yang dilakukan organisasi dari dalam di bawah kendali Auza. Emma akan memanfaatkan informasi tersebut untuk membantu para rekan yang telah menjadi ninja pelarian.
Setelah itu, Emma dan Marry masih saling berkomunikasi untuk memberi kabar tentang kehidupan mereka. Emma menceritakan bahwa dia telah diberi tugas oleh organisasi untuk menyusup menjadi agen FBI dan memiliki bos bernama Mike. Lalu, Marry menceritakan bahwa kesehariannya berumah tangga dalam mengurus bayi seperti bertempur, Marry menganggap mengurus anak lebih sulit dibandingkan tugas menjadi ninja. Bahkan, Marry juga menceritakan tentang Higan yang memiliki sifat tulus dan terbuka, tidak akan bimbang dalam situasi apapun, sehingga di masa lalu Higan bisa menjadi ninja terkuat dari yang lain.
Kembali ke masa kini, Higan dan Emma masih mengobrol. Emma memberitahu Higan bahwa Marry selalu bertarung untuk melindungi sesuatu dan menilai Marry sebagai ninja sejati. Oleh karena itu, selama di organisasi, Emma juga bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas penyelidikan tentang tujuan dari Master Yamaji. Higan bertanya pada Emma tentang tujuan Master Yamaji. Emma memberitahu Higan bahwa sekarang Master Yamaji sedang menyusun rencana besar.