7. Shin vs Pasukan Mafia
Shin mendatangi markas dan berlutut di kaki Junet, memohon agar Sakamoto dibiarkan tetap hidup. Permintaan itu membuat pasukan mafia tertawa mengejek Shin. Dalam keputusasaannya, Shin mengaku siap mati menggantikan Sakamoto sambil membidikkan pistol ke kepalanya sendiri.
Melihat kesungguhan Shin, Junet akhirnya mengaku akan membiarkan Sakamoto hidup, tetapi hanya jika Shin bersedia menggantikannya. Namun, Shin membatalkan niatnya dan justru membidikkan pistol ke arah Junet setelah membaca pikirannya yang berniat mengingkari janji tersebut.
Di dalam ruangan toserba, Sakamoto menyadap percakapan antara Shin dan Junet. Ia dengan tenang memencet tombol di alat kasir, yang kemudian mengubah dinding rak makanan menjadi dinding penuh dengan peralatan tempur. Dinding itu dipenuhi berbagai senjata, mulai dari senjata api, granat, pistol, hingga berbagai jenis senjata lainnya yang jumlahnya ratusan. Sakamoto mengambil beberapa senjata dan mulai mempersiapkan diri untuk bertempur.
Sementara itu, Shin berlari sambil dikejar oleh tiga mafia. Ia bersembunyi di balik tembok untuk mengganti magazine baru pada pistolnya. Setelah bersiap, ia berhasil menembak ketiga mafia tersebut hingga tewas.
Saat seorang mafia lain bersembunyi dan mencoba membidikkan senjata ke arah Shin, tiba-tiba Shin menghilang dari pandangannya. Dalam sekejap, Shin melompat dan muncul di belakang mafia tersebut, menyerang dengan kedua kakinya ke leher mafia itu hingga terkapar. Bahkan ketika seorang mafia lainnya mencoba membidikkan bazoka portabel ke arah Shin, ia berhasil menghindarinya dengan mudah, menunjukkan refleks dan keahliannya yang luar biasa.
8. Sakomoto vs Pasukan Mafia
Mendengar keluhan para mafia yang menyebut bahwa Shin seolah bisa memprediksi gerakan mereka, Junet memberi tahu anak buahnya bahwa Shin adalah seorang esper yang mampu membaca pikiran lawan dari jarak dekat. Akibatnya, para mafia mengubah strategi mereka dengan mengepung Shin sambil menjaga jarak.
Setelah berhasil menembak dua mafia hingga tewas, Shin bersembunyi untuk mengganti magazine pistolnya dengan yang baru, yang sekaligus merupakan magazine terakhirnya. Shin kemudian berhasil menembak dua mafia lainnya, tetapi salah satu peluru dari mereka mengenai pahanya, membuat Shin terjatuh.
Dalam kondisi terpojok, Shin dikepung oleh tiga mafia yang mengarahkan pistol ke arahnya. Namun, tepat saat itu, Sakamoto muncul dan menembakkan stun gun, melumpuhkan ketiga mafia dengan arus listriknya.
Junet, yang marah, memerintahkan pasukannya untuk menghabisi Sakamoto. Para mafia menyerbu dan mencoba mengeroyoknya. Namun, Sakamoto dengan tenang menunjukkan keahliannya: ia menangkap peluru yang ditembakkan ke arahnya menggunakan sumpit di tangannya, lalu melempar tubuh salah satu mafia hingga mengenai dua lainnya, membuat mereka terjatuh.
Sakamoto dengan cekatan menghindari tebasan pedang, lalu menendang mafia tersebut hingga terpelanting. Dengan gerakan tangan yang sangat cepat, ia menangkis peluru menggunakan dua pulpen di kedua tangannya, kemudian melemparkan kedua pulpen itu dengan akurasi sempurna, tepat mengenai dua mafia yang menembakinya, melumpuhkan mereka dalam sekejap.
Sakamoto melompat ke udara, menarik hook, lalu melilitkan kabelnya pada tubuh dua mafia, membuat mereka tergantung di mesin katrol. Ia bahkan merusak pistol salah seorang mafia dengan genggamannya, lalu meninju wajah mafia tersebut hingga giginya rontok. Junet dan dua mafia lainnya mencoba menembak Sakamoto secara bersamaan, tetapi dengan dua pisau di tangannya, Sakamoto berlari ke arah mereka sambil menghindari semua peluru.
Dalam satu gerakan luar biasa, Sakamoto menggunakan kedua pisaunya untuk menebas Junet dan dua mafia lainnya hingga mereka terjatuh pingsan. Shin, yang menyaksikan aksi Sakamoto, terpukau. Ia tidak menyangka Sakamoto mampu membantai pasukan mafia seorang diri dengan begitu mudah dan mengagumkan.