5. Pertarungan Shin vs Sakamoto
Keesokan harinya, Shin mendatangi toserba milik Sakamoto. Ia melihat Sakamoto berdiri di meja kasir sambil mengulum permen di mulutnya. Shin mencoba mengecoh Sakamoto dengan mengatakan bahwa ia akan meninggalkan kota dan hanya ingin memberikan salam perpisahan.
Namun, tiba-tiba Shin mengarahkan pistolnya dan menembak ke arah Sakamoto. Dengan sigap, Sakamoto meniupkan permen yang ada di mulutnya, berhasil membelokkan peluru yang ditembakkan oleh Shin.
Sebagai pengalihan, Sakamoto melemparkan es krim ke arah Shin, yang berhasil dihindari. Dalam sekejap, Sakamoto menghilang dari pandangan Shin. Ia mulai menggunakan keahlian bertarungnya sebagai seorang assassin, bersembunyi di antara rak camilan.
Dari tempat persembunyiannya, Sakamoto menggunakan karet gelang untuk menembakkan biji permen, memaksa Shin berlari dan melompat ke arah rak setelah mengetahui keberadaan Sakamoto. Sambil membidikkan pistol ke arah Sakamoto di depannya, Shin bersiap untuk menembak. Namun, sebelum ia sempat melepaskan tembakan, sebuah es krim melayang dan mengenai kepalanya, membuatnya terjatuh.
Ketika Shin mencoba bangkit, Sakamoto dengan gerakan cepat sudah berada di belakangnya. Saat Shin menoleh ke belakang, Sakamoto langsung melancarkan tendangan voli yang membuat Shin terpental dan pingsan.
6. Shin Mengerti Alasan Sakamoto Pensiun
Ketika Shin siuman, ia terbangun dalam kondisi rebahan di atas kasur dengan kepala yang dikompres. Ia disambut oleh Aoi dan Hana yang mengajaknya makan malam bersama Sakamoto di meja makan yang dipenuhi hidangan lezat.
Shin merasa heran karena masih diperlakukan dengan baik meskipun ia baru saja mencoba menghabisi Sakamoto. Ia sempat curiga bahwa makanan tersebut mengandung racun, tetapi ia merasa percaya diri karena tubuhnya sudah dilatih kebal terhadap racun.
Namun, saat mulai makan, Shin merasakan kenikmatan luar biasa dari cita rasa makanan yang disajikan. Ia begitu terharu hingga hampir meneteskan air mata. Aoi dan Hana tersenyum, mengatakan bahwa reaksinya mengingatkan mereka pada Sakamoto.
Shin pun tersadar bahwa selama ini ia tidak pernah merasakan momen indah seperti makan malam bersama keluarga dalam pekerjaannya sebagai pembunuh bayaran. Akhirnya, ia memahami bahwa Sakamoto hanya ingin melindungi kehidupan sehari-harinya sebagai kepala keluarga yang bahagia.
Di luar toserba, Shin berpamitan kepada Sakamoto dan mengucapkan terima kasih atas makan malam yang hangat. Sebelum pergi, Sakamoto menunjuk tulisan di depan pintu toserba yang berbunyi, “Terima kasih, datanglah lagi.” Shin melangkah pergi sambil tersenyum kecil, menyadari bahwa ia tidak akan pernah bisa menang melawan Sakamoto.