9. Raichi Jingo Sukses Kantongi Reo Mikage
Ketika Reo hendak melancarkan serangan balik cepat dengan mengirim bola ke Nagi, Raichi bergerak cepat dan berhasil menggagalkan langkah Reo. Frustrasi pun melanda Reo karena pergerakannya terhenti oleh ketatnya kawalan Raichi. Semakin lama, Reo semakin mati kutu karena tidak bisa meloloskan diri dari penjagaan Raichi. Dalam hatinya, Reo heran mengapa Raichi tidak terlihat kelelahan meski terus berlari mengikutinya.
Raichi mengakui bahwa Reo adalah pesepakbola hebat, tetapi ia sudah tahu cara menghentikannya. Raichi paham bahwa pola permainan Reo saat memegang bola adalah segera mengirim operan ke Nagi. Imamura pun memuji kinerja Raichi yang berhasil “mengantongi” Reo, terbukti dari kemampuannya menutup jalur operan ke Nagi dan membendung serangan berbahaya dari Tim V.
Igaguri dengan percaya diri mengejek Nagi, mengatakan bahwa Nagi sudah tidak menakutkan lagi karena hanya bisa berdiam diri tanpa instruksi dan operan dari Reo. Raichi juga menilai bahwa Reo bukan apa-apa tanpa Nagi. Namun, ketika frustrasi Reo mencapai puncaknya dan tersinggung oleh ucapan Raichi, ia akhirnya melakukan pelanggaran dengan menyikut leher Raichi, dan sebagai konsekuensinya, Reo harus menerima kartu kuning.
10. Chigiri Hyoma Cetak Gol Penyeimbang
Raichi mengirim operan ke Chigiri. Namun, Zantetsu merasa percaya diri bahwa dirinya lebih cepat dari Chigiri dan bisa menghentikannya. Chigiri sadar bahwa untuk mencetak gol, ia harus melewati Zantetsu. Ia mencoba berlari melawan pusat gravitasi Zantetsu, tetapi Zantetsu bereaksi secepat kilat untuk menghadangnya. Menyadari bahwa akselerasi Zantetsu lebih unggul, Chigiri menemukan solusi, ia mengoper bola jauh ke depan untuk dirinya sendiri dan menantang Zantetsu dalam adu lari.
Ego memberikan contoh tentang “Awakening” kepada Anri. Ia menjelaskan bahwa ketika seseorang menghadapi lawan yang lebih kuat, sebagai pihak yang lebih lemah, ia akan menyesuaikan kemampuannya untuk menciptakan formula baru demi meraih kemenangan.
Chigiri menunjukkan kecerdasannya dalam menghadapi Zantetsu, yang dikenal memiliki senjata akselerasi instan. Zantetsu dengan cepat mendahului Chigiri dalam upaya mengejar bola, tetapi Chigiri mampu mengimbanginya karena ia tahu bahwa Zantetsu hanya lebih cepat di awal. Jika berlari dalam jarak 10 meter, Chigiri mungkin akan kalah, namun dalam jarak 50 meter, Chigiri merasa percaya diri bahwa ia lebih cepat.
Dalam sebuah sprint panjang yang spektakuler, kaki Chigiri bergerak dengan kecepatan luar biasa, membuat Zantetsu tercecer dalam balapan lari yang terlihat seperti kilat. Sambil menendang bola, Chigiri dengan lincah melompati tekel dari bek Tim V. Akhirnya, Chigiri sukses mencetak goal ke gawang Tim V, sehingga Tim Z mampu menyamakan kedudukan menjadi 3-3 yang sangat dramatis.