7. Nagi Seishiro Keheranan Dengan Isagi Yoichi

Babak kedua dimulai, Isagi langsung mengoper bola ke Kunigami. Namun, para pemain Tim V sudah mewaspadai Kunigami agar ia tidak dapat melakukan tendangan jarak jauh. Akhirnya, Kunigami memutuskan untuk mengoper bola ke Bachira.

Tanpa membuang waktu, Bachira mengirim umpan panjang kepada Gagamaru yang berada di area penalti Tim V. Dalam momen dramatis, Gagamaru melakukan tendangan scorpion yang seharusnya berbuah gol, karena kiper Tim V tak mampu menjangkau bola. Namun, dengan luar biasa, Zantetsu turun membantu pertahanan dan berhasil menghalau tendangan tersebut dengan sundulan kepala.

Namun, bola rebound itu jatuh tepat di kaki Isagi. Meskipun berada 23 meter dari gawang dan sebenarnya memiliki tendangan jarak jauh yang cukup bagus, Isagi gagal melepaskan tembakan karena dua bek tengah Tim V berhasil merebut bola. Isagi pun menyalahkan dirinya sendiri karena gagal memanfaatkan peluang, merasa bahwa ia tidak memiliki bakat untuk menggiring bola melewati pemain lawan, serta merasa tubuhnya kurang kekar untuk mempertahankan bola.

Berikutnya, Nagi merasa bingung mengapa Isagi bisa gagal menendang bola. Nagi merasa terheran-heran dengan keputusan Isagi yang terlalu lama dalam mengambil tindakan saat mendapat peluang untuk menendang bola, dianggapnya sangat tidak efisien.

Nagi juga bingung mengapa Isagi tetap gigih bertahan di lapangan, entah karena ketidaksadaran diri atau mungkin karena kebodohan. Bahkan, Nagi berani mengatakan bahwa jika ia memiliki kemampuan sebanding dengan Isagi dan pemain Tim Z lainnya, ia lebih memilih untuk mengakhiri karir sepak bolanya.

Rasa ingin tahu Nagi semakin memuncak, ia ingin tahu apa yang mendorong Isagi terus bergerak maju dan melanjutkan pertandingan. Ucapan-ucapan tersebut membuat Isagi merasa kesal terhadap Nagi, dan dengan amarah, Isagi mengumpat, “Diamlah, kau jenius!”

8. Definisi Awakening

Anri memuji intensitas pertandingan antara Tim Z dan Tim V yang berjalan sesuai prediksi Ego. Namun, Ego mengejek Anri karena mengira bahwa “awakening” seperti seseorang yang berubah menjadi Super Saiyan. Ego menjelaskan bahwa “awakening” sebenarnya adalah seperti potongan puzzle yang terbentuk dari akumulasi pikiran dan pengalaman. Setelah mencoba berkali-kali dan terus memaksakan diri melampaui batas demi kemenangan, potongan-potongan puzzle tersebut akhirnya menyatu, melahirkan ego sejati. Awakening adalah momen ketika seseorang mulai memahami dirinya sendiri.

Sambil berlari, Isagi teringat komentar Nagi yang mengatakan dirinya tidak efisien karena terlalu lama mengambil keputusan untuk menendang bola. Ia pun menyadari bahwa Nagi benar, ketika kesempatan menendang datang, ia justru terlalu banyak berpikir, memberi lawan waktu untuk merebut bola. Isagi paham bahwa dengan memanfaatkan senjata “spatial awareness,” ia bisa menemukan posisi yang tepat untuk menendang. Namun, karena ragu dan tidak segera bertindak, kesempatan itu terbuang sia-sia.