7. Permainan Menyebalkan Tim Y
Raichi memarahi Naruhaya karena membiarkan Okawa berlari bebas, namun Naruhaya membela diri dengan mengatakan bahwa dia butuh bantuan untuk menghentikan Okawa dan tidak bisa mengawalnya sendiri. Kuon mencoba menenangkan suasana dengan mengingatkan bahwa mereka baru kebobolan satu gol.
Pertandingan terus berjalan. Naruhaya mengirim umpan silang ke arah Kuon yang berada di area pertahanan Tim Y. Dengan senjata melompatnya yang bagus, Kuon berhasil menyundul bola ke arah Kunigami. Namun, Kunigami terlalu lambat dalam mengambil keputusan untuk menggerakkan bola, sehingga Niko berhasil merebutnya.
Setelah itu, Niko dan pemain Tim Y terus mengoper bola di area pertahanan mereka untuk mengulur waktu selama 10 menit terakhir, memanfaatkan keunggulan 1-0. Akibatnya, Tim Z kesulitan merebut bola hingga babak pertama berakhir.
8. Ruang Ganti Tim Z
Di ruang ganti, Raichi kesal karena Tim Z gagal merebut bola dari Tim Y, padahal 10 menit terakhir adalah gilirannya menjadi striker. Naruhaya menegaskan bahwa fokus bertahan dan tidak merotasi senjata di akhir babak pertama adalah keputusan yang tepat, karena jika Tim Y mencetak gol lagi, maka Tim Z akan tamat. Igaguri meminta Naruhaya dan Raichi untuk berhenti bertengkar, mengingat bahkan pemain profesional pun kesulitan membongkar pertahanan “parkir bus.”
Chigiri menambahkan bahwa daripada menggunakan senjata yang tidak efektif, lebih baik Tim Z mengandalkan pemain seperti Bachira dan Kunigami yang sudah terbukti menyulitkan Tim Y. Raichi kesal dengan komentar Chigiri dan hendak menghampirinya, namun Kuon segera menenangkan.
Kuon meyakini bahwa mengubah strategi terlalu berisiko dan tetap percaya pada strategi “giliranku menjadi striker.” Ia yakin Tim Y akan kewalahan jika Tim Z terus merotasi senjata mereka dan meminta timnya untuk tidak takut pada serangan balik Okawa.
9. Firasat Isagi Yoichi
Tim Y memulai babak kedua dengan terus melakukan operan di area pertahanan mereka untuk mengulur waktu, memanfaatkan keunggulan 1-0. Akibatnya, Tim Z kesulitan merebut bola. Imamura, yang mendapat giliran sebagai striker, merasa frustrasi karena tidak bisa menunjukkan kemampuannya saat Tim Z kesulitan menguasai bola.
Imamura membandingkan kesulitan merebut bola dari Tim Y dengan percintaan terhadap gadis tipe cuek, terlihat susah ditaklukkan, tapi sekali jatuh hati akan tergila-gila. Akibat terlalu asyik melamun, pressing Imamura menjadi tidak maksimal. Namun, berkat pressing awal dari Imamura, Gagamaru berhasil merebut bola dari Tim Y tersebut.
Gagamaru kemudian mengirim umpan ke Isagi. Setalah itu, Isagi melancarkan umpan silang ke area kotak penalti Tim Y. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan menjadi striker, Gagamaru dengan kelincahannya berhasil menyundul bola dari umpan Isagi, namun kiper Tim Y berhasil menepis bola keluar lapangan, menghasilkan corner kick untuk Tim Z.
Tim Z mendapat kesempatan untuk melakukan tendangan sudut (corner kick). Semua pemain Tim Z berkumpul di dalam kotak penalti Tim Y agar dapat mencetak gol. Beruntung, firasat Isagi Yoichi terbukti tepat, yaitu bahwa penjaga gawang Tim Y akan menepis tendangan sudut dan mengarahkannya ke Niko yang akan mengumpan bola ke Okawa untuk serangan balik.
Dengan demikian, Isagi berhasil merebut bola yang mengarah ke Niko, dan Isagi berupaya melakukan tendangan jarak jauh ke gawang Tim Y. Meskipun tendangan Isagi sempat diblokir oleh Niko, bola tetap meluncur ke arah gawang. Gagamaru memanfaatkan peluang itu dan berhasil mencetak gol ke gawang Tim Y. Akhirnya, Tim Z berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 dengan Tim Y.
10. Penilaian Niko Ikki ke Isagi Yoichi
Setelah itu, Niko memuji kecerdasan Isagi yang berhasil membaca strateginya dalam mengatur serangan balik. Tanpa kepekaan luar biasa Isagi, Niko yakin Tim Z sudah ditelan kekalahan dengan mudah oleh Tim Y.
Namun, Isagi dengan tegas berkata, “Aku takkan membiarkanmu bergerak bebas lagi dan Tim Z akan memenangkan pertandingan ini.” Niko membalas dengan nada penuh keyakinan, “Kau mungkin memiliki penglihatan yang sama denganku, tapi jangan bermimpi bisa mengalahkanku. Karena akulah yang akan menguasai seluruh lapangan ini.”