1. Seleksi Pertama Blue Lock Dimulai

Ego memulai seleksi pertama Blue Lock yang melibatkan 55 peserta di Gedung 5, terdiri dari 5 tim. Aturannya, setiap grup berisi 5 tim yang akan bertanding satu sama lain, namun hanya tim yang finis di posisi 1 dan 2 di klasemen yang akan lolos ke seleksi kedua Blue Lock.

Untuk menentukan posisi klasemen di suatu grup, digunakan sistem penghitungan poin berdasarkan hasil pertandingan. Setiap kemenangan akan memberikan (3 poin), hasil imbang akan memberikan (1 poin), dan kekalahan tidak mendapatkan poin sama sekali (0 poin).

Akibatnya, tiga tim harus rela gugur karena mereka tidak mampu mencapai posisi 1 dan 2 di klasemen. Peserta yang tereliminasi dari Blue Lock tidak akan pernah mendapat kesempatan bermain untuk Timnas Jepang selamanya. Akan tetapi, ada satu peraturan yang sungguh menakjubkan, yaitu pemain yang menjadi top skor dari tiga tim yang gagal tersebut tetap berhak lolos ke seleksi kedua Blue Lock.

Jika terdapat dua kandidat top skor dengan jumlah gol yang sama dalam satu tim, Blue Lock akan mempertimbangkan Fair Play Point, memilih pemain yang tidak menerima kartu kuning atau merah untuk lolos ke tahap dua.

Mencetak gol sendiri atau memenangkan tim? Menurut Ego, takdir seorang striker akan diuji dalam seleksi pertama ini. Ego menyebutnya sebagai pertarungan untuk membentuk sepak bola dari nol.

2. Persiapan Tim Z vs Tim X

Sebanyak 11 peserta Tim Z kebingungan menentukan posisi bermain mereka, karena semua peserta di Blue Lock adalah striker. Akhirnya, Tim Z menggunakan permainan suit untuk menentukan posisi bermain. Hasilnya, Isagi terpilih untuk bermain sebagai striker.

Koun menjadi juru strategi Tim Z dalam menghadapi Tim X, dengan strategi yang mengandalkan Isagi sebagai striker. Igaguri meragukan kemampuan Isagi karena peringkatnya yang rendah, namun Kunigami meminta Igaguri untuk berhenti mengeluh.

Meskipun semua pemain Tim Z sebenarnya tidak suka bermain di posisi selain striker, mereka terpaksa menerimanya karena kalah dalam suit. Prinsip Tim Z adalah, di posisi apa pun mereka bermain, yang terpenting adalah kemenangan.

Sebelum pertandingan Tim X dan Tim Z dimulai, Anri memberitahu kedua tim bahwa semua pelanggaran akan ditentukan oleh VAR, dan waktu pertandingan hanya berlangsung selama 45 menit.

3. Pertandingan Tim Z vs Tim X

Ketika pertandingan antara Tim X dan Tim Z dimulai, Bachira mengoper bola kepada Isagi, dan Isagi berlari membawanya. Namun, langkah Isagi terhenti ketika dihadang oleh tiga pemain Tim X. Raichi kemudian merebut bola dari Isagi, mengaku ingin mencetak gol dan tidak peduli pada tim.

Tak lama setelah itu, Kunigami merebut bola dari Raichi, karena ia juga ingin bermain egois. Saat Kunigami dan Raichi saling berebut bola, pemain Tim X berhasil merebutnya dari Tim Z. Namun, pemain Tim X juga saling berebut bola di antara mereka sendiri.

Para pemain dari kedua tim bertarung dengan gairah yang menggebu, mereka saling merebut bola, baik dari lawan maupun rekan setim, dengan satu tujuan yang menggelora di hati, yaitu mengamankan tiket seleksi kedua Blue Lock sebagai top skor.

Tidak ada kerjasama tim yang terlihat, tetapi setiap pemain menjadi begitu egois dan ingin mencetak gol sendirian. Seolah-olah tujuan permainan ini adalah meraih kemenangan gemilang secara individu, bukan menjadi juara sebagai tim yang solid.

Barou, pemain Tim X, tampil gemilang dalam pertandingan sepakbola saat ia dengan brilian merebut bola yang diperebutkan di tengah kerumunan pemain dari Tim X dan Tim Z. Dengan kemampuan individunya yang luar biasa, Barou menggunakan teknik heel flick untuk melewati hadangan Isagi.

Barou kemudian melakukan nutmeg untuk melewati dua pemain belakang Tim Z sekaligus. Hasilnya, King Barou berhasil mencetak gol yang menakjubkan ke gawang Tim Z, membawa skor menjadi 1:0 untuk memastikan keunggulan Tim X atas Tim Z.

Barou juga memberi tahu Tim Z tentang filosofi hidupnya. Baginya, bola bukanlah teman, melainkan budak berbentuk bulat yang membuatnya bersinar. Di lapangan, Barou menganggap dirinya sebagai raja.

4. Konflik Tim Z

Tim Z mengalami konflik saat Igaguri menyalahkan Lemon karena dianggap tidak becus sebagai kiper. Koun mencoba mendamaikan suasana dengan mengingatkan mereka bahwa baru satu gol yang kebobolan. Isagi mengajak Tim Z untuk bermain sesuai posisi yang telah ditetapkan, namun Raichi tidak setuju dan menyuruh Isagi menjadi bek alih-alih striker. Beberapa pemain Tim Z berebut agar seluruh tim melayani mereka dalam memberikan operan.

Anri menghentikan keributan dan menyuruh Tim Z segera melanjutkan permainan. Isagi mengoper bola ke Bachira, namun Igaguri malah merebut bola yang seharusnya untuk Bachira. Igaguri membawa bola sendirian untuk membobol gawang Tim X, tetapi pemain Tim X dengan mudah merebut bola dari Igaguri. Koun kemudian menegur Naruhaya dan Raichi karena meninggalkan pertahanan untuk ikut menyerang, namun mereka mengabaikan ucapannya.

Tim X memanfaatkan ketidakkompakan Tim Z. Pemain Tim X lebih memilih memenangkan pertandingan sebagai tim dengan mengoper ke Barou. 6 pemain Tim Z mencoba menghentikan Barou dengan mengepungnya, namun Barou memberikan umpan backheel kepada Hamdan yang berada di belakangnya. Hamdan mengoper kepada Udin yang berlari bebas, dan Udin sukses mencetak gol ke gawang Tim Z, membawa skor menjadi 2-0 untuk memastikan keunggulan Tim X atas Tim Z.

Ketika, para pemain Tim Z masih berjuang sendiri-sendiri dalam upaya merebut bola dan meraih gelar top skor. Sementara Tim X dengan ajaib bertransformasi menjadi tim yang saling bekerjasama secara harmonis. Para pemain Tim X dengan sukarela menjadi pelayan bagi sang raja mereka, tak lain adalah sang mulia King Barou. Hasilnya, Tim X mengungguli Tim Z dengan skor yang telak, 5:0.

5. Kerjasama Apik Isagi Yoichi & Bachira Meguru Sukses Buat Kunigami Cetak Gol

Di saat-saat genting menjelang pertandingan berakhir, Bachira dan Isagi bekerja sama untuk mencetak gol satu-satunya bagi Tim Z. Sebab Bachira yakin keunggulan 5:0 akan membuat pertahanan Tim X lebih longgar. Meskipun Bachira dijaga ketat oleh tiga pemain dari Tim X di tengah lapangan, namun Bachira berhasil mengirim operan jauh dan mendarat dengan tepat dikaki Isagi yang sedang berada diluar kotak penalty Tim X.

Namun, saat Isagi siap menembak bola menghadapi kiper Tim X, Barou tiba-tiba seperti setan muncul di depannya, dan menghadangnya dengan tantangan yang menakutkan. Akibatnya, Isagi terpaksa mengurungkan niatnya untuk melakukan tendangan. Di saat yang sama, Kunigami yang dikawal oleh pemain Tim X meminta operan dari Isagi, sementara Raichi yang berlari bebas di sekitar Isagi juga meminta dengan semangat operan yang sama.

Meskipun Isagi sempat tergoda untuk menaklukkan Barou yang berdiri kokoh di hadapannya dan bermaksud untuk mencetak gol sendiri, namun Isagi merasakan firasat bahwa gol yang spektakuler akan terlahir dari kaki Kunigami. Dengan kepekaannya, Isagi melakukan operan kepada Kunigami.

Para pemain Tim X meragukan kemampuan Kunigami untuk mencetak gol dari luar kotak penalty, tetapi tak disangka, tendangan jarak jauh adalah keahlian yang dimiliki oleh Kunigami. Dengan aksi gemilang, Kunigami sukses menjebol gawang Tim X. Akhirnya, pertandingan antara Tim X dan Tim Z berakhir dengan skor akhir yang memukau, 5:1, menjadikan Tim X sebagai pemenang yang kokoh.

6. Raichi Memaki Isagi Yoichi

Setelah itu, Raichi marah dan menarik kerah baju Isagi karena Isagi memilih untuk mengoper ke Kunigami. Menurut Raichi, posisinya lebih dekat dan lebih baik dari Kunigami yang sedang dikawal oleh bek tengah lawan.

Isagi mengakui dengan jujur bahwa ia bingung dengan keputusannya sendiri, tubuhnya seakan-akan bergerak secara otomatis untuk mengoper kepada Kunigami, padahal sebenarnya ia ingin menendang bola sendiri. Kemarahan Raichi pada Isagi semakin meluap, karena Raichi merasa heran dengan jawaban “bodoh” Isagi yang mengaku ingin menendang tetapi justru mengoper.

Koun mencoba melerai pertengkaran antara Raichi dan Isagi. Raichi marah pada Koun dan mengingatkan bahwa dalam aturan Blue Lock, hanya top skorer yang akan bertahan hingga akhir. Ia kesal karena Isagi memilih untuk mengoper bola saat memiliki kesempatan mencetak gol. Raichi kemudian mempertanyakan tujuan Isagi datang ke Blue Lock.

7. Penilaian Barou Bangkitkan Trauma Isagi Yoichi

Barou menghampiri Isagi. Barou mengungkapkan bahwa ketakutan yang melanda Isagi saat berhadapan dengan ancaman musuh yang menghalangi jalannya menuju gawang telah menghancurkan kehormatan Isagi sebagai seorang striker.

Dengan penuh keyakinan, Barou menarik kesimpulan tegas bahwa Isagi tidak memiliki potensi yang dibutuhkan untuk menjadi seorang striker sejati.

Hasilnya, Isagi terhempas dalam keadaan syok ketika Barou melontarkan kata-kata yang menusuk hatinya. Isagi merenungkan tindakannya yang sebenarnya bermaksud mencetak gol, namun malah memilih untuk mengoper. Perasaan sesal seakan menghantui pikirannya, membuat Isagi merasa gagal sebagai seorang striker.

8. Krisis Tim Z

Di ruang ganti, Koun mengingatkan Tim Z bahwa mereka sudah mengalami satu kekalahan. Koun menjelaskan bahwa jika setiap tim menang 2 kali dan kalah 2 kali, maka semua tim di Gedung 5 akan memiliki 6 poin.

Agar Tim Z bisa lolos, mereka harus berusaha mendapatkan 7 poin. Koun juga menegaskan bahwa jika mereka kalah lagi di pertandingan berikutnya, kemungkinan besar Tim Z akan tersingkir dari Blue Lock.

9. Penjelasan Sepakbola dari Nol

Isagi kemudian menjelaskan maksud dari istilah “sepakbola dari nol” yang diucapkan oleh Ego Jinpachi. Dalam sepak bola, bermain secara individual disebut “nol,” sedangkan permainan gemilang seorang striker yang mencetak gol mengubah “nol” menjadi “satu.”

Striker ini menciptakan strategi tim yang berpusat padanya, membuka jalur kemenangan, dan memungkinkan tim berkembang sebagai satu kesatuan. Tim tersebut kemudian dapat merevolusi striker menjadi 10, bahkan 100.

Isagi menduga bahwa tujuan Ego membuat aturan di mana hanya top skorer yang bisa bertahan hingga akhir adalah untuk mendorong para peserta bermain egois, tanpa memedulikan posisi atau taktik. Akibatnya, peserta hanya fokus mencetak gol secara individu tanpa memperhatikan tim. Namun, hanya dengan mengatasi egoisme, barulah tim sejati bisa terbentuk. Pesan yang ingin disampaikan Ego adalah bahwa sepak bola dan tim terlahir dari seorang striker yang hebat.

10. Ego Jinpachi Ajarkan Konsep Senjata

Ego muncul di layar televisi untuk menyapa Tim Z, lalu memuji pemikiran Isagi tentang konsep “sepakbola dari nol.” Setelah itu, Ego mengumumkan bahwa Tim V telah mengalahkan Tim Y dengan skor 8-0. Mendengar itu, semua pemain Tim Z terkejut dan takjub dengan kehebatan Tim V.

Ego meminta Tim Z menyadari bahwa dalam sepak bola, mencetak gol bertujuan menghancurkan struktur tim lawan. Artinya, seorang striker menjadi tombak penghancur, dan mencetak gol adalah revolusi di lapangan yang meruntuhkan formasi lawan.

Ego juga mengingatkan agar Tim Z tidak terjebak pada peran posisi saat bermain. Untuk mengubah “nol” menjadi “satu,” pemain harus bisa mengandalkan senjata terbaik yang mereka kuasai, seperti dribel, sundulan, tendangan bebas, teknik, atau kecepatan. Senjata apa yang akan mereka gunakan untuk menghancurkan formasi lawan? Ego menuntut Tim Z untuk berpikir tentang kelebihan yang dimiliki oleh tubuh mereka, karena senjata yang bisa memicu revolusi adalah mencetak gol.