4. Bachira Meguru Hilangkan Monster dari Hidupnya Selamanya

Ketika Isagi dari Tim White menantang Rin dari Tim Red untuk bertanding sepak bola sekali lagi, sebab Isagi berhasrat mengalahkan Rin dan merebut Bachira yang telah direnggut oleh Rin setelah Isagi dikalahkan olehnya sebelumnya. Saat pertandingan sedang berlangsung, Bachira merasa terpukau oleh kehebatan pertarungan dua monster yang saling menghancurkan. Rin dan Isagi menampilkan kemampuan luar biasa dalam membaca pergerakan satu sama lain, dan mereka saling berkompetisi dengan level yang sangat tinggi.

Meskipun Bachira telah mewujudkan impian bermain sepak bola yang selalu diidamkan dan bertemu dengan monster idamannya yang memiliki kemampuan hebat seperti Isagi dan Rin, namun Bachira masih merasa bahwa kehadirannya dalam dunia Rin dan Isagi tidaklah begitu berarti. Seolah Bachira hanya menjadi bayangan yang lewat begitu saja, tanpa meninggalkan jejak yang berbekas.

Bachira menilai bahwa Rin dan Isagi merasakan kebahagiaan saat bermain sepak bola dengan mencetak gol yang memenuhi ambisi ego pribadi mereka. Sementara itu, Bachira menemukan kebahagiaan dalam memberikan umpan dan mendukung monster untuk mencetak gol. Namun, akhirnya Bachira menyadari bahwa terus-menerus bermain hanya untuk mencari monster dan teman yang dapat memainkan sepak bola sesuai keinginannya tidak akan membuat dirinya sejajar dengan Rin dan Isagi.

Setelah merenungkan tujuan sejati di balik hasratnya dalam bermain sepak bola, Bachira sampai pada pemahaman bahwa bakat sejatinya terletak dalam seni freestyle football. Bachira kembali mengenang kebahagiaan yang tak terlupakan saat bermain sepak bola di masa kanak-kanak, bahkan ketika bermain sendirian. Sekarang, meskipun tanpa kehadiran teman, Bachira tak lagi merasakan ketakutan untuk berjuang seorang diri.

Walaupun rekannya di Tim Red memohon untuk diberikan umpan karena sedang berada dalam posisi yang menguntungkan, Bachira dengan tegas mengabaikan permohonan itu. Ia melihat sosok monster yang melekat pada rekannya, namun Bachira tidak ingin bergantung pada orang lain atau terikat oleh monster tersebut. Bachira memutuskan untuk mengabaikan operan dan tetap fokus pada tujuan utamanya: mencetak gol yang menjadi miliknya sendiri. Dengan tekun dan tanpa bantuan siapapun, Bachira terus mendribel bola dengan penuh semangat.

Meskipun Bachira sempat menghadapi kesulitan untuk melepaskan diri dari belenggu pada pencarian monster dan memberi umpan kepada monster saat bermain sepak bola, Bachira akhirnya berhasil mengusir sosok monster tersebut dari kehidupannya, menghapusnya selamanya seakan menghilang seperti kabut yang terbawa angin.

Hasilnya, dengan bakat freestyle football yang dimilikinya, Bachira berhasil menggemparkan pemain Tim White dengan melancarkan tiga kali skill Nutmeg yang spektakuler kepada Isagi, Chigiri, dan Barou. Bachira telah bertransformasi menjadi pemain bola yang sangat mahir dalam mendribel, mampu melewati dengan mudah banyak pemain dari Tim White. Bahkan, Bachira mampu mengesankan semua orang dengan menggunakan skill Rainbow Flick untuk melepaskan diri dari kepungan tak terelakkan oleh tiga pemain Tim White, yaitu Barou, Chigiri, dan Nagi.

Meskipun telah berhasil melenyapkan keberadaan teman khayalannya yang disebut monster untuk selamanya, Bachira tak lupa mengucapkan terima kasih kepada makhluk itu yang selalu menjadi sahabat setianya dalam bermain sepakbola. Kini, dari kedalaman hatinya, Bachira siap memasuki medan pertempuran untuk dirinya sendiri, tanpa bergantung pada monster atau teman. Bachira telah menemukan kepuasan sejati dalam permainan sepakbola, tak lagi memerlukan kehadiran Isagi atau Rin sebagai alasan.