3. Kakashi Dikenal Suka Datang Terlambat Oleh Rekan-Rekannya

Kebiasaan Kakashi yang sering datang terlambat kerap membuat repot banyak orang, termasuk rekan-rekannya. Salah satu contohnya adalah saat Ujian Chūnin. Genma, pengawas pertandingan, terpaksa beberapa kali mengumumkan penundaan pertandingan antara Sasuke dan Gaara karena Kakashi belum juga tiba membawa muridnya. Penonton yang menunggu menjadi marah, sementara Sasuke hampir didiskualifikasi.

Namun, tepat sebelum diskualifikasi, Kakashi muncul dengan membawa Sasuke. Genma akhirnya memaklumi keterlambatan itu, karena menyadari bahwa Sasuke adalah murid Kakashi, dan menilai bahwa kebiasaan datang terlambat tersebut mungkin telah ditularkan Kakashi pada Sasuke.

Kebiasaan ini juga terlihat saat upacara pemakaman Sandaime Hiruzen. Di tengah acara yang sudah berlangsung, Yugao secara kebetulan menemukan Kakashi berada di monumen pahlawan, memandangi nama Obito yang terukir di sana.

Sebagai mantan bawahan Kakashi di Anbu, Yugao memahami bahwa Kakashi sebenarnya sedang mengulur waktu sebelum menghadiri upacara pemakaman. Ia pun menasihati Kakashi bahwa lebih baik datang lebih awal daripada terus-menerus mencari alasan keterlambatan.

Hampir semua rekan Kakashi sudah hafal dengan kebiasaannya yang sering datang terlambat. Ironisnya, kebiasaan ini tampaknya ditiru Kakashi dari Obito, meskipun saat kecil Kakashi adalah sosok yang sangat tepat waktu.

Ketika masih bocah, Kakashi sangat tidak suka dengan perilaku Obito yang selalu datang terlambat. Salah satu momen ikonik adalah saat pemotretan Tim Minato. Obito datang terlambat, membuat tukang foto kehilangan kesabaran, sementara Minato dan Rin terus berusaha mengulur waktu agar tukang foto mau menunggu. Kakashi, yang juga harus menahan rasa kesal, sangat memahami frustrasi yang dirasakan oleh tukang foto.

Ketika Obito akhirnya tiba dengan senyum lebar di wajahnya, tukang foto dan Kakashi hanya bisa merasa jengkel melihat tingkahnya. Sementara itu, Minato tampak kebingungan dan tak habis pikir dengan kebiasaan Obito yang selalu terlambat, seolah keterlambatan itu sudah menjadi sifat yang tak bisa diubah.

Ketika Tim Minato pertama kali dibentuk, Kakashi marah besar kepada Obito yang datang terlambat saat perkenalan, meskipun Minato dan Rin tidak mempermasalahkannya. Kakashi yang muda dan sangat disiplin saat itu langsung menceramahi Obito, menekankan pentingnya menaati peraturan sebagai seorang Shinobi.

Namun, ironi terjadi bertahun-tahun kemudian, ketika Kakashi yang sudah menjadi Jonin pembimbing justru datang terlambat saat pembentukan Tim 7. Kakashi sengaja mengulur waktu dengan mengunjungi monumen pahlawan yang memuat nama Obito, yang kini menjadi bagian dari ritual pribadinya. Akibatnya, Kakashi terlambat menjemput Sakura, Sasuke, dan Naruto di Akademi.

Kebiasaan terlambat Obito juga kembali terlihat dalam salah satu pertemuan Tim Minato, di mana Obito beralasan dirinya tersesat di jalan. Kakashi, yang waktu itu masih sangat taat aturan, memarahi Obito dan menilai tindakan ceroboh seperti itu berpotensi membahayakan keselamatan rekan-rekan tim jika terjadi dalam misi. Ironisnya, Kakashi sendiri sering datang terlambat ke pertemuan Tim 7. Bedanya, ia beralasan bahwa dirinya “tersesat di jalan kehidupan,” sebuah jawaban yang menjadi ciri khasnya.

Kebiasaan terlambat ini tampaknya menjadi bentuk simbolis bagi Kakashi untuk mengekspresikan dirinya sebagai pembangkang yang tidak lagi tunduk secara mutlak pada aturan. Setelah bertahun-tahun mematuhi peraturan dengan kaku, ia kini menjadikannya sebagai bentuk perlawanan terhadap dirinya sendiri di masa lalu. Bagi Kakashi, keterlambatan ini adalah semacam hukuman atas masa mudanya, ketika ia terlalu mengutamakan aturan di atas segalanya.

Kakashi pernah mengungkapkan penyesalannya yang mendalam atas tragedi yang menimpa Obito. Ketika Obito tertindih batu besar dan dalam kondisi sekarat, Kakashi menyadari bahwa ketaatannya yang berlebihan pada aturan telah menjadi kesalahan fatal. Ia menyesal karena tidak mendengarkan permintaan Obito untuk menyelamatkan Rin lebih awal. Akibat dari keputusannya itu, Kakashi harus menyaksikan temannya tewas tragis, terkubur di bawah reruntuhan bebatuan.

Penyesalan itu terus menghantuinya, menjadi pelajaran yang akhirnya mengubah Kakashi dari “si paling taat aturan” menjadi seseorang yang lebih menghargai hubungan dengan orang lain di atas sekadar peraturan.