Kakashi adalah putra Hatake Sakumo, seorang Shinobi jenius yang dikenal dengan julukan “Taring Putih Konoha.” Kakashi sangat mengidolakan ayahnya. Tak hanya Kakashi, warga Desa Konoha juga sangat menghormati Sakumo yang dianggap lebih hebat daripada Tiga Sannin Legendaris Konoha.
Namun, nasib tragis menimpa Sakumo. Saat memimpin sebuah tim dalam misi rahasia untuk menyusup ke wilayah musuh, Sakumo dihadapkan pada dilema besar: menyelesaikan misi demi kepentingan Desa Konoha atau menyelamatkan nyawa rekan-rekannya yang terancam. Sesuai aturan Shinobi, kegagalan menjalankan misi adalah pelanggaran berat. Namun, Sakumo memutuskan untuk menggagalkan misi demi menyelamatkan rekan-rekannya.
Keputusan Sakumo membawa konsekuensi besar. Desa Konoha dan Negara Api mengalami kerugian yang signifikan. Warga desa, termasuk rekan-rekan yang diselamatkan oleh Sakumo, justru menghina dan mencemoohnya. Tekanan sosial ini membuat Sakumo mengalami depresi mendalam, hingga ia akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
Sejak saat itu, Kakashi yang sebelumnya sangat mengidolakan ayahnya berubah drastis. Ia tidak lagi merasa bangga pada sosok ayahnya dan bersumpah untuk selalu mematuhi setiap aturan Shinobi. Kematian ayahnya menjadi awal dari perubahan prinsip Kakashi yang kelak dikenal sebagai Shinobi yang sangat patuh terhadap aturan. Alhasil, Kakashi sangat membenci ayahnya dan tidak mengidolakannya.
Namun, perjalanan hidup Kakashi tidak berhenti di situ. Perubahan besar dalam pandangan hidupnya membuat ia bertransformasi dari sosok paling taat aturan menjadi seseorang yang lebih memahami nilai-nilai kemanusiaan di atas hukum yang kaku.
Penyebab Transformasi Kakashi Hatake Akan Dijelaskan di Pembahasan Berikutnya.
1. Kakashi Hatake Bocah Si Paling Taat Aturan
Kakashi kecil adalah sosok yang sangat terobsesi menaati peraturan Shinobi. Ia memegang teguh prinsip bahwa “Shinobi yang melanggar peraturan dan tata tertib adalah sampah.” Karena itu, Kakashi selalu mengutamakan keberhasilan misi di atas segalanya.
Bahkan, ketika melihat anggota timnya terluka atau tertinggal di daerah musuh, Kakashi tetap memilih mengabaikannya dan fokus menyelesaikan misi. Sikapnya ini sering memicu pertengkaran dengan rekan tim dan atasannya, karena Kakashi dianggap tidak berperasaan.
Pada Perang Besar Dunia Shinobi Ketiga, Sandaime Hiruzen mengutus Tim Minato untuk menghancurkan Jembatan Kannabi yang digunakan Shinobi Iwagakure untuk mengirim pasukan bantuan. Namun, keberangkatan mereka tertunda karena Obito belum tiba di tempat berkumpulnya tim. Ketika Obito akhirnya datang terlambat, Kakashi langsung memarahi Obito dan menceramahinya tentang pentingnya menaati peraturan Shinobi.
Kakashi sangat menguasai aturan dalam Kitab Shinobi. Saat Obito ketakutan diserang musuh hingga harus ditolong oleh Minato, Kakashi merasa kesal mendengar alasan Obito yang menyebut ketidakwaspadaannya disebabkan oleh matanya terkena debu dan berair. Dengan nada tegas, Kakashi mengutip pasal ke-25 dari Kitab Shinobi, yang menyatakan bahwa Shinobi tidak boleh memperlihatkan air mata.
Kemudian, Minato membagi tim menjadi dua. Tim Kakashi, yang terdiri dari dirinya, Rin, dan Obito, diberi tugas untuk menyusup ke belakang garis musuh guna menghancurkan Jembatan Kannabi. Setelah menyelesaikan tugas tersebut, Tim Kakashi diperintahkan untuk segera mundur. Sementara itu, Minato bertugas sendirian menghadapi musuh secara langsung dan mengalihkan perhatian mereka demi memastikan kelancaran misi Tim Kakashi.
Namun, Kakashi dihadapkan pada situasi yang mirip dengan yang dialami ayahnya, Sakumo. Ia mengalami dilema besar ketika terjebak di antara dua pilihan sulit: melanjutkan misi demi keberhasilan Desa Konoha atau menyelamatkan rekan timnya, Rin, yang telah diculik oleh Shinobi Iwagakure. Tanpa ragu, Kakashi memutuskan untuk tetap melanjutkan misi dan menelantarkan Rin.
Keputusan ini membuat Obito marah. Obito dengan tegas memarahi Kakashi karena tega meninggalkan teman seperjuangan mereka. Kakashi merespons dengan mengingatkan Obito tentang aturan dalam Kitab Shinobi, yang menyatakan bahwa seorang Shinobi harus siap mengorbankan temannya demi keberhasilan misi.
Meski telah diingatkan tentang peraturan, Obito tetap memilih melanggar perintah demi menyelamatkan Rin. Obito bahkan menyatakan bahwa ia menganggap Sakumo Hatake, ayah Kakashi, sebagai pahlawan sejati. Obito mengakui bahwa Shinobi yang melanggar aturan adalah sampah, tetapi bagi Obito, Shinobi yang menelantarkan temannya lebih buruk daripada sampah.
Kata-kata Obito berhasil menyentuh hati Kakashi. Untuk pertama kalinya, Kakashi mulai meragukan prinsip yang selama ini dipegang teguhnya. Akhirnya, ia memutuskan untuk bertobat dan tidak lagi mengikuti aturan Kitab Shinobi secara membabi buta. Kakashi pun bergabung dengan Obito untuk menyelamatkan Rin yang disandera oleh Shinobi Iwagakure.
Keputusan ini menjadi titik balik dalam hidup Kakashi, mengubahnya dari seorang pengikut aturan yang kaku menjadi Shinobi yang lebih manusiawi dan peduli pada rekan-rekannya.