Boro adalah anggota Inner Kara di anime Boruto. Ia memiliki banyak pengikut sekte dan menjadi pemimpin Kultus Otsutsuki. Boro sering blusukan ke desa-desa yang terkena wabah penyakit dan secara sukarela menyembuhkan penduduk yang terinfeksi.

Meskipun perbuatan Boro tampak seperti tindakan orang baik, kebaikannya hanyalah kepalsuan. Tujuan sebenarnya adalah menyesatkan banyak orang agar memuja dirinya sebagai juru selamat. Selain itu, Boro juga menggunakan beberapa pengikutnya sebagai objek eksperimen yang sering berujung maut.

Berikut adalah 6 kehebatan Boro, anggota Inner Kara di anime Boruto:

1. Boro Ciptakan Virus dan Vaksin

Berkat Senjata Sains Ninja, Boro mampu menciptakan dan mengolah virus dari dalam tubuhnya untuk kemudian menyebarkannya. Virus ini berbentuk kabut hitam dan memiliki efek yang sangat cepat. Jika musuh menghirup atau bersentuhan dengan kabut hitam tersebut, tubuh mereka akan langsung lemas dan akhirnya pingsan.

Boruto dan Kawaki pernah terinfeksi virus kabut hitam ini. Akibatnya, tubuh mereka menjadi kaku, sulit digerakkan, dan bahkan sempat kehilangan kesadaran.

Sebagai tindakan pencegahan agar tidak terserang virusnya sendiri, Boro memanfaatkan antibodi di dalam tubuhnya sendiri. Dengan antibody ini, Boro tidak hanya mampu melindungi dirinya dari serangan virus, tetapi juga dapat mengolah vaksin untuk menyembuhkan orang lain yang terkena virusnya.

2. Boro Ahli Menipu

Boro menggunakan berbagai cara licik dan modus penipuan untuk mencapai tujuannya.

Code pernah menyindir Boro dengan bertanya, “Apa menyenangkan menipu orang?” Namun, Boro marah dan menjawab, “Jaga omonganmu, Code. Aku tidak menipu mereka!”

# Modus Penyelamat

Dengan kemampuan Senjata Sains Ninja, Boro menyebarkan kabut hitam ke sebuah desa dan menyebabkan penduduknya terinfeksi virus. Akibatnya, wabah penyakit menyebar, disertai gejala batuk-batuk, sulit bernapas, dan demam.

Penduduk desa, yang tidak lagi percaya kepada dokter karena merasa pengobatan hanya membuang-buang uang tanpa hasil, memilih mengurung diri di dalam rumah. Ketika keluar, mereka mengenakan masker untuk menghindari menghirup kabut hitam yang menyelimuti desa dan dapat menyebabkan infeksi.

Dalam situasi itu, Boro memanfaatkan rasa takut dan keputusasaan penduduk. Ia datang ke desa, menawarkan “penyembuhan” menggunakan antibodi tubuhnya. Penduduk yang berhasil sembuh merasa takjub dan mulai memercayai Boro sebagai penyelamat.

Boro kemudian menggiring penduduk dengan pidatonya agar bergabung ke dalam sekte yang dipimpinnya. Ia membujuk mereka untuk memujanya sebagai pemimpin kultus dan penyelamat dari dunia hina. Padahal, faktanya, Boro sendiri yang menyebarkan virus tersebut, sekaligus menjadi “penawar” melalui vaksinnya. Tujuan utamanya adalah merekrut orang-orang agar bergabung dengan sekte Otsutsuki.

Bagi Boro, virus ciptaannya adalah “keajaiban” yang dapat membimbing orang menuju jalan keselamatan.

Catatan: Di dalam kuil sekte Otsutsuki, terdapat sebuah mesin di ruang bawah tanah yang digunakan untuk memproduksi dan menyempurnakan virus. Ruangan ini juga menjadi tempat Boro mengisi ulang virus ke dalam tubuhnya.

# Modus Sekte Otsutsuki

Boro adalah pemimpin kultus sekte Otsutsuki, yang berpusat di kuil yang terletak di perbatasan lima negara besar. Kuil ini menjadi rumah bagi para pengikut Boro, yang kebanyakan berasal dari latar belakang kehidupan yang tragis, seperti kehilangan orang tercinta atau menderita penyakit parah.

Sebelum bergabung dengan sekte Otsutsuki, para pengikutnya memiliki kisah yang serupa: mereka menderita penyakit berat, lalu bertemu Boro, yang “menyembuhkan” mereka.

Layaknya sebuah ritual keagamaan, Boro selalu memberikan ceramah untuk menanamkan keimanan kepada para pengikutnya. Kehadirannya disambut dengan meriah, dan suasana kuil menjadi sakral. Dalam pidatonya, Boro mengaku ingin menyelamatkan semua jiwa tanpa memandang status kaya atau miskin.

Boro juga selalu menegaskan bahwa dunia ini adalah “sampah” yang penuh dengan kesengsaraan dan ketidakadilan. Ia menyalahkan para penguasa, yang dianggapnya tidak mampu memberikan pertolongan. Sebagai solusi, Boro menawarkan “cahaya Otsutsuki” melalui penyerahan jiwa kepada Mugen Tsukuyomi, yang disebutnya sebagai jalan menuju keselamatan.

Dalam ceramahnya, Boro sering menceritakan kisah Dewi Otsutsuki Kaguya yang datang ke bumi. Pada masa itu, semua orang, menurutnya, telah merasakan kedamaian abadi dengan menyerahkan jiwa mereka menjadi satu dengan Pohon Shinju. Namun, kedamaian itu hancur akibat ulah para Shinobi dari lima negara besar, yang membunuh Kaguya serta dua dewa lainnya, Otsutsuki Momoshiki dan Kinshiki.

Boro menegaskan bahwa para Shinobi telah memalsukan sejarah dan menyebut Mugen Tsukuyomi sebagai bencana. Untuk membenarkan tindakan jahat mereka, para Shinobi juga mengarang kebohongan demi keuntungan pribadi. Meski begitu, Boro meminta para pengikutnya untuk tidak khawatir, karena ia meyakinkan mereka bahwa Dewa Otsutsuki tidak akan meninggalkan sekte mereka dalam kesulitan. Ia juga menyebut bahwa masih ada dewa lain, yang diakuinya sering ia temui.

Boro mengklaim dirinya sebagai penyelamat dunia dan penolong bagi mereka yang putus asa melalui sekte Otsutsuki. Namun, kenyataannya, Boro hanya memanfaatkan para pengikut sektenya sebagai alat untuk mengumpulkan subjek uji klinis.

Secara khusus, Boro menipu pengikut sekte yang masih bocah dengan misi bertemu dewa. Padahal, ia melakukan eksperimen manusia untuk menemukan subjek yang cocok dijadikan “Wadah.” Begitu pula dengan Mugen Tsukuyomi yang disebutnya sebagai jalan menuju nirwana, kenyataannya adalah jalan menuju kehancuran dunia.

# Modus Mukjizat

Dalam menjalankan sekte Otsutsuki, Boro memiliki seorang asisten wanita bernama Inori. Inori sangat taat menjalankan ajaran Mugen Tsukuyomi di kuil dan bertugas mendampingi Boro, terutama saat mengunjungi desa-desa yang terkena wabah atau membimbing para pengikut baru.

Dahulu, Inori hampir putus asa karena penyakit yang tak kunjung sembuh. Namun, ia akhirnya “sembuh” setelah mengikuti ajaran Mugen Tsukuyomi atas petunjuk dari Boro.

Suatu hari, kakak Inori, yang merupakan seorang Shinobi, menerobos masuk ke kuil sekte Otsutsuki untuk membawanya pulang setelah dua tahun pergi. Sang kakak memperingatkan Inori bahwa Boro adalah penipu, dan memberitahunya bahwa ia sudah menemukan dokter yang mampu menyembuhkan penyakitnya.

Namun, Inori menolak ajakan kakaknya dan meminta sang kakak untuk pergi. Tak lama kemudian, Boro muncul. Sang kakak, yang sudah muak dengan ulah Boro, menuduhnya menipu orang-orang dengan cerita palsu tentang bertemu dewa. Dengan tenang, Boro menyatakan bahwa ia memang sudah bertemu dewa dan menerima mukjizat berupa tubuh yang tidak bisa dihancurkan. Ia bahkan menantang kakak Inori untuk membuktikan ucapannya.

Sang kakak kemudian menyerang Boro dengan Jutsu Pisau Air, yang berhasil membelah tubuh Boro menjadi dua. Namun, tubuh Boro segera kembali menyatu, membuat sang kakak syok dan ketakutan.

Boro mengaku bahwa kemampuan regenerasi tersebut adalah mukjizat dari dewa. Namun, kenyataannya, tubuh Boro telah dimodifikasi oleh Amado menggunakan Senjata Sains Ninja. Dengan modifikasi ini, ia mampu melakukan regenerasi super cepat dari kepala hingga kaki.

3. Boro Mahir Menggunakan Jutsu

Meskipun bukan seorang Shinobi, Boro mahir menggunakan Jutsu Elemen Air dan Api. Kemampuannya ini diperlihatkan saat Boro bertarung melawan Tim 7 dan Kawaki. Boro menggunakan Jutsu Elemen Air sebagai perisai untuk menangkis serangan Elemen Petir dari Mitsuki.

Ketika Mitsuki berhasil menggigit Boro dengan kumpulan serangan ularnya—sehingga membatasi pergerakan Boro—Boruto bersiap menghajarnya. Namun, Boro menyemburkan Elemen Apiyang sukses menghempaskan Mitsuki dan Boruto.

Boro juga memiliki sebuah Jutsu khusus bernama Yoton: Rakuseiha yang berbentuk cairan asam. Jika musuh terkena cairan ini, tubuhnya akan meleleh. Bahkan, Jutsu ini mampu menandingi semburan Katon: Gokakyu no Jutsu milik Sarada.

4.Trik Virus dan Bubuk Mesiu Boro

Boro memiliki kemampuan untuk memadukan virus dan bubuk mesiu dari dalam tubuhnya, menciptakan serangan yang sederhana namun sangat efektif. Salah satu contohnya terlihat saat Kawaki menghadapi kabut hitam bercampur bubuk mesiu yang dilepaskan oleh Boro. Awalnya, Kawaki merasa percaya diri karena telah menerima antibodi dari Mitsuki.

Namun, Boro memanfaatkan arogansi Kawaki. Ia melemparkan beberapa shuriken ke arah Kawaki yang berada di tengah kabut hitam. Shuriken-shuriken itu bergesekan satu sama lain, memicu percikan api yang menyebabkan ledakan besar mengenai Kawaki.

Boro juga pernah menggunakan kombinasi bubuk mesiu dan virus untuk memperkuat serangan-serangannya. Salah satu contohnya adalah ketika ia menyemburkan Jutsu Api yang diperkuat dengan campuran ini.

Saat Boruto dan Kawaki bertugas sebagai pengalih untuk mengeroyok Boro, Mitsuki yang berada di udara menyiapkan serangan Raiton untuk menghantam Boro yang sudah terbaring. Namun, perpaduan bubuk mesiu dan virus milik Boro mampu membalikkan serangan Raiton Mitsuki, sehingga malah menjadi senjata makan tuan yang menyerang Mitsuki sendiri.

5. Boro & Kemampuan Regenerasi Super

Berkat Senjata Sains Ninja, Boro memiliki kemampuan regenerasi yang sangat cepat, bahkan lebih istimewa dibandingkan dengan anggota Inner Kara lainnya. Tubuh Boro pernah terbelah menjadi dua akibat serangan Pisau Air dari kakak Inori. Namun, hanya dalam waktu singkat, tubuh Boro kembali menyatu seperti semula.

Perpaduan Karma milik Boruto dan Kawaki berhasil menciptakan Rasengan Tsurane, yang mampu menghancurkan sebagian tubuh sekaligus kepala Boro. Namun, hanya dalam waktu singkat, bagian tubuh Boro yang hancur itu kembali pulih.

Boro juga pernah dikeroyok secara membabi buta oleh Tim 7 dan Kawaki. Rasengan milik Boruto bahkan pernah menghancurkan salah satu tangan Boro hingga dua kali. Dengan menggunakan senjata Sains Ninja, Kawaki pernah meledakkan bagian kaki Boro hingga hancur. Selanjutnya, salah satu kaki Boro pernah dipenggal menggunakan senjata Sains Ninja milik Kawaki, yang dapat mengubah tangannya menjadi sabit. Bahkan, bagian kepala Boro pun berhasil diledakkan oleh Kawaki.

Namun, semua serangan tersebut sia-sia, karena hanya dalam sekejap tubuh Boro kembali utuh. Bahkan jika Tim 7 memiliki chakra tak terbatas sekalipun, kemampuan regenerasi Boro tetap sulit ditandingi. Regenerasi Boro yang luar biasa berasal dari Senjata Sains Ninja yang ditanamkan oleh Amado di dalam tubuhnya. Alat ini lebih canggih dibandingkan milik anggota Inner Kara lainnya.

Namun, Kawaki, yang merupakan mantan anggota Inner Kara, mengetahui kelemahan alat ini. Semakin canggih sebuah Alat Ninja Modern, semakin besar ukurannya, sehingga lebih mudah ditemukan dan dihancurkan. Oleh sebab itu, cara mengalahkan Boro adalah dengan menghancurkan Senjata Sains Ninja yang ada di dalam tubuhnya.

Meskipun begitu, Boro sangat terampil memindahkan lokasi Alat Senjata Sains Ninja di dalam tubuhnya agar tidak terdeteksi oleh musuh. Namun, berkat ketajaman mata Sharingan milik Sarada, yang mampu membaca pergerakan Boro, serta kerja sama apik Tim 7 yang mengeroyok Boro secara brutal sebagai pengalihan, Sarada akhirnya menemukan lokasi Senjata Sains Ninja tersebut di dalam tubuh Boro.

Dengan sigap, Sarada langsung menyerang Boro menggunakan Chidori, dan berhasil menghancurkan Alat Ninja Modern di dalam tubuhnya.

6. Akhir Hidup Boro di Tangan BoruShiki

Setelah Alat Senjata Sains Ninja di tubuhnya dihancurkan, tubuh Boro berubah menjadi raksasa yang mengamuk tanpa kendali.

Saat perhatian Tim 7 teralihkan karena baru saja berhasil membebaskan Naruto dari dalam kendi, Boro tiba-tiba memukul Mitsuki hingga tak sadarkan diri. Boro, yang terbakar amarah karena dipermainkan oleh Tim 7, bersumpah untuk tidak mengampuni mereka. Kawaki kemudian mencoba menyerangnya dengan kekuatan Karma dan berhasil menghancurkan tangan kanan Boro. Namun, Boro membalas dengan tangan kirinya, meninju Kawaki hingga terlempar.

Dengan tubuh raksasanya, Boro lalu mencengkeram tubuh Sarada, membuatnya tidak bisa bergerak. Boruto segera menendang tangan kiri Boro untuk membebaskan Sarada. Sarada pun terlepas, tetapi ia jatuh dan terbaring tak berdaya di tanah. Setelah itu, Boro meninju Boruto hingga terlempar, membuat Boruto tergeletak tiarap di tanah.

Tidak berhenti sampai di situ, Boro mulai meninju tubuh Boruto berulang kali tanpa henti, sambil mengumpat bahwa Boruto hanyalah seorang Shinobi biasa yang tidak akan dapat meninggalkan tempat itu dengan selamat. Boro menyebut dirinya tak terkalahkan dan mengaku sebagai utusan dewa. Namun, saat ia hendak meninju Boruto sekali lagi, Boruto tiba-tiba menghilang dalam sekejap.

Ternyata, Boruto sedang melayang di udara dalam Mode Otsutsuki setelah dirasuki oleh Momoshiki. Menariknya, wujud yang disebut BoruShiki ini memiliki mata Byakugan dan tanduk di bagian kanan kepalanya. Sambil menatap Boro, BoruShiki berkata, “Jangan sombong, makhluk rendahan!”

Meski Boro mempercayai bahwa klan Otsutsuki adalah dewa yang patut disembah dan mengimani hari akhir Mugen Tsukuyomi, ia justru harus menerima azab atas perbuatannya. Ironisnya, Boro tewas dihabisi oleh dewa yang ia sembah, yaitu Otsutsuki Momoshiki.

Walaupun Boro menganggap dirinya sosok suci dan juru selamat, bagi Otsutsuki Momoshiki, ia hanyalah makhluk rendahan. Bahkan meskipun Boro telah mengajak banyak orang untuk menjadi pengikut sekte Boronisme—demi menyembah Dewa Otsutsuki—ia sama sekali tidak menerima hadiah atau ucapan terima kasih. Kenyataannya, Boro justru dipukuli habis-habisan oleh Momoshiki.

Selain itu, Boro menerima azab balasan karena sering menipu penduduk desa dengan menyebarkan wabah penyakit dan mengaku memiliki mukjizat. Akhirnya, Boro pun ditipu balik oleh rekannya dari KARA, yaitu Kashin Koji.

Ketika berada di Konoha, Koji meyakinkan Boro bahwa Karma Boruto masih belum matang. Ternyata, pernyataan itu hanyalah tipuan agar Boro lengah. Pada akhirnya, Boro tewas di tangan Boruto yang telah dirasuki Momoshiki.

Boro menemui ajalnya setelah terkena serangan Oodama Rasengan dari Boruto yang telah dirasuki Momoshiki.