9. Chiquitita Selamatkan Okarun & Nenek Turbo
Mantis dan Momo berlari menuju rumah Jiji. Sesampainya di sana, Mantis langsung meninju puing-puing bangunan yang menutupi lubang menuju ruang bawah tanah. Momo terkejut saat melihat lubang itu telah berubah menjadi kolam lava. Mantis menyebut bahwa kemungkinan Okarun tidak akan selamat, dan Momo tampak cemas namun menolak mempercayai hal itu.
Momo kemudian mendongak ke atas dan berteriak, menyuruh Chiquitita yang mengemudikan UFO untuk mengarahkan lendir Tsuchinoko ke kolam lava tersebut. Mantis mencoba menghentikan Momo yang berniat masuk ke dalam kolam lava karena khawatir ia akan mati. Namun, Momo memberitahu bahwa dirinya telah berjanji untuk menolong Okarun.
Chiquitita memberitahu Momo bahwa ia tidak akan menyiramkan lendir Tsuchinoko ke kolam lava, dan menegaskan bahwa Momo tidak perlu menyelam ke sana agar tidak mati sia-sia. Sebagai gantinya, Chiquitita menggunakan sinar cahaya kuning dari UFO yang berfungsi sebagai tarikan gravitasi untuk mengangkat bongkahan batu yang berlumuran lava dari dalam kolam ke permukaan.
Setelah bongkahan batu yang berlumuran lava disemprot dengan lendir Tsuchinoko, Momo bergegas mengoyak bongkahan tersebut. Di dalamnya, terdapat Okarun yang sedang memeluk Nenek Turbo. Okarun berkata kepada Momo bahwa ia percaya Momo akan menolongnya. Nenek Turbo terbangun, lalu berjingkrak karena masih merasa kepanasan, dan berlarian sambil mengomel karena Momo terlalu lama menolong.
10. Cara Okarun Bisa Selamat
Okarun memberi tahu Momo bahwa jika ia tidak menolong Nenek Turbo yang terjebak oleh lendir Tsuchinoko, kemungkinan besar ia sudah tewas terkena leleran lava. Ia menjelaskan bahwa mereka terkurung di dalam rumah yang dipenuhi lendir Tsuchinoko.
Saat lava mulai mengalir, lendir tersebut membentuk bongkahan yang mengurung Okarun dan Nenek Turbo di dalamnya, sekaligus menghalangi lava agar tidak menembus ke dalam.
Setelah membantu menarik kedua tangan Okarun agar bisa bangkit berdiri, Momo memeluknya. Ia menangis haru dan berkata, “Syukurlah kau masih hidup, Okarun.”