Dandadan Episode 16
1. Legenda Keliru
Sistem peringatan melalui toa mengumumkan kepada masyarakat desa bahwa telah terjadi erupsi gunung berapi, dan menyuruh mereka untuk segera mengungsi.
Naki menyalahkan Momo, dan memberitahunya bahwa selama ini desa aman dari letusan Gunung Merapi berkat keluarga Kito yang melestarikan budaya penumbalan manusia untuk memberi makan Tsuchinoko. Namun, sekarang semuanya telah berakhir karena Tsuchinoko telah tewas akibat ulah Momo.
Momo kemudian merenungkan kejanggalan dalam legenda desa. Menurutnya, seekor cacing seharusnya tidak muncul di bawah terik matahari. Ia juga merasa aneh mengapa legenda tersebut menyebut bahwa kemunculan naga yang terbang ke langit akan diikuti oleh pelangi.
Setelah memahami semuanya, Momo memberi tahu keluarga Kito bahwa yang dimaksud dalam legenda bukanlah ular besar Tsuchinoko. “Naga yang terbang ke langit” sebenarnya adalah geyser yang muncul saat Momo mandi di kolam air panas. Ia mengungkapkan bahwa kemunculan geyser dan pelangi di kolam pemandian adalah pertanda bahwa gunung akan segera meletus.
2. Naga = Geyser
Momo menggunakan kedua tangan berlapis auranya untuk mengangkat bagian anus dari cacing raksasa Tsuchinoko. Ia lalu berlari sambil dikejar oleh keluarga Kito, membawa bagian anus itu menuju pemandian air panas, lalu menancapkannya ke mulut geiser yang menyemburkan air deras.
Setelah itu, Momo lalu berlari menuju kepala cacing dan memandangi gunung yang sedang meletus. Dalam hatinya, ia bertekad tak akan membiarkan legenda sesat tentang ular besar yang harus diberi tumbal demi meredakan amarah gunung menjadi kenyataan.
Momo kemudian mengangkat bagian kepala cacing setinggi mungkin seperti sedang memegang selang, karena ia tahu bahwa tubuh cacing itu terhubung seperti tabung, dari mulut hingga pantat.
Air dari geiser pun mengalir melalui bagian kepala, menyemburkan lendir yang ternyata sangat efektif dalam memadamkan leleran lava. Namun, masalahnya adalah jangkauan kebakaran di hutan akibat lava terlalu luas, sehingga Momo kewalahan mengatasinya sendirian.