5. Kemunculan Tsuchinoko
Di ruang dapur, Momo menyalakan kompor gas di rumah Jiji dan membakar sebuah buku di atasnya. Api pun mulai membesar dan menyebabkan kebakaran. Dari luar rumah, Momo berteriak meminta pertolongan agar segera dipanggilkan petugas pemadam kebakaran.
Tak lama kemudian, petugas pemadam datang dan segera membentangkan selang, menyemprotkan air ke rumah Jiji yang sudah dilalap api. Warga sekitar pun ramai berkumpul menyaksikan kejadian itu. Namun, polisi mencurigai Momo sebagai pelaku pembakaran dan menyuruhnya naik ke mobil untuk dimintai keterangan di kantor polisi.
Momo panik saat melihat matahari hampir tenggelam. Dua polisi langsung menggandeng paksa Momo menuju mobil. Dengan wajah penuh amarah, Momo terus meronta dan memberontak, berteriak sambil mencoba melepaskan diri. Momo berteriak kepada petugas pemadam bahwa rumah itu sudah tak penting lagi, dan meminta mereka menyiram lebih banyak air ke arah tanah.
Tiba-tiba, terjadi goncangan hebat. Semua orang di lokasi mengira itu adalah gempa bumi. Tanah mulai retak, membuat kedua polisi melepaskan Momo dan meminta warga tetap tenang serta tidak bergerak hingga guncangan berhenti.
Sementara itu, Momo tampak tak sabar menantikan hasil dari rencananya. Air yang disiram petugas pemadam akhirnya cukup banyak meresap ke dalam ruang bawah tanah—cukup untuk memaksa Tsuchinoko keluar ke permukaan. Sesuai harapan Momo, makhluk itu akhirnya muncul, membuat semua orang panik dan berlarian ketakutan.
6. Okarun Kalahkan Evil Eye
Saat sedang asyik menghajar Okarun yang tak bisa melawan, Evil Eye mengungkapkan bahwa setelah selesai dengan Okarun, ia juga akan menghajar Momo. Mendengar itu, Okarun langsung memegangi mulut Evil Eye, membuatnya berhenti bicara dan tak lagi bergerak.
Okarun berkata bahwa Evil Eye telah melakukan tiga hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Pertama, telah berani menyakiti Momo. Kedua, telah melukai perasaan Jiji, karena Jiji tidak mungkin menggunakan tubuhnya—yang kini dirasuki Evil Eye—untuk menyakiti Momo. Okarun kemudian meminta Evil Eye mengembalikan tubuh Jiji.
Namun, Evil Eye berusaha meninju wajah Okarun lagi, tapi Okarun berhasil menghindari tinjuan Evil Eye dengan menjatuhkan tubuhnya ke belakang secara cepat.
Okarun pun berjongkok, lalu seketika berdiri dan melayangkan pukulan uppercut dengan kedua kepalan tinjunya, tepat mengenai dagu Evil Eye hingga membuatnya goyah. Tanpa memberi jeda, Okarun kembali berjongkok, lalu berdiri dan menghantam wajah Evil Eye dengan kedua tinjunya, membuat tubuh lawannya terlempar tinggi ke atas.
Di dalam rumah kutukan kecil berwarna ungu, tubuh Evil Eye yang terlempar ke atas melayang tepat di atas kepala Okarun. Dalam mode brutal, Okarun melancarkan pukulan bertubi-tubi dari bawah, menghantam tubuh Jiji yang dirasuki Evil Eye tanpa henti. Pukulan-pukulan itu begitu dahsyat hingga rumah kutukan tersebut hancur berkeping-keping. Akhirnya, tubuh Evil Eye terlempar ke udara dan jatuh terkapar tak sadarkan diri di tanah.
Okarun pun mengucapkan, hal ketiga yang seharusnya tidak dilakukan Evil Eye adalah membuat dirinya murka. Sesaat setelah itu, mode transformasi Okarun menghilang dan ia pun jatuh terbaring di tanah karena kelelahan.