3. Proses Bunuh Diri Cacing

Setelah tiba di rumah Jiji, Momo menemukan solusi untuk menarik Okarun, Jiji, dan Nenek Turbo yang masih terjebak di bawah tanah, yaitu dengan menggunakan kain gorden. Ia merobek gorden tersebut dan membentuknya menjadi tali, lalu melemparkannya ke dalam lubang. Namun, panjang tali itu masih belum cukup untuk mencapai dasar tanah yang dalam.

Momo pun merasa frustrasi, memikirkan cara untuk menghentikan racun dan mengalahkan cacing tersebut demi menyelamatkan Okarun, Jiji, dan Nenek Turbo yang masih terjebak di bawah tanah. Tiba-tiba, ia teringat kenangan masa kecilnya bersama Jiji saat mereka menemukan seekor cacing.

Saat itu, Jiji bertanya apakah Momo tahu alasan mengapa cacing keluar dari dalam tanah. Jiji menjelaskan bahwa cacing bernapas melalui kulit. Sehari setelah hujan turun, tanah menjadi penuh air sehingga oksigen di pori-pori tanah berkurang.

Karena itu, cacing akan keluar ke permukaan. Namun, jika mereka terlalu lama terkena panas terik matahari, tubuh mereka akan mengering dan mati. Itulah sebabnya serangkaian kejadian tersebut disebut sebagai “proses bunuh diri cacing”.

4. Evil Eye Hajar Okarun

Evil Eye menghampiri Okarun dan mengaku ingin menghabisinya. Okarun pun berlari menjauh, sementara Evil Eye menendang sebuah bola energi ke arahnya. Bola itu terus mengejar, mengikuti ke mana pun Okarun berlari.

Okarun berhasil menghindari serangan mendadak berupa tinjuan dari Evil Eye, tetapi bola energi itu justru mengenai wajahnya hingga membuatnya goyah. Evil Eye pun bergerak cepat, menghampiri dan langsung meninju perut Okarun, membuatnya terjatuh ke tanah. Saat tubuh Okarun terbaring di tanah, Evil Eye mencoba melayangkan pukulan lagi, namun Okarun sigap bergerak menghindar.

Evil Eye lalu mengungkapkan kekesalannya karena Okarun terus-menerus melarikan diri. Namun tiba-tiba, ia merasakan mimisan dari hidung Jiji. Saat itu juga, Evil Eye menyadari bahwa penyebabnya adalah racun yang terus-menerus disebarkan oleh Tsuchinoko ke seluruh ruangan bawah tanah.

Evil Eye kemudian mengarahkan Bola Negatif ke arah Okarun. Bola itu berubah menjadi sebuah rumah kecil yang mengurung Okarun di dalamnya. Di sana, Okarun bisa merasakan jiwa-jiwa para korban yang tewas—mereka adalah sumber dari kekuatan energi negatif milik Evil Eye.

Okarun berusaha keras keluar dari kurungan rumah kutukan tersebut. Ia menendang dan mendorong, namun dinding rumah itu begitu kokoh. Tiba-tiba, Evil Eye memasuki rumah tersebut dan langsung meninju wajah Okarun. Dalam keadaan tak berdaya, Okarun hanya bisa menerima pukulan demi pukulan bertubi-tubi. Evil Eye tampak menikmati setiap serangannya.