7. Kebangkitan Evil Eye

Setelah itu, Momo dan Jiji kembali roboh akibat sengatan listrik dari Tsuchinoko, dan Jiji tampak pingsan. Tak lama, Tsuchinoko muncul dari atap dan memasuki gubuk, bersiap melahap Momo yang terbaring tak berdaya, tubuhnya sulit bergerak karena cairan lendir lengket yang membanjiri lantai.

Namun, tiba-tiba Jiji yang telah dirasuki Evil Eye bangkit dan bergerak cepat. Ia menghantam kepala Tsuchinoko dengan pukulan keras hingga gagal menerkam Momo. Tanpa memberi kesempatan, Jiji menendang kepala Tsuchinoko hingga terpental ke udara dan terputus dari tubuhnya.

Momo terkejut melihat penampilan Jiji yang telah dirasuki Evil Eye. Pupil mata Jiji berubah ungu, rambutnya memutih, dan di dahinya muncul satu mata lonjong vertikal berwarna ungu menyala, menyerupai riak air. Di kedua telinganya menggantung anting panjang warna-warni.

Evil Eye yang kini menguasai tubuh Jiji berkata dengan dingin, “Akhirnya, kudapatkan juga wadah tubuh ini. Tujuanku adalah menghabisi semua manusia.”

8. Evil Eye vs Tsuchinoko

Evil Eye kemudian menendang Momo yang berada di belakangnya, membuat Momo terhempas hingga menabrak dinding. Momo berusaha bertahan dengan menciptakan bantalan aura untuk menahan tendangan lanjutan dari Jiji, namun tubuhnya tetap tersudut dan tak bisa bergerak.

Di saat yang sama, Tsuchinoko menembakkan sengatan listrik ke arah Evil Eye. Untuk menghalau serangan itu, Evil Eye menciptakan perisai berbentuk kubah berwarna ungu yang langsung mengurung dirinya bersama Momo, sekaligus melindungi mereka dari sengatan listrik Tsuchinoko, sementara satu kakinya masih menahan Momo di dinding.

Evil Eye mengungkapkan bahwa dendamnya takkan pernah padam. Ia mengaku telah memanipulasi seluruh perasaan negatif para korban tumbal keluarga Kito menjadi perisai pelindung dalam bentuk kubah. Tak hanya itu, Evil Eye juga menciptakan sebuah bola yang berisi energi penuh kebencian dan penderitaan dari para korban tumbal tersebut.

Dengan kecepatan tinggi, Evil Eye menendang bola tersebut ke arah tubuh Tsuchinoko. Bola itu memantul kembali ke arah Evil Eye, lalu ditendang lagi, menghantam Tsuchinoko secara bertubi-tubi. Serangan berulang itu membuat Tsuchinoko kesakitan, hingga akhirnya ia memilih kabur dengan menyusup ke dalam tanah.