5. Keberuntungan Nenek Turbo
Nenek Turbo meminta Jiji untuk tidak terlalu mendekat pada jasad Madun dan memperingatkan agar tidak memberikan simpati kepada siluman jahat. Sementara Evil Eye melayang di udara sambil memeluk tubuh Jiji, Jiji dengan tegas menyatakan bahwa jasad tengkorak Madun dulunya adalah orang baik. Nenek Turbo pun memakinya, menyebut Jiji tidak tahu apa-apa.
Dari luar gubuk, Tsuchinoko melancarkan serangan dengan memancarkan cahaya kuning dari tubuhnya berupa sengatan listrik, membuat Okarun dan Jiji yang berada di dalam roboh. Ia lalu menyemburkan cairan lendir ke dalam gubuk
Momo bertanya, “Di mana kekuatan keberuntunganmu, Nenek Turbo?”
Nenek Turbo menjawab, “Keberuntunganku bukan milik siapa pun. Bahkan musuh pun bisa saja mendapatkannya.”
6. Jiji Siap Temenin Evil Eye
Jiji yang masih memandangi jasad tengkorak Madun tiba-tiba terbawa masuk ke dalam sebuah dimensi, di mana Madun masih hidup sebagai manusia dan sedang rebahan dalam kurungan. Jiji pun duduk memandangi Madun yang ada di depannya.
Madun berkata bahwa ia ingin bermain bersama seorang teman. Dengan gaya selengean, Jiji mengaku siap menemani Madun bermain seumur hidupnya.
Madun tersenyum dan berkata, “Baiklah, kalau begitu.” Seketika itu, roh Evil Eye merasuki tubuh Jiji.
Jiji berteriak histeris, tampak kesakitan, dan memegangi kepalanya dengan kedua tangan.
Momo terkejut, tidak mengerti apa yang sedang terjadi pada Jiji. Nenek Turbo pun mengungkapkan bahwa ia sudah memperingatkan Jiji untuk tidak terlalu dekat dengan jasad tengkorak Madun.