3. Masa Lalu Evil Eye

Evil Eye memperlihatkan kepada Jiji kilasan masa lalunya saat masih hidup sebagai manusia. Saat itu, Madun terkurung di sebuah gubuk. Dari balik jendela kecil yang dipasangi jeruji kayu, ia mengamati tiga bocah seumurannya sedang menari dan bermain di kejauhan. Madun pun menari seorang diri, menirukan gerakan mereka dengan penuh semangat.

Ketika gunung berapi meletus, keluarga Kito menggelar festival dan menjadikan Madun sebagai tumbal persembahan di altar ritual. Tubuh Madun diikat pada sebuah tiang dan ia meregang nyawa karena leleran lava yang mengalir langsung ke tempatnya terikat.

Setelah kematiannya, Madun bangkit sebagai arwah dan menghuni sebuah rumah yang dulunya adalah lokasi altar tersebut. Di sana, ia berkali-kali menyaksikan seorang anak dari keluarga penghuni rumah itu harus kehilangan kedua orang tuanya karena bunuh diri. Lambat laun, Madun menyadari bahwa penyebabnya adalah paparan gelombang suara aneh yang berasal dari bawah tanah rumah tersebut.

Suatu hari, Naki mendatangi rumah itu dan menjadikan seorang anak bernama Dadang—yang telah yatim piatu—sebagai tumbal bagi ular Tsuchinoko. Naki memerintahkan Juichi dan Juhiko untuk mengubur rumah itu bersama Dadang di dalamnya.

Setelah rumah itu terkubur, Madun berusaha membebaskan Dadang yang tubuhnya terikat kain dan hanya bisa duduk menangis ketakutan di atas kursi. Namun tubuh arwah Madun tak mampu menyentuh kain itu untuk membebaskannya.

Dipenuhi amarah, Madun bersumpah membalas dendam pada keluarga Kito yang telah menewaskannya dan menjadikan banyak anak sebagai tumbal. Dendam itu perlahan mengubah Madun menjadi yokai yang keji. Dalam puncak keputusasaan, Madun memaksa Dadang menatap matanya, lalu jiwa mereka menyatu menjadi sosok yang kini dikenal sebagai Evil Eye.

4. Jiji Temui Evil Eye

Momo kemudian melancarkan serangan dengan tangan auranya untuk menarik Evil Eye yang sedang digendong Jiji. Namun, Evil Eye menempel begitu erat hingga sulit untuk dilepaskan. Jiji pun berkata kepada Momo bahwa Evil Eye bukanlah roh jahat. Ia menjelaskan bahwa Evil Eye telah lama berjuang sendirian melawan keluarga Kito.

Setelah menyaksikan masa lalu Evil Eye, Jiji memutuskan untuk mendatangi gubuk tempat jasad Madun berada. Sambil terus menggendong Evil Eye, Jiji berlari menuruni tumpukan bangunan rumah hingga ke bagian paling bawah. Momo yang mengikutinya terkejut saat melihat deretan reruntuhan rumah kuno dari berbagai zaman yang saling menumpuk.

Akhirnya, Jiji tiba di gubuk tua tempat Madun pernah dikurung semasa hidup. Di sana, ia menemukan jasad tengkorak Madun, dengan rambut putih yang sangat panjang, masih duduk di sebuah kursi.