5. Momo vs Naki
Ketika Momo pulang dan memasuki ruang tamu di rumah Jiji, ia terkejut melihat Jiji dan Okarun terbaring pingsan di lantai. Di sana juga telah berkumpul sepuluh anggota keluarga Kito, termasuk lima paman tua yang sebelumnya menyerangnya di onsen. Naki berkata, “Akhirnya, tumbal kita lengkap juga. Ayo, kita mulai festivalnya.”
Naki lalu berlari dan melompat, menyerang Momo dengan tendangan, tetapi Momo berhasil menangkisnya dengan kedua tangan. Ia segera berlari menghindari kejaran Naki, berusaha menghindari setiap serangan yang datang bertubi-tubi. Momo menggunakan tangan auranya untuk menarik berbagai perabot dapur dan melemparkannya ke arah Naki, namun Naki mampu menangkis semuanya dengan mudah dan mengagumkan.
Dalam serangan pamungkas yang disebut Jennifer Lopez Anaconda, Naki melancarkan dua tinju ke depan secara bersamaan, mengarah tepat ke perut Momo. Meskipun Momo mencoba menahan dengan kedua tangan yang ia silangkan, tubuhnya tetap terlempar, menembus tembok, dan jatuh ke dalam ruangan berisi ribuan jimat.
Juichi meminta Naki memperhatikan bahwa Momo memiliki kekuatan aneh—ia bisa membuat benda-benda melayang di sekitarnya dan membawa boneka kucing yang bisa bicara. Naki mengakui bahwa Momo memang memiliki kekuatan tidak biasa, tetapi menurutnya Momo bukanlah seorang pengusir roh.
6. Ritual Keluarga Kito
Naki lalu memberitahu Momo bahwa desa ini adalah tanah yang telah dilindungi oleh keluarga Kito selama berabad-abad, dan mereka tidak akan membiarkan Momo merusak festival yang telah menjadi tradisi keluarga.
Naki menegaskan bahwa berkat pengorbanan keluarga Kito, Momo bisa menikmati pemandian air panas, karena selama 200 tahun mereka telah memberikan tumbal manusia kepada ular besar untuk mencegah letusan gunung berapi.
Sebagai balasannya, ular tersebut menghadiahi desa ini dengan sumber mata air panas. Tanpa perlindungan keluarga Kito, desa ini sudah lama lenyap ditelan magma.
Naki juga mengungkapkan bahwa tempat berdirinya rumah Jiji dulunya adalah altar penumbalan manusia. Bentuk bangunan rumah itu memang selalu berubah mengikuti zaman, namun fungsinya tetap sama. Keluarga Kito bertugas memancing tumbal ke rumah itu, lalu mempersembahkannya kepada dewa ular. Naki merasa beruntung karena secara tak terduga berhasil mendapatkan tiga tumbal sekaligus: Momo, Okarun, dan Jiji.