3. Keluarga Kito Murka
Tiba-tiba, seorang polisi bernama Tsuru memasuki rumah dan langsung menyaksikan Naki sedang menodongkan senapan ke arah Jiji di ruang tamu. Tak lama kemudian, lima paman tua dari keluarga Kito juga datang.
Juichi bercerita kepada para bibi tua bahwa mereka baru saja ditangkap oleh aparat keamanan karena dianggap merobohkan onsen. Untung saja Tsuru turun tangan dan membantu membersihkan masalah tersebut—kalau tidak, urusannya bisa jadi sangat runyam.
Juichi merangkul bahu Jiji sambil menunjuk Okarun dan bertanya siapa dia. Jiji menjawab bahwa Okarun adalah sahabatnya yang ingin main ke rumah. Juichi lalu menguji Okarun dengan bertanya klub sepak bola favorit Jiji. Okarun bingung, membuat suasana tegang. Jiji memberi isyarat halus ke tembok—lubang yang ditutup poster Messi berseragam PSG. Menangkap petunjuk itu, Okarun menjawab, “PSG.” Juichi langsung percaya dan bersikap ramah.
Namun, suasana kembali berubah ketika Naki tiba-tiba bertanya soal teman perempuan Jiji, menanyakan kapan dia pulang. Jiji berpura-pura bingung dan mengaku tidak membawa teman perempuan. Padahal tanpa ia ketahui, keluarga Kito sebenarnya sudah mengawasi sejak ia datang bersama Okarun dan Momo. Juichi menuduh Jiji berbohong, dan wajah Naki berubah menyeramkan sambil menghardik Jiji karena dianggap berani membohongi mereka.
4. Kuil Tsuchinoko
Sambil berjalan-jalan di kota, Momo menggendong Nenek Turbo di dalam tasnya dan berterima kasih karena telah menolongnya saat insiden di onsen. Namun, Nenek Turbo mengaku bahwa ia tidak benar-benar menolong. Menurutnya, kekuatan dari wadah tubuhnya sebagai kucing pembawa keberuntungan keluar dengan sendirinya.
Momo kemudian memberitahu Nenek Turbo bahwa ia tidak merasakan keberadaan hantu di rumah Jiji. Nenek Turbo menjawab bahwa rumah Jiji dalam kondisi darurat karena telah banyak menyerap darah manusia.
Saat berkunjung ke Kuil Tsuchinoko, Momo terkejut melihat penjaga kuil bernama Manjiro sedang melakukan pose unik: kedua tangan menopang tubuh di lantai, sementara kedua kakinya tegak ke atas, seakan berdiri dengan kepala. Melihat ada pengunjung, Manjiro segera meminta maaf. Ia mengaku sedang merekam aksinya untuk keperluan konten karena ingin menjadi YouTuber, lalu mempersilakan Momo masuk ke kuil.
Namun, Momo tampak kecewa setelah melihat benda sejarah di dalam kaca yang katanya sisa dari Tsuchinoko yang berganti kulit. Benda itu tampak seperti tali pusar, sangat berbeda dari bayangan Momo tentang Tsuchinoko.
Manjiro kemudian menjelaskan bahwa berdasarkan literatur yang tersisa di kuil, disebutkan bahwa naga yang terbang ke langit akan memancarkan pelangi, dan jika amarah gunung bangkit, desa akan ditelan.
Berdasarkan legenda, apabila ular besar yang tinggal di gunung berapi kelaparan, maka gunung akan meletus. Dulu, penduduk desa akan mengirimkan tumbal anak kecil sebagai makanan ular agar gunung tetap tenang. Berkat tradisi itu, gunung tidak pernah meletus selama 200 tahun, dan daerah tersebut memperoleh berkah berupa pemandian air panas.
Manjiro menambahkan bahwa sekarang mereka menyembah sisa kulit Tsuchinoko sebagai bentuk upaya untuk mencegah erupsi. Namun, ia juga menyebut bahwa legenda tentang ular besar adalah kekeliruan. Ketakutan bisa membuat orang kehilangan akal, hingga percaya dan rela melakukan pengorbanan manusia. Menurut Manjiro, tugasnya sebagai penjaga kuil adalah menceritakan kembali kisah ini, agar kesalahan kelam tersebut tidak terulang di masa depan.