9. Cara Lacak Taro
Setelah berlari cukup jauh tanpa menemukan jejak Taro, Okarun, Momo, dan Jiji akhirnya berhenti di sebuah tempat. Momo kemudian memukulkan tinjunya ke telapak tangannya, dan tiba-tiba terdengar suara teriakan dari arah tertentu. Momo segera menyuruh Okarun dan Jiji mengikutinya ke sumber suara tersebut.
Mereka bertiga memasuki area pembuangan barang rongsokan, dan di sana mereka menemukan Taro sedang terjatuh dalam posisi tengkurap, menahan rasa sakit.
Okarun heran, bagaimana Momo bisa tahu secara akurat ke mana arah Taro pergi. Momo tertawa, lalu mengungkapkan bahwa saat tubuh Taro tercerai-berai, ia berhasil menangkap jantungnya. Itulah sebabnya saat Momo menggenggam jantung tersebut dan memukulnya ke telapak tangannya, Taro bisa langsung merasakan sakit dan berteriak.
Momo lalu berkata bahwa ia akan mengembalikan jantung Taro asalkan Taro tidak kabur lagi. Namun, ia meminta Taro untuk memperlihatkan “biji emas” di selangkangannya, karena mungkin saja itu adalah biji sosis milik Okarun.
10. Taro & Hana
Tiba-tiba terdengar suara wanita dari balik tumpukan barang rongsokan. “Taro, apa itu suaramu?” Taro terkejut, lalu bangkit berdiri dan berjalan menaiki tumpukan rongsokan sambil berseru, “Hana, kamu di mana?”
Taro pun menggali tumpukan barang rongsokan dan akhirnya menemukan tubuh boneka anatomi wanita tanpa tangan dan kaki yang bernama Hana.
Sambil menggendong Hana dengan kedua tangannya, Hana bertanya, “Mengapa kamu membahayakan dirimu datang ke sini?”
Taro menjawab dengan mantap, “Karena aku mencintaimu!”
Hana, Okarun, dan Jiji tercengang menyaksikan adegan dramatis nan romantis itu di hadapan mereka.
Taro lalu mengatakan bahwa sejak bertemu Hana, hidupnya berubah. Dunia yang dulu kelabu kini penuh warna. Namun, Hana menolak, karena menurutnya mereka adalah boneka yang diproduksi di tahun yang berbeda, dan dunia mereka pun terlalu jauh berbeda. Hana menyebut bahwa tugasnya sudah selesai, dan menyuruh Taro pergi sebelum ia ikut terbuang menjadi sampah rongsokan.
Namun, Taro bersikeras. Ia mengatakan bahwa jika ia tidak melakukan apa-apa sekarang, maka ia akan menyesal seumur hidup. Ia mengaku tidak akan melepaskan Hana, dan mengajaknya kabur bersama.
Okarun yang mendengar itu tercengang dan merinding, seolah kalimat Taro adalah jawaban atas masalah yang sedang ia hadapi.