7. Taro

Tiba-tiba terdengar suara teriakan, “Mana mungkin aku menyerah!” yang diucapkan oleh boneka anatomi manusia bernama Taro, yang tengah berlari kencang. Okarun terkejut melihat Taro muncul di depannya. Ia pun ikut berlari sambil dikejar, hingga akhirnya Taro mendorong Okarun yang menghalangi jalannya.

Momo dan Jiji terkejut melihat boneka anatomi yang bisa hidup dan berbicara. Dengan sigap, Jiji menangkap tubuh Momo agar tidak tertabrak Taro, dan mereka berdua terjatuh ke tanah. Taro melompati mereka yang berada di hadapannya. Saat itu, Momo sempat melihat bagian selangkangan Taro dan berteriak kepada Okarun bahwa ada “biji emas” di sana.

Momo segera memanjangkan tangan auranya untuk menangkap tubuh Taro. Namun, Taro berlari makin kencang, dan karena Jiji masih memeluk Momo, keduanya ikut terangkat dan melayang ke udara, terbawa oleh setiap langkah lari Taro yang makin cepat.

8. Okarun vs Taro

Di depan gerbang sekolah, Okarun bertransformasi dan bersiap mengejar Taro yang sedang menyeret Momo dan Jiji melayang di udara. Meski awalnya tertinggal jauh, Okarun akhirnya berhasil melaju kencang, berlari mendahului Taro di jalanan yang ramai lalu lintas.

Taro meningkatkan kecepatan larinya, membuat Momo dan Jiji melayang tak menentu ke berbagai arah. Ketika mereka nyaris tertabrak sebuah bus, Okarun bergerak cepat, menangkap tangan Momo dan menariknya untuk menyelamatkannya dari tabrakan. Ia kemudian melompat ke atap rumah, menggendong Momo dan Jiji di punggungnya, lalu kembali mengejar Taro yang terus berlari sambil melompati atap-atap bangunan.

Momo akhirnya berhasil melancarkan tangan auranya dan menangkap tubuh Taro. Sambil digendong di punggung Okarun, Momo menjadi poros dan berusaha sekuat tenaga menarik tubuh Taro, seperti sedang bermain tarik tambang. Ia dibantu oleh Jiji yang memegangi tubuh Momo dari belakang untuk menjaga keseimbangan sekaligus membantu menariknya.

Namun, Taro mencengkeram tiang listrik dengan kuat agar tidak tertarik. Akibatnya, tubuhnya tercerai-berai dan berhamburan ke jalan, membuat tangan aura Momo terlepas. Momo, Okarun, dan Jiji pun terkejut. Namun, tubuh Taro yang sempat terpisah itu segera tersusun kembali dalam sekejap. Taro pun kembali berlari dengan kecepatan tinggi, meninggalkan ketiganya yang masih berada di atas atap.