7. Solusi Masalah Mantis

Okarun dan Momo berdiskusi mengenai masalah yang menimpa Mantis. Menurut Momo, karena anak Mantis membutuhkan donor darah setiap hari, maka mendapatkan uang dalam jumlah besar sekaligus tidak akan cukup. Mantis membutuhkan pekerjaan dengan penghasilan tetap. Namun, Okarun menyela bahwa meskipun Mantis ingin bekerja, tidak ada pekerjaan yang tersedia di planetnya. Jadi, dari mana bisa mendapatkan uang?

Saat Mantis pasrah menerima nasibnya karena merasa tidak ada solusi, ia bangkit dan bersiap untuk pergi. Namun, Seiko menghadangnya. Ia mengatakan bahwa darah Mantis berbau tengik, lalu bertanya, “Apa cairan putih dari tubuhmu itu darahmu?”

Seiko kemudian memberikan secangkir susu kepada Mantis. Setelah meminumnya, Mantis tampak bahagia dan mengatakan bahwa susu tersebut rasanya mirip darah bangsanya.

Seiko menjelaskan bahwa ia menyadarinya saat mencium aroma perban di tubuh Mantis, yang mengingatkannya pada bekas lap susu sapi. Ia juga menjelaskan bahwa susu sapi kadang disebut sebagai ‘darah sapi’.

Mantis mengeluh bahwa rasa susu sapi terlalu encer, dan Seiko menjawab bahwa susu dalam kemasan memang dihomogenisasi terlebih dahulu agar cocok untuk manusia. Seiko kemudian berjanji akan menghadiahkan seekor sapi perah kepada Mantis melalui kenalannya yang seorang peternak.

8. Janji Mantis

Malam harinya, Seiko, Okarun, Momo, dan Aira menyaksikan Mantis bersiap pergi mengendarai UFO. Namun, UFO tersebut mengeluarkan cahaya yang mengarah ke kandang sapi. Cahaya itu perlahan menarik seekor sapi dan membawanya masuk ke dalam UFO.

Mantis mengucapkan terima kasih dan berjanji tak akan melupakan kebaikan mereka. Ia mengatakan bahwa jika suatu saat terjadi sesuatu pada mereka, ia akan berada di pihak mereka.

Aira, Momo, dan Okarun memandangi proses “penculikan” sapi oleh alien dengan sinar penarik dari UFO, dan mereka sepakat itu terlihat sangat keren. Sebelum pergi, Mantis pun berjanji akan bertemu lagi dengan mereka.

Momo kemudian bertanya, “Sekarang Seiko sudah percaya alien, kan?” Seiko menjawab santai, “Itu bukan alien, tapi kappa.” Okarun menimpali, “Menurut teori, kappa itu sebenarnya alien.”