5. Udang Sentadu
Okarun mengejar Momo dari belakang sambil membawa dua minuman yang tadi dijatuhkan Momo. Namun, Momo terus melangkah pergi, menyebut bahwa Okarun berbohong—mengaku sibuk menulis laporan, tapi justru bermesraan dengan Aira di taman. Okarun mencoba menjelaskan bahwa ada alasan di balik kebohongannya, tetapi Momo membentaknya dengan tegas, tak ingin mendengar satu pun alasan dari Okarun.
Di laboratorium, Momo sedang mengikuti pelajaran IPA, di mana gurunya menjelaskan bahwa kecepatan pukulan udang sentadu bisa mencapai 80 km/jam dengan daya sebesar 1.500 newton. Namun, daya pukulan itu hanya efektif jika dilakukan di dalam air; di darat, serangannya sama sekali tak berguna. Sebagai demonstrasi, Momo memasukkan penggaris ke dalam akuarium, dan udang sentadu langsung memukulnya hingga retak.
Sementara itu, Okarun tidak bisa fokus belajar di kelas. Ia terus diliputi rasa bersalah karena telah menyembunyikan aktivitas latihannya dari Momo demi menjadi lebih kuat. Ia sengaja berbohong dengan alasan harus menulis laporan, sehingga tidak bisa makan bersama saat jam istirahat. Namun, kebohongan itu justru menimbulkan kesalahpahaman. Momo mengira Okarun sengaja menghindarinya demi bermesraan dengan Aira di taman.
6. Ruang Hampa
Tiba-tiba, seluruh murid di kelas Okarun menghilang begitu saja, menyisakan Okarun seorang diri. Ia segera keluar dari kelas dan bertemu dengan Aira. Keduanya sama-sama keheranan melihat sekolah yang kosong, sementara di luar jendela tampak gelap gulita.
Aira bertanya dengan curiga, “Apa ini jebakan dari Momo dan kamu?”
Okarun membantah, lalu menjelaskan bahwa ia dan Momo pernah mengalami situasi serupa—terkurung dalam ruang hampa—dan semuanya kembali normal setelah mereka berhasil mengalahkan alien di dalamnya.
Aira terkejut dan bertanya, “Apa alien benar-benar ada?”
“Ya,” jawab Okarun. “Bahkan mereka lebih jahat daripada hantu.”
Aira kembali bertanya, “Kalau begitu, apa tujuan mereka menyerang manusia?”
“Aku nggak tahu pasti,” ucap Okarun, “tapi aku menduga mereka mengincar alat reproduksi manusia, terutama milik perempuan.”