9. Akhir Tragis
Momo bertanya kepada Nenek Turbo, mengapa tubuh Acrobatic Silky perlahan-lahan hancur. Nenek Turbo menjelaskan bahwa aura ibarat baterai: jika habis, maka makhluk tersebut akan mati.
Nenek Turbo menambahkan bahwa Acrobatic Silky masih menyimpan penyesalan di hatinya, sehingga tidak bisa kembali ke alam baka. Akibatnya, ia hanya akan lenyap sepenuhnya, tak tersisa di dunia mana pun, dan dilupakan oleh semua makhlukâbaik yang masih hidup maupun yang sudah mati.
10. Janji Aira
Aira termenung, memandangi Acrobatic Silky yang semakin melemah. Acrobatic Silky, dengan air mata yang tertahan, menyatakan bahwa jika saja Aira tidak dilahirkan dari ibu sepertinya, mungkin Aira akan hidup bahagia. Ia berharap Aira dapat memaafkannya.
Tanpa ragu, Aira berlari dan memeluk Acrobatic Silky yang menangis. Sambil ikut meneteskan air mata, Aira berkata bahwa ia menyayangi ibunya, karena telah membuatnya merasa bahagia sebagai makhluk di alam semesta ini.
Acrobatic Silky pun lenyap, hangus menjadi debu. Namun Aira berjanji dalam hati bahwa ia tidak akan pernah melupakan Acrobatic Silky.