7. Malam Tragis

Namun, kebahagiaan itu berakhir ketika pada suatu malam apartemen mereka didatangi oleh dua perampok. Saat itu, para perampok menyerang Yolanda hingga membuat Aira menangis ketakutan menyaksikan kejadian tersebut. Kedua perampok itu kemudian membawa Aira pergi, meninggalkan Yolanda yang tak berdaya akibat luka parah.

Saat siuman, Yolanda berlari keluar dari apartemen, turun ke jalanan malam hari yang diguyur rintik hujan. Namun, mobil yang membawa Aira sudah melaju pergi. Yolanda pun roboh, terjatuh telungkup di tengah jalan.

Waktu pun berlalu. Aira tumbuh semakin besar. Suatu hari, ia berdiri di tepi jalan dan memegang tangan seorang wanita yang ia yakini sebagai ibunya, lalu memanggilnya, “Ibu.”

Ayahnya, Junet, segera menghampiri dan menegur Aira agar tidak keluyuran sembarangan. Aira bersikeras bahwa ia baru saja melihat ibunya. Namun, Junet menjelaskan bahwa ibu Aira telah pergi ke tempat yang sangat jauh dan tidak akan pernah kembali.

Tak lama setelah itu, mereka menghadiri upacara pemakaman. Di sana, Yolanda terlihat terbujur kaku di dalam peti mati.

8. Acrobatic Silky Selamatkan Aira

Acrobatic Silky menolong Aira karena ia memiliki ingatan bahwa dirinya adalah ibu Aira yang bertugas melindungi anaknya.

Tak lama kemudian, Aira—yang sebelumnya hampir dipastikan tewas—tiba-tiba terbangun dan masih hidup. Momo terlihat menangis setelah ikut menyaksikan kenangan masa lalu yang tersimpan dalam ingatan Acrobatic Silky.

Tubuh Acrobatic Silky mulai melepuh perlahan. Ia lalu meminta maaf karena telah menyakiti Aira hingga hampir kehilangan nyawa.