5. Aira Jebak Momo

Sepulang sekolah, Momo menghampiri Okarun untuk mencari wanita aneh yang disebutkan sebelumnya. Ia juga menanyakan, “Di mana Nenek Turbo?” Okarun menjawab bahwa Nenek Turbo ada di dalam tasnya.

Tiba-tiba, Aira menghampiri mereka dan menyatakan bahwa ia ingin berbicara berdua saja dengan Momo. Momo pun menyuruh Okarun pergi lebih dulu untuk mencari wanita aneh itu sendiri, sementara ia memilih mengikuti Aira.

Melihat itu, Nenek Turbo memberi tahu Okarun, “Dia orangnya.”

Di gudang sekolah, Aira dan Momo hanya berdua. Momo lalu bertanya, “Kamu mau bicara soal apa?”

Namun, sebelum sempat mendapat jawaban, Monaroh dan Winda muncul dari belakang dengan sigap. Mereka menjegal kaki Momo hingga terjatuh telungkup ke lantai. Monaroh dan Winda lalu menarik kedua tangan Momo ke belakang dan mengikatnya dengan tali.

6. Tangan Aura Momo

Aira kemudian duduk di atas punggung Momo. Di tangan kanannya ia memegang kitab, sementara tangan kirinya menggenggam rosario, yang ia tempelkan ke pipi Momo yang masih menelungkup.

Momo mengeluh karena mencium bau minyak menyengat dari rosario. Aira pun berkata dengan lantang, “Hei, iblis! Kembalilah ke duniamu!”

Aira lalu menyuruh Monaroh dan Winda menahan kaki Momo yang terus meronta. Namun, Momo segera menggunakan tangan auranya untuk melempar mereka berdua hingga tubuh Monaroh dan Winda terpental dan jatuh pingsan di atas tumpukan barang rongsokan.

Aira yang melihat aura itu langsung menyimpulkan bahwa itulah “sayap iblis” yang pernah ia lihat saat insiden baskom jatuh menimpanya. Meski orang lain tak bisa melihatnya, Aira yakin bahwa hanya dirinyalah yang mampu melihat wujud tersebut.

Setelah rosario dianggap tidak mempan terhadap Momo, Aira—yang duduk di atas punggung Momo yang sedang menelungkup—kemudian menempelkan biji emas ke pipi Momo, karena menganggap benda itu bisa membasmi iblis. Namun, Momo memberi tahu Aira bahwa biji emas itu sebenarnya adalah biji sosis milik Okarun. Aira pun marah karena menganggap Momo berkata tak senonoh terhadap bola suci yang ia puja.