9. Nenek Turbo Mengancam
Seketika, roh Nenek Turbo muncul di dalam toilet, membuat aura ruangan sekitar berubah menjadi merah. Nenek Turbo hanya berbicara dengan Momo, sementara Seiko dan Okarun tampak mematung, tidak bisa bergerak.
Momo bertanya apa yang sebenarnya dilakukan oleh Nenek Turbo. Nenek Turbo menjelaskan bahwa kutukan bisa menular dengan tubuh Okarun sebagai perantara. Ia bisa menghabisi dan mengutuk siapa pun yang dilihat, cukup dengan menggunakan penglihatan Okarun.
Nenek Turbo lalu meminta Momo untuk membawa Okarun ke terowongan angker malam ini. Jika tidak, ia mengancam akan menghabisi semua penghuni rumah Momo melalui kutukan yang ditularkan lewat tubuh Okarun. Setelah memberikan ancaman itu, Nenek Turbo mendadak lenyap begitu saja.
Okarun dan Seiko terkejut ketika tiba-tiba mengalami mimisan. Seiko memandangi jimat di rumahnya yang berlumuran darah, lalu meminta Momo menjelaskan apa yang sebenarnya baru saja terjadi.
10. Siap Bertarung
Malam hari, Okarun dan Momo mengenakan pakaian tempur yang dirancang untuk melindungi mereka dari serangan roh jahat. Seiko tampak sedang mendoakan keselamatan keduanya. Ia memeluk Momo erat dan berpesan agar tidak mati saat menghadapi Nenek Turbo.
Di dalam kereta, Okarun merasa malu karena berpakaian nyentrik dan menjadi pusat perhatian banyak orang. Ia pun bertanya mengapa Momo memutuskan untuk naik kereta. Momo menjelaskan bahwa perjalanan menuju terowongan angker terlalu jauh jika ditempuh dengan sepeda, dan ia tidak ingin kehabisan stamina sebelum sampai di tujuan.
Momo juga mengungkapkan bahwa ia tidak akan memaafkan Nenek Turbo karena telah melukai neneknya, Seiko. Ia berniat menghajar Nenek Turbo habis-habisan.
Setelah itu, Momo melepas pakaian tempur penangkal roh jahat, karena sejak awal ia sudah mengenakan baju modis yang dilapisi oleh pakaian tempur tersebut. Ia lalu memasukkan pakaian tempur itu ke dalam ransel yang digendong oleh Okarun. Menurut Momo, pakaian tempur untuk wanita harus tetap terlihat gaul dan modis.