5. Sakamoto Kalahkan Apart

Sakamoto menyusutkan wajahnya hingga berhasil bebas dari lilitan benang Apart. Dengan sigap, ia bergerak cepat lalu menghantam tubuh Apart dengan pukulan keras, membuatnya terlempar ke udara dan hampir jatuh dari menara.

Namun, Sakamoto segera menarik benang yang masih terhubung ke tangan Apart, lalu mengayunkannya hingga tubuh Apart melambung kembali ke bagian atas menara. Sakamoto menyusul dengan gesit, menggenggam sebuah tangga, kemudian menghantamkannya tepat ke tubuh Apart. Seketika, tubuh Apart terpental keras hingga menabrak pagar pembatas di atap Tokyo Tower, lalu terjatuh lemah dan tersandar di sana.

Tanpa memberi kesempatan, Sakamoto kembali melayangkan tendangan keras ke apart. Tubuh Apart kembali terlempar ke udara dan hampir jatuh dari menara. Namun, sekali lagi Sakamoto menarik benang yang masih terhubung ke tangan Apart, membuat tubuh lawannya terhenti di udara dan bergelantungan tanpa daya.

Sambil menatapnya, Sakamoto berkata bahwa Apart bisa mengubah hidupnya kapan saja, sesuka hati. Itulah alasan Sakamoto tidak melepaskan benang itu, agar Apart tidak jatuh. Ucapan tersebut membuat Apart terkesan.

Tak berhenti sampai di situ, Sakamoto menarik benang di tangannya yang terhubung ke tangan Apart, membuat tubuh lawannya kembali melambung tinggi ke udara. Dengan cepat, ia memutar benang itu hingga tubuh Apart berputar-putar tak terkendali di udara.

Dengan satu hentakan, Sakamoto melemparkan benang ke rangka baja Tokyo Tower, menghantamkan tubuh Apart dengan keras. Setelahnya, Sakamoto membawa Apart pergi meninggalkan Tokyo Tower, berjalan sambil memegangi tudung jaket Apart dan menyeret tubuhnya yang pingsan.

6. Sakamoto Percaya Apart

Di klinik nenek Miya, Apart yang pingsan duduk sambil merebahkan kepalanya di meja kotatsu. Di sekelilingnya ada Shaotang, Sakamoto, Shin, dan Heisuke yang sedang menyantap jeruk. Saat Apart mulai tersadar, Shin dengan bakat espernya langsung mengetahui hal itu dan meminta Apart berhenti pura-pura tidur.

Apart segera bangkit berdiri dan bertanya mengapa mereka tidak membunuhnya. Shaotang menjawab bahwa mereka membutuhkan informasi tentang orang yang mempekerjakannya. Apart lalu balik bertanya, apakah mereka tidak mempertimbangkan kemungkinan ia menyerang mereka semua begitu sadar.

Sakamoto menanggapi bahwa ia merasa Apart bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Mendengar itu, Apart terkesan.

Sakamoto kemudian mengusap kepalan tangannya sambil memperingatkan Apart: jika ia berani mengamuk lagi, tubuhnya akan dihantamkan ke rangka baja Tokyo Tower sekali lagi. Wajah Apart pun langsung pucat. Apart terkena mental, jera setelah merasakan kerasnya pertarungan melawan Sakamoto.

Namun dalam hatinya, Apart merasa senang karena Sakamoto dan kawan-kawannya berbicara serta memperlakukannya seperti manusia pada umumnya.