3. Sakamaoto Nasehati Apart
Apart menceritakan kepada Sakamoto bahwa saat ia menghabisi ayahnya dan melihat isi tubuhnya, justru saat itulah ia merasa dirinya tidak berbeda—bahwa ia masih manusia seperti yang lain.
Bagi Apart, dengan memotong-motong tubuh musuhnya dan melihat isi di dalamnya, itulah caranya merasa terhubung dengan orang lain sekaligus memastikan dirinya sama seperti manusia lain. Karena itu, kini ia pun ingin melihat isi tubuh Sakamoto.
Namun, Sakamoto menegaskan bahwa pemahaman hidup Apart salah. Baginya, menghabisi orang lain justru berarti memutus hubungan, bukan membangun keterikatan. Ia menasihati Apart agar berhenti membunuh.
Mendengar itu, Apart marah karena merasa keyakinannya ditentang, bahkan menyebut Sakamoto tak punya simpati. Dengan tegas, Sakamoto menjawab bahwa Apart tak berhak berbicara soal hubungan antarmanusia, lalu berjanji akan mengakhiri dirinya.
4. Tebasan Takamura
Melampiaskan kekesalannya, Apart melompat ke udara dan mengayunkan benangnya, memutus beberapa bagian rangka baja Tokyo Tower. Akibatnya, Heisuke bersama para wisatawan di dalam menara terjatuh, tubuh mereka terperosot dan tergelincir karena lantai ikut miring. Dari kejauhan, orang-orang pun keheranan melihat menara ikonik itu tiba-tiba miring.
Sakamoto segera melompat dan meraih kabel listrik di sekitar menara. Dengan sekuat tenaga, ia menariknya agar Tokyo Tower tidak ambruk. Berkat bobot tubuhnya yang gendut, ia mampu menahan menara tetap seimbang hingga kembali ke posisi semula. Heisuke beserta wisatawan pun berhenti terperosot dan selamat.
Tak tinggal diam, Apart kembali menyerang dengan melilitkan benangnya ke wajah Sakamoto. Sakamoto panik, karena jika ia bergerak sedikit saja, menara bisa kembali miring. Namun saat menoleh ke bawah, ia melihat Takamura.
Dengan sekali tebasan samurainya, Takamura memotong salah satu penopang utama di bagian dasar menara. Aksi itu justru membuat struktur Tokyo Tower kembali stabil, tanpa perlu ditahan oleh tubuh Sakamoto. Meski begitu, warga yang menyaksikan dari kejauhan tetap bingung melihat menara kini tampak miring dan bengkok.
Setelah itu, Takamura melangkah pergi melewati kerumunan orang yang masih terpaku menatap menara yang aneh bentuknya. Tanpa menoleh, ia terus berjalan menuju sebuah taksi yang sudah menunggunya. Saat ia membuka pintu, sopir taksi sempat bertanya, ‘Kakek, sudah sempat ke toilet?’ Namun, Takamura hanya terdiam dan langsung masuk ke dalam.