9. Kemunculan Uzuki Slur
Osaragi dan Shishiba berada di ruang kontrol CCTV laboratorium. Osaragi bertugas memotong reruntuhan bangunan yang berisiko menimpa mereka atau peralatan komputer. Ia mulai kelelahan dan meminta Shishiba segera menyelesaikan pekerjaannya. Akhirnya, Shishiba menemukan rekaman CCTV yang menunjukkan pertemuan antara Kashima dan Uzuki. Kini, ia yakin bahwa dalang di balik semua ini adalah Slur dan merasa puas telah menemukan jejaknya.
Osaragi bertanya apakah Uzuki adalah musuh Asosiasi JAA. Saat melihat sosok Uzuki di layar komputer, ia mengakui bahwa pria itu memang kuat. Tanpa ragu, Shishiba menghantam monitor dengan palunya, menghancurkan layar yang menampilkan wajah Uzuki. Dengan tenang, ia berkata kepada Osaragi bahwa seberapa pun kuatnya Slur, siapa pun yang berani mencari masalah dengan Ordo harus dihabisi.
Sementara itu, Shin menggunakan bakat espernya untuk menginstruksikan Asakura menyelamatkan seseorang ke arah bangunan yang telah ia tentukan. Saat berlari sendirian, Shin tiba-tiba menemukan seseorang duduk santai dalam kegelapan. Seketika, ia terhenti. Tubuhnya terasa seperti tercabik-cabik, seolah ada niat membunuh yang begitu kuat mengarah padanya. Ia pun berdiri terpaku, berkeringat dingin.
Tanpa Shin sadari, pria itu adalah Slur—Uzuki. Dengan santai, Uzuki berjalan melewati Shin yang masih terpaku dalam keterkejutan. Saat berada di belakangnya, Uzuki berbicara dengan nada dingin, “Jadi, kau adalah Shin? Titipkan salamku pada Sakamoto, ya.” Lalu, ia melangkah pergi.
Shin hanya bisa diam, terkejut karena orang asing itu mengetahui Sakamoto. Saat akhirnya ia memberanikan diri menoleh ke belakang, Uzuki alias Slur telah menghilang. Penuh kebingungan, Shin bertanya-tanya dalam hati—siapa sebenarnya pria itu?
10. Perpisahan Shin & Kawan Lama
Setelah berhasil mencapai permukaan Museum Okutabi, para ilmuwan merasa bersyukur karena selamat. Di sana, mereka bertemu dengan Sakamoto, Shaotang, dan Mashimo. Tak lama kemudian, Shin dan Asakura tiba, dan Shin memberi tahu mereka bahwa laboratorium telah hancur. Ishikawa menenangkan Shin, mengatakan bahwa meskipun laboratorium lenyap, semua data riset masih tersimpan di dalam ingatan mereka.
Shin membaca pikiran para ilmuwan yang diam-diam mengomentarinya—dulu ia hanyalah seorang bocah, dan kini telah tumbuh dewasa. Meski mereka semua senang melihat perkembangannya, mereka tetap menganggapnya pendek. Merasa malu mendapat begitu banyak perhatian, Shin menegaskan bahwa ia bisa mendengar pikiran mereka dan meminta mereka berhenti membicarakannya.
Di toserba, keluarga Sakamoto mengadakan makan malam bersama di lantai atas, yang juga merupakan rumah mereka. Hadir dalam perjamuan itu adalah Shaotang, Shin, Sakamoto, Hana, Aoi, serta Mashimo, yang ditemani Piisuke yang sibuk menyantap pakan di atas kepalanya. Saat makan, Hana akhirnya bercerita tentang pengalamannya membawa orang tua ke sekolah. Mashimo tersenyum lega, merasa senang karena Hana akhirnya bisa berbagi cerita.
Sementara itu, Shin diam-diam mengambil udang milik Shaotang yang tertidur. Namun, Shaotang terbangun dan langsung merebut jeli milik Shin. Keduanya pun kembali bertengkar. Melihat itu, Sakamoto mengirimkan niat untuk membenturkan kepala mereka berdua.
Shin, yang bisa membaca pikirannya, langsung menegur Sakamoto agar tidak berpikiran seperti itu. Sakamoto hanya menghela napas dan berkata bahwa Shaotang dan Shin memang tidak pernah kapok bertengkar.