Sakamoto Days Episode 9
1. Adu Bacot
Di lantai 5 bawah tanah, Sakamoto memberi tahu Kashima bahwa laboratorium itu adalah tempat berharga bagi temannya, Shin, lalu menyuruhnya pergi. Namun, Kashima menegaskan bahwa bosnya melihat gambaran besar—perebutan laboratorium yang dilakukan kelompoknya pasti akan membawa cahaya bagi industri pembunuh bayaran di masa depan. Baginya, Sakamoto dan Shin hanyalah hal sepele yang tak berarti.
Sakamoto, sambil menyiapkan pulpennya, mengaku tidak mengerti maksud Kashima. Namun, ia menegaskan bahwa seseorang yang tidak bisa menghargai orang di sekitarnya tidak akan pernah menuntaskan apa pun.
Kashima kemudian mengeluarkan pistol dari mulutnya dan bersiap menembak. Namun, dengan gerakan cepat, Sakamoto menggunakan pulpen untuk menutup lubang pistol tersebut, membuat tembakan meledak di dalam mulut Kashima.
Dalam keadaan sempoyongan, Kashima mengeluh bahwa ia benci orang yang terus membalas ucapannya. Sakamoto pun balas menanggapi bahwa ia benci orang yang berbicara ngalor-ngidul seperti Kashima.
2. Seba Ungkap Transparan
Shin memuji Mashimo karena berhasil menembakkan senapannya di waktu yang tepat. Mashimo mencerna pujian tersebut dan dengan bangga menganggap dirinya sebagai seorang pahlawan super. Namun, Shin yang membaca pikirannya justru merasa konyol—baginya, Mashimo selalu berpikir ampas.
Sementara itu, Seba yang bersembunyi merasa masih dalam keadaan aman setelah mengetahui lokasi Mashimo, sang sniper. Mashimo kemudian menembakkan senapannya ke saluran ventilasi logam di dinding bangunan. Seba mengira tembakannya meleset, tetapi peluru tersebut memantul dan menyayat bahunya.
Merasakan serangan itu, Seba segera mengaktifkan wujud transparannya dan berlari menjauh. Namun, Mashimo masih bisa membidiknya karena mendengar suara langkah kakinya.
Seba lalu berdiri di atas bangunan dan menampakkan wujudnya, sementara Mashimo bersiap menembaknya. Namun, tiba-tiba Seba mengayunkan tangannya seolah-olah melempar sesuatu. Mashimo tidak merasa ada yang aneh, tetapi tiba-tiba bahunya tertusuk pipa besi, membuatnya terjatuh.
Seba mendekati Mashimo yang terbaring kesakitan dan bertanya apakah Mashimo mengira dirinya memiliki kekuatan psikis. Ia kemudian menjelaskan bahwa kemampuan transparannya sebenarnya berasal dari pakaian yang ia kenakan, termasuk benda yang ia bungkus dengan pakaiannya—seperti pipa besi transparan yang tadi dilemparkannya ke Mashimo.