7. Wutang Ingin Shaotang Jadi Pimpinan Mafia

Wutang kemudian duduk di kursi samping Shin, berhadapan dengan Shaotang. Ia memberi tahu Shaotang bahwa sejak kedua orang tuanya tewas dihabisi oleh Perusahaan Dan, Klan Lu tidak lagi memiliki pemimpin. Wutang pun meminta Shaotang kembali ke Tiongkok untuk memimpin Klan Lu.

Dengan tatapan sinis, Wutang memandang Sakamoto dan Shin, lalu menyatakan bahwa Shaotang seharusnya tidak bergaul dengan pembunuh bayaran rendahan seperti mereka. Shaotang menatap Wutang, yang masih sibuk memandangi Sakamoto dan Shin, lalu berkata tegas di depan wajahnya. Ia menyatakan bahwa dirinya tidak ingin menjadi mafia dan tidak peduli siapa pun yang dipilih sebagai pemimpin Klan Lu.

Saat Wutang akhirnya menoleh dan berhadapan langsung dengan wajah Shaotang, ia tiba-tiba mimisan dan menyemburkan darah ke wajah Shaotang. Wutang tak mampu menahan pesona wajah imut Shaotang.

Sembari Shin mengelap darah di wajah Shaotang, Shaotang teringat masa lalunya dan mulai menceritakannya kepada Sakamoto dan Shin. Sejak kecil, ia tidak pernah tahu alasan Wutang selalu mengikuti setiap aktivitasnya. Hal itu membuatnya risih, seolah sedang diawasi oleh seorang penguntit—bahkan hingga ia beranjak remaja.

Shaotang pun menyimpulkan bahwa Wutang hanyalah seorang konselor mesum, alias penasihat mafia yang berlagak sebagai pelindungnya. Di sisi lain, Wutang dalam hati meyakini bahwa Shaotang sebenarnya sadar akan usahanya melindunginya selama ini. Namun, Shin yang membaca pikirannya hanya bisa merasa konyol dan menilai bahwa Wutang memang tidak beres.

8. Tantangan Wutang ke Sakamoto

Shaotang menegaskan kepada Wutang bahwa ia tidak akan kembali ke dunia mafia. Kini, ia merasa bahagia menjadi karyawan toserba Sakamoto. Wutang memahami bahwa untuk merebut Shaotang kembali, ia harus menyingkirkan Sakamoto yang menghalangi jalannya. Shin, yang menyadari ketegangan itu, langsung menyatakan kesiapannya untuk berkelahi dengan Wutang demi menyelesaikan masalah.

Wutang kemudian menantang Sakamoto dan Shin untuk menyelesaikan masalah dengan cara mafia. Ia mengajukan sebuah kesepakatan. Jika mereka berhasil mengalahkannya, Wutang akan memberikan informasi tentang sosok yang menaruh hadiah buronan atas Sakamoto. Namun, jika mereka kalah, Shaotang harus diserahkan kepadanya.

Sakamoto dengan tegas menolak tantangan tersebut. Ia menegaskan bahwa ia tidak akan pernah menyerahkan Shaotang kepada Wutang. Namun, sebelum Wutang sempat menanggapi, Shaotang justru menyatakan bahwa ia menerima tantangan itu.

Shin segera menegur Shaotang, mengingatkan bahwa jika Sakamoto kalah, ia akan terpaksa kembali ke dunia mafia. Namun, Shaotang menjawab dengan penuh keyakinan bahwa sebagai karyawan toserba Sakamoto, ia siap mengerahkan segenap jiwa dan raganya untuk membantu menemukan dalang di balik harga buronan Sakamoto.

Malam harinya, Sakamoto, Shin, dan Shaotang mengikuti Wutang menuju suatu tempat. Dalam perjalanan, Shin merasa penasaran dengan apa yang dimaksud Wutang sebagai cara mafia dalam menyelesaikan masalah. Namun, Wutang hanya diam.

Sesampainya di tempat tujuan, Wutang menyuruh Sakamoto dan Shin berganti pakaian di sebuah tempat kumuh, tempat yang telah disiapkan setelan jas dan dasi untuk mereka, menggantikan celemek yang sedang mereka kenakan. Sementara itu, Shaotang dipersilakan berganti pakaian di tempat yang lebih mewah, di mana sebuah gaun telah disediakan untuknya.