3. Yutaro Beraksi
Sakamoto dan Shin berendam di kolam jet bath untuk merasakan sensasi pijatan dari air. Yutaro menekan remote, mengaktifkan tekanan air dengan kekuatan yang mampu menghancurkan truk seberat tiga ton. Akibatnya, Shin terpelanting, tersapu oleh air seperti ombak laut. Namun, Yutaro terkejut saat melihat Sakamoto tetap duduk santai di kolam, menikmati tekanan air tersebut. Pemandangan itu membuat Shin, Yutaro, dan seluruh orang di ruangan terpukau.
Setelah itu, Sakamoto dan Shin memasuki sauna untuk merasakan suhu panas. Yutaro kembali menekan remote, kali ini menaikkan suhu hingga memicu kobaran api. Dari luar jendela, ia mengintip dan terkejut melihat Sakamoto tetap tenang menikmati panas ekstrem tersebut. Shin mencoba meniru Sakamoto, tetapi akhirnya tak berdaya. Sakamoto pun menggendongnya keluar dari sauna.
Sakamoto dan Shin kemudian berendam di kolam air dingin. Yutaro menekan remote sekali lagi, mengubah air menjadi bongkahan es yang membeku. Seketika, Shin menggigil hebat, tubuhnya perlahan membeku hingga menyerupai patung es. Sementara itu, Sakamoto tetap duduk dengan tenang, menikmati sensasi dingin yang membekukan tubuhnya dari ujung kaki hingga leher.
Terakhir, Sakamoto dan Shin duduk di lantai, membiarkan tubuh mereka diguyur air dari pancuran utaseyu yang mengalir deras di punggung mereka. Yutaro menekan remote untuk meningkatkan laju air hingga tekanannya luar biasa kuat. Akibatnya, tubuh Shin membungkuk tak kuat menahan tekanan, sebelum akhirnya terpelanting dari lantai. Namun, sekali lagi, Yutaro dibuat terkejut melihat Sakamoto tetap baik-baik saja, bahkan terlihat menikmatinya.
4. Yutaro Bertemu Teman Lama
Keluar dari ruang berendam, Sakamoto menggendong Shin yang pingsan dan mendatangi Aoi, Shaotang, serta Hana yang sudah lebih dulu selesai. Ia lalu meletakkan Shin di kursi sebelum pergi membeli es krim. Setelah itu, Shaotang dan Sakamoto bermain bola pingpong, sementara Hana menyaksikan dengan penuh semangat.
Sementara itu, Yutaro memandangi Sakamoto dengan geram. Pikirannya melayang ke masa lalu—ketika ayahnya memintanya mewarisi sento. Namun, Yutaro menolak dan lebih memilih menjadi pembunuh bayaran. Ia bahkan kabur dari rumah, diiringi teriakan ayahnya yang menyebutnya lemah dan tidak akan pernah bisa menjadi pembunuh bayaran. Kini, kembali ke momen ini, Yutaro akhirnya sadar bahwa dirinya takkan mampu membunuh Sakamoto.
Tak lama setelah itu, Panjul dan Arul—rekan lamanya saat masih menjadi pembunuh bayaran—berkunjung ke sento dan menyapa Yutaro. Mereka terkejut melihat Yutaro, yang dulu bermimpi menjadi orang besar, kini hanya menjadi penjaga pemandian. Saat diejek, Yutaro membentak mereka, menegaskan bahwa itu bukan urusan mereka. Namun, Panjul yang tak terima langsung melayangkan pukulan ke wajah Yutaro hingga ia terjatuh.
Panjul lalu menginjak punggung Yutaro yang tertelungkup di lantai. Ia dan Arul yakin bahwa seorang pecundang seperti Yutaro, yang bahkan tak becus sebagai pembunuh bayaran, memang pantas menjadi pewaris pemandian sento bobrok ini. Yutaro berusaha membela diri, meminta mereka untuk tidak menghina tempat peninggalan ayahnya. Namun, Panjul dan Arul justru semakin meledeknya, menertawakan sento itu sambil tertawa terbahak-bahak.