5. Sakamoto Tumbangkan Horiguchi

Horiguchi memberi tahu bahwa ia dapat mengontrol chip di leher Shin dan Shaotang melalui sakelar di tangannya, yang bisa dinyalakan atau dimatikan sesuka hati. Akibatnya, Horiguchi dapat mengendalikan Sakamoto dan Shin, membuat Sakamoto yang semula hendak meninju Horiguchi justru meninju Shin, serta membuat Shin yang seharusnya menendang Horiguchi malah berbalik menendang Sakamoto.

Horiguchi kemudian menyuntikkan jarum ke tangannya sendiri, menyebabkan otot dan lengannya membesar. Ia melayangkan tinju ke arah Shin hingga tubuhnya terpelanting. Ketika Sakamoto mencoba menyerang dari belakang, Horiguchi dengan cepat menyalakan sakelar, membuat refleks tubuh Sakamoto terhenti karena otaknya mengenali Horiguchi sebagai kawan. Dengan celah itu, Horiguchi meninju Sakamoto hingga terpental.

Dengan bangga, Horiguchi memamerkan keunggulan sainsnya yang bahkan mampu mengatasi pembunuh legendaris sekelas Sakamoto. Namun, Shin menegaskan bahwa kekuatan sains Horiguchi bukan masalah baginya selama ia masih bisa membaca pikirannya.

Tak ingin memberi kesempatan, Horiguchi bergerak cepat dan menyuntikkan jarum bertubi-tubi ke tubuh Shin, seraya mengejek bahwa kemampuan membaca pikiran tidak ada gunanya jika tubuhnya tak mampu mengimbanginya. Shin pun jatuh tersungkur ke lantai.

Horiguchi heran mengapa bosnya begitu menginginkan bakat esper Shin, yang menurutnya tidak berguna. Mendengar itu, Shin teringat Asakura dan merasa geram. Sakamoto, dengan satu tangan, menarik kerah baju Shin dan mengangkatnya dari lantai. Dengan tegas, ia menantang Horiguchi, menyatakan bahwa ia akan membuktikan kekuatan esper Shin memang berguna.

Horiguchi kembali menyuntikkan cairan ke tubuhnya, menyebabkan otot-ototnya membesar secara drastis hingga fisiknya menyerupai Hulk. Sementara itu, Shin berdiri membelakangi Horiguchi, menghadap Sakamoto. Pertarungan antara Sakamoto dan Horiguchi pun dimulai, dengan Shin berada di tengah-tengah mereka.

Horiguchi mulai merasa heran—mengapa Shin, yang berdiri tepat di hadapan Sakamoto, tidak terkena serangan bertubi-tubi dari tinju dan tendangan Sakamoto? Justru, setiap pukulan dan tendangan itu mengenai dirinya dengan akurat, meskipun ia berada di belakang Shin.

Akhirnya, Horiguchi menyadari trik mereka. Sakamoto mengirimkan arah gerakannya ke Shin melalui pikiran, memungkinkan Shin menghindar dengan sempurna di detik terakhir, sehingga setiap serangan Sakamoto justru menghantam Horiguchi tanpa ampun. Berkat strategi ini, Sakamoto berhasil menumbangkan Horiguchi.

6. Sakamoto Beritahu Shin Kehebatan Grup Ordo

Setelah itu, para ilmuwan mencopot chip yang terpasang di leher Sakamoto dan Shin. Mereka berterima kasih kepada Shin dan meminta maaf karena dulu pernah menjauhinya, hingga membuatnya sakit hati dan kabur dari laboratorium.

Shin mengaku bahwa ia tidak mempermasalahkan hal itu. Justru, ia menyukai nasibnya sebagai esper, yang membawanya menjadi seorang pembunuh bayaran. Namun, kini ia telah pensiun dan memiliki keahlian baru sebagai kasir andal sejak bekerja di toserba milik Sakamoto. Mendengar itu, Ishikawa pun berterima kasih kepada Sakamoto karena telah menjaga Shin dengan baik.

Tanpa membuang waktu, Sakamoto dan Shin segera berlari menuju ruang penjara Shaotang untuk membebaskannya. Dalam perjalanan, Shin memuji keahlian bertarung Sakamoto. Menurutnya, Sakamoto selalu mampu menemukan celah untuk mengalahkan lawannya, siapa pun itu.

Namun, Sakamoto mengingatkan agar Shin tidak meremehkan mantan anggota Ordo seperti dirinya. Shin, yang penasaran, bertanya seberapa kuat sebenarnya anggota Ordo. Sakamoto menjelaskan bahwa meskipun kekuatan tiap anggota berbeda, seorang anggota Ordo mampu mengalahkan sepuluh orang seperti Shin hanya dalam enam detik. Shin terkejut, menyadari bahwa itu berarti dirinya sendiri bisa dikalahkan dalam waktu kurang dari satu detik.

Shin pun meragukan bahwa Nagumo, meskipun masih aktif di Ordo, memiliki kemampuan sehebat itu. Menanggapi hal itu, Sakamoto hanya menyarankan Shin untuk berpura-pura mati jika berhadapan dengan anggota Ordo.

Namun, karena terlalu asyik mengobrol sambil berlari, Sakamoto tidak sengaja menginjak tombol di lantai. Seketika, lantai di bawahnya terbuka, membuatnya terjatuh ke dalam sebuah lubang, terpisah dari Shin yang masih berada di ruangan tersebut.