Sakamoto Days Episode 8

1. Mashimo Bersedia Membantu Hana

Mashimo mengunjungi toserba Sakamoto untuk berbelanja sambil membawa Piisuke di pundaknya. Ia berniat membelanjakan uang 500 yen yang baru saja dipungut dari mesin penjual otomatis.

Namun, ia terkejut melihat Hana duduk di meja kasir dengan wajah murung. Hana merasa sedih karena tidak bisa menceritakan pengalamannya saat acara membawa orang tua ke sekolah kepada Shin, Sakamoto, dan Shaotang, yang saat itu menghilang.

Mashimo lalu meyakinkan Hana bahwa ia akan membantu mencari Sakamoto, Shin, dan Shaotang. Mendengar itu, Hana berhenti menangis dan mulai tenang. Mashimo kemudian menggendong Hana di pundaknya, berdiri di luar toserba, lalu menyuruh Piisuke terbang untuk melacak keberadaan mereka. Mereka pun menunggu kedatangan Piisuke.

2. Asakura

Di laboratorium, Horiguchi mengenali Sakamoto sebagai pembunuh legendaris, tetapi ia meremehkan kondisinya yang kini gemuk dan menganggap bisa mengalahkannya dengan mudah.

Saat Sakamoto mencoba meninju Horiguchi, pukulannya justru mengenai Shin. Sakamoto kebingungan, hingga akhirnya Horiguchi menjelaskan bahwa jarum yang ia suntikkan ke leher Sakamoto telah menanam chip yang mengirimkan sinyal ke otaknya, menyebabkan Sakamoto salah mengenali lawan dan kawan. Mendengar itu, Sakamoto berniat meninju Shin, tetapi justru berhasil mendaratkan pukulan telak ke wajah Horiguchi, membuatnya terpental.

Di dalam penjara, Asakura memperkenalkan dirinya sebagai direktur laboratorium kepada Shaotang dan Tanaka. Shaotang segera menarik kerah baju Asakura dan memakinya, menduga bahwa dialah dalang di balik penculikannya. Namun, ia melepaskannya setelah Asakura menjelaskan bahwa dirinya juga dikurung di sana. Asakura kemudian mengungkapkan bahwa ia dipenjara karena menolak menuruti perintah Kashima.

Menyadari kesalahannya, Shaotang justru beralih menarik kerah baju Tanaka dan mengguncang tubuhnya, menyalahkannya karena salah mengira dirinya sebagai Shin dan menculiknya.

Asakura yang penasaran bertanya, “Shin yang punya bakat esper?”

Shaotang balas bertanya, “Kau mengenalnya?”

Asakura mengangguk. “Lebih dari sekadar mengenal. Aku orang yang memberinya bakat esper.”

Shaotang pun akhirnya menyadari bahwa kemampuan Shin bukanlah bawaan lahir.