Sakamoto Days Episode 07

1. Pertengkaran Shin & Shaotang

Sakamoto sedang memegang kamera dan memotret momen Hana yang sedang aktif di kelas pada hari pertama sekolah. Aoi merasa senang bisa mendampingi anak mereka di hari pertama sekolah bersama orang tua murid lainnya. Namun, Aoi mempertanyakan apakah Shin dan Shaotang bisa menjaga toserba dengan baik. Sakamoto meminta Aoi agar tidak khawatir.

Di toserba, Shin memarahi Shaotang yang menggunakan celemeknya tanpa izin saat menjalankan tugas kotor membersihkan toko. Shin memberitahu Shaotang bahwa saat Aoi dan Sakamoto tidak ada, ia otomatis menjadi pimpinan. Shin kesal setelah membaca pikiran Shaotang yang menyebutnya kekanak-kanakan dan menyuruhnya berbicara langsung. Shaotang pun menyebut Shin aneh karena membaca pikiran orang tanpa izin.

Mashimo memasuki toserba dan mengaku ingin mengais bakpao buangan lagi. Namun, Shin dan Shaotang yang sibuk bertengkar justru saling melempar bakpao dan mengumpat, mengabaikan kedatangan Mashimo. Dengan penuh emosi, Shaotang mengaku hidupnya tak tenang akibat Shin yang selalu membaca pikiran orang di sekitarnya. Shin terdiam, tampak sedih, lalu meminta maaf kepada Shaotang sebelum melangkah pergi meninggalkan toserba.

Mashimo menanyai Shaotang apakah ia tidak akan mengejar Shin. Shaotang mengaku tak peduli. Mashimo kemudian meminta izin memungut beberapa bakpao yang terjatuh ke lantai saat digunakan Shaotang untuk melempar Shin. Shaotang menyuruh Mashimo segera pergi setelah mengambilnya.

2. Shaotang Diculik

Di toserba, Shaotang termenung sendirian. Ia sadar bahwa ini adalah pertama kalinya ia melihat Shin memasang raut wajah sedih.

Ketika mendengar bunyi bel, Shaotang mengira Shin sudah kembali. Ia bahkan mengaku akan memaafkan Shin jika ia meminta maaf. Namun, saat ia melihat siapa yang datang, ternyata bukan Shin, melainkan empat orang yang mengenakan hazmat suit. Melihat celemek yang digunakan Shaotang bertuliskan nama Shin, mereka langsung memintanya untuk ikut bersama mereka.

Shaotang diculik dan mendapati dirinya terikat di dalam kargo sebuah mobil van. Tubuhnya terbelenggu tali, sementara mulutnya tertutup lakban. Empat pria berseragam hazmat duduk mengelilinginya. Sementara itu, Seba mengemudikan van, dengan Tanaka di kursi depan di sampingnya.

Tanaka tak menyangka bahwa subjek eksperimen yang menghilang sebelas tahun lalu dari laboratorium kini justru menjalani hidup santai sebagai penjaga kasir toserba. Sambil memandangi foto Shin saat kecil, ia terkejut melihat bahwa rambut subjek itu telah berubah warna setelah remaja.

Seba memberi tahu Tanaka bahwa mereka kemungkinan telah salah menculik orang. Namun, Tanaka bersikeras bahwa itu tidak mungkin, karena nama Shin jelas tertera di celemek orang yang mereka culik.

Ia menjelaskan bahwa alasan mereka menculik Shin adalah karena dia satu-satunya subjek eksperimen yang mampu membaca pikiran orang. Sambil menatap Shaotang, yang dikiranya sebagai Shin, Tanaka menyatakan bahwa kemampuan Shin mengerikan dan yakin tak ada seorang pun yang mau menemaninya, sehingga hidupnya pasti menyedihkan.

Shaotang, yang geram mendengar perkataan Tanaka, langsung menerjang wajahnya. Dengan tegas, ia menyatakan bahwa meskipun Shin berbeda dari orang lain, dia tidak menyedihkan. Tanaka terkejut saat mengetahui bahwa orang yang mereka culik sebenarnya bukan Shin, melainkan Shaotang. Seba pun menegaskan bahwa dugaannya benar—Tanaka memang telah menculik orang yang salah.