9. Toserba Diserbu Pemburu Hadiah Sakamoto

Sakamoto, Shin, Shaotang, Hana, dan Aoi sedang berada di meja kasir toserba. Mereka tampak santai menanggapi seorang pembunuh bayaran yang datang membawa pisau dan pistol untuk menghabisi Sakamoto. Hari itu memang ramai dengan kedatangan para pembunuh bayaran, sehingga mereka sudah terbiasa menghadapi situasi semacam ini.

Tanpa banyak usaha, Hana menekan tombol alat kasir sesuai arahan Shaotang, menyebabkan rak senjata di toserba jatuh dan menghantam kepala pria itu hingga tak berdaya.

Sementara itu, Aoi mengoperasikan laptop dan berkomentar bahwa akan merepotkan jika para pembunuh bayaran terus berdatangan. Namun, ia juga memahami bahwa menarik kembali harga hadiah buronan Sakamoto bukanlah hal yang mudah. Meski begitu, Aoi tidak terlalu mempermasalahkannya, karena setelah melihat laporan penjualan, ia justru mendapati bahwa penjualan perban dan plester meningkat pesat.

Mendengar hal itu, Shin merasa konyol. Bahkan, Hana ikut membantu dengan mengantarkan plester kepada tiga pria yang duduk di luar toserba dalam keadaan babak belur. Ketiganya pun memuji kehebatan ayah Hana, Sakamoto.

10. Tim Sakamoto Berlatih

Sakamoto teringat perkataan Nagumo yang memberitahunya bahwa jika ia hanya mampu bertarung imbang melawan Boiled, maka ke depannya ia akan berada dalam bahaya. Nagumo menambahkan bahwa dampak dari lima tahun pensiun jauh lebih besar dari yang Sakamoto bayangkan.

Menanggapi hal itu, Sakamoto memberi tahu Shaotang dan Shin bahwa selama mereka tidak tahu siapa musuh yang akan dihadapi, mereka harus mempersiapkan diri agar lebih kuat.

Sebagai bagian dari latihannya, Sakamoto melatih kecepatan kakinya dengan membonceng Hana menaiki sepeda dan melaju kencang di jalanan. Aksi mereka membuat orang-orang yang melihatnya terkejut dan kagum.

Sementara itu, Shin melatih kemampuan espernya dengan membaca isi pikiran pelanggan yang baru memasuki toserba. Ia bahkan sudah menyiapkan pesanan pelanggan sebelum mereka sempat mencarinya, membuat mereka terheran-heran.

Di sisi lain, Shaotang melatih teknik jurus mabuknya dengan meminum minuman beralkohol. Namun, dalam keadaan mabuk, ia malah memukul kepala seorang pelanggan yang hendak berbelanja. Lucunya, pelanggan yang terkapar itu ternyata adalah seorang pembunuh bayaran. Benar-benar sebuah kebetulan yang menguntungkan!