Sakamoto Episode 5
1. Obiguro Puas Bertarung Melawan Shaotang
Shin, yang tubuhnya terikat di ranjang, mengakui bahwa ia sempat khawatir akan mati. Namun, ternyata Shaotang berhasil beberapa kali melancarkan serangan ke Obiguro dalam waktu kurang dari sepuluh detik.
Setelah itu, Shaotang kembali meneguk sebotol sake. Obiguro, yang semakin agresif, melancarkan serangan beruntun ke arahnya. Namun, dengan pergerakan yang gesit, Shaotang berhasil menghindar dan bahkan melayangkan tendangan yang tepat mengenai dagu Obiguro.
Terkesima dengan kemampuan Shaotang, Obiguro menantangnya untuk bertarung lebih serius, bahkan mendorongnya untuk mencoba membunuhnya. Namun, Shaotang dengan tegas menolak, mengatakan bahwa membunuh bertentangan dengan aturan keluarga Sakamoto. Obiguro tertawa mengejek, menyebut Shaotang bodoh karena menganggap Sakamoto sebagai “keluarga,” padahal Sakamoto hanyalah bagian dari keluarga kecil beranggotakan tiga orang.
Shaotang, yang murka, menangkap tendangan Obiguro dengan sigap. Ia lalu berkata bahwa sebagai orang Tiongkok, ia bahkan bisa menggunakan mesin kasir saat pertama kali datang ke Jepang, menegaskan bahwa ia bukan orang bodoh.
Shaotang kemudian bersiap melancarkan tinjuan keras ke wajah Obiguro. Obiguro, yang lengah, menyadari bahwa ia sulit menghindari serangan itu. Namun, yang terjadi justru di luar dugaan—tinjuan Shaotang hanya mendarat di pipi Obiguro dengan pelan dan lembut. Tiba-tiba, Shaotang tersadar dari mabuknya. Ia menatap sekeliling dengan bingung, bertanya-tanya di mana ia berada, siapa Obiguro yang berdiri di depannya, dan apa yang sedang terjadi dengan Shin.
Obiguro, yang awalnya geram karena dilepaskan begitu saja, mendadak tertawa senang. Ia mengaku sudah lama tidak merasa terpojok dan, tanpa ragu, langsung memeluk Shaotang dengan penuh antusias. “Aku suka orang kuat! Kau berhasil membuatku merinding!” serunya dengan penuh kegembiraan.
Sementara itu, Shin, yang masih terikat di ranjang dengan seseorang di sampingnya yang bersiap menyalakan mesin gergaji, hanya bisa terheran-heran dengan situasi aneh di hadapannya. Dengan wajah bingung, ia bertanya, “Jadi… apakah ini artinya aku selamat?”
2. Sakamoto Hajar Boiled Sampai Babak Belur
Boiled mengaku tidak peduli bagaimana trik Sakamoto bisa kembali kurus. Ia menantang Sakamoto untuk segera mempercepat pertarungan, yakin bahwa keluarga Sakamoto kini sedang terdesak. Namun, Sakamoto tetap tenang dan mengaku tidak khawatir, karena sudah memiliki orang kepercayaan.
Tiba-tiba, Sakamoto yang berada di kejauhan muncul tepat di depan Boiled dan langsung meninju wajahnya. Pukulan itu membuat Boiled terhuyung mundur hingga menghancurkan dinding bangunan. Keduanya pun terlempar ke udara.
Saat mendarat di jalanan, Sakamoto melancarkan tendangan ke wajah Boiled, lalu menghajarnya bertubi-tubi tanpa memberi kesempatan untuk melawan. Tinjuan mereka beradu, dan sarung tangan RDP milik Boiled hancur berkeping-keping akibat hantaman Sakamoto. Sakamoto terus melancarkan serangan bertubi-tubi, membuat Boiled semakin terdesak.
Boiled berusaha membalas dengan melemparkan rentetan bola SBB, tetapi Sakamoto dengan mudah menangkap semuanya. Ia kemudian meninju Boiled dengan tangan yang dipenuhi bola SBB, menciptakan ledakan besar yang membuat Boiled terpental.
Terbaring di jalanan, Boiled terheran-heran melihat betapa kuatnya Sakamoto, meski sudah pensiun sebagai pembunuh bayaran. Sakamoto mengakui bahwa Boiled memang kuat, tetapi ia juga menjelaskan bahwa dulu dirinya menggunakan kekuatan hanya untuk melukai orang lain. Sekarang, kekuatannya digunakan untuk melindungi keluarganya—itulah sumber kekuatannya.
Boiled bangkit berdiri, namun Sakamoto langsung melayangkan satu pukulan terakhir yang menghantamnya dengan keras hingga terlempar jauh. Keduanya melayang bagaikan roket, menabrak gondola bianglala, lalu tanpa sengaja mendarat di dalamnya dan duduk berdua. Boiled, yang babak belur setelah dihajar habis-habisan, menyalakan rokok dan dengan pasrah mengakui kekalahannya.