5. Masa Lalu Boiled & Sakamoto
Seketika, ingatan Boiled melayang ke masa lalu, saat ia masih bersekolah di JCC, akademi khusus bagi para calon pembunuh bayaran. Pada usia 15 tahun, Boiled mendatangi Sakamoto yang berumur 14 tahun. Ia terkesan setelah mengetahui bahwa Sakamoto sangat kuat hingga berhasil menghajar semua teman-temannya saat latihan. Namun, Boiled tidak datang untuk membalas dendam. Sebaliknya, ia justru ingin bergaul karena penasaran dengan Sakamoto.
Sakamoto tidak terlalu menanggapi dan langsung melanjutkan latihannya, menembakkan pistol secara akurat berulang kali ke target. Aksi itu membuat Boiled semakin kagum. Sejak saat itu, Boiled selalu mengikuti Sakamoto karena merasa mereka berdua mirip. Ketika tidak sedang menjalankan misi atau mengikuti kelas, Boiled selalu bersama Sakamoto, entah itu mengunjungi supermarket atau berendam di pemandian air panas.
Saat makan bersama di kantin, Boiled memberi tahu Sakamoto bahwa hari itu adalah Hari Valentine—momen di mana orang-orang biasanya saling memberikan cokelat. Namun, sebagai calon pembunuh bayaran, mereka tidak akan menikmati momen kasih sayang tersebut.
Akan tetapi, tiba-tiba seorang siswi menghampiri Sakamoto dan menyerahkan sebuah bingkisan cokelat kepadanya. Boiled terdiam, terkejut. Namun, keterkejutannya semakin menjadi ketika Sakamoto membuka lokernya, dan seketika banyak bingkisan cokelat tumpah keluar.
Tak lama kemudian, Nagumo muncul sambil mendorong troli berisi bingkisan cokelat yang jumlahnya bahkan lebih banyak daripada milik Sakamoto. Dengan santai, ia mengaku bahwa semua itu adalah pemberian dari para siswi calon pembunuh bayaran. Nagumo lalu menoleh ke arah Boiled yang masih melongo dan bertanya kepada Sakamoto, “Siapa orang ini?”
Sakamoto hanya menjawab, “Entahlah,” seolah tidak mengenali Boiled sama sekali. Mendengar itu, Boiled merasa syok. Kebersamaan yang selama ini ia anggap berarti ternyata tidak ada artinya bagi Sakamoto. Saat Sakamoto hendak pergi bersama Nagumo, ia sempat menoleh ke arah Boiled dan berkata, “Kalau mau, ambil saja cokelatnya.”
Kembali ke masa kini, setelah mengenang bagaimana Sakamoto mengacuhkannya dan betapa ia kalah populer di kalangan wanita dibanding Sakamoto, Boiled menyimpulkan bahwa Sakamoto, yang dulu ia kira mirip dengannya, ternyata berbeda. Obiguro berasumsi bahwa Boiled ingin menuntaskan dendam masa lalunya terhadap Sakamoto. Namun, dengan tegas, Boiled membantah dan mengatakan bahwa ia sudah tidak peduli lagi dengan masa lalu.
6. Serbuan Zombie
Aoi dan Hana tersenyum sumringah, menikmati hiburan berupa penampakan zombie. Sementara itu, Shin terkesan melihat Hana, putri Sakamoto, yang justru merasa seru dan antusias menantikan kemunculan hantu berikutnya. Shin menyindir Shaotang yang gemetar ketakutan di sampingnya, dengan membandingkannya dengan Hana. “Berbeda dengan Hana, Shaotang jelas tak punya nyali,” ujarnya.
Shin kemudian menyadari bahwa sejak awal, Shaotang terus-menerus meneguk minuman dari sebuah botol. Ketika ditanya, Shaotang mengklaim bahwa ia sedang meminum “obat keberuntungan keluarga Lu.” Namun, melihat ekspresi Shaotang yang mulai teler, Shin curiga dan memeriksa botol tersebut. Ternyata, isinya adalah sake!
Di saat yang bersamaan, terdengar suara gedoran keras dari sebuah pintu. Dalam keadaan mabuk, Shaotang dengan santai membukanya—tanpa berpikir panjang. Seketika, gerombolan pasukan zombie menyerbu mereka.
Meski situasi semakin kacau, Hana dan Aoi tetap tenang. Mereka masih menganggap semua ini sebagai bagian dari pertunjukan dan terus menikmati momen tersebut dengan penuh kegembiraan.