3. Boiled & Obiguro

Boiled dan Obiguro tiba di wahana Sugar Park. Boiled meminta Obiguro untuk tidak meremehkan misi karena menganggapnya enteng dan berpikir semuanya akan berjalan cepat. Boiled tiba-tiba meneriaki Obiguro hingga membuatnya terkejut. Ia meminta Obiguro menjaga langkah kakinya agar tidak menginjak barisan semut, karena moto Boiled adalah: “Jangan renggut nyawa selain target.” Dalam hatinya, Obiguro merasa Boiled sangat keren.

Obiguro dan Boiled mendatangi Tatsu yang sedang berada di toilet. Tatsu pun bertanya kepada mereka mengapa ikut datang ke wahana Sugar Park. Boiled mengaku bertugas menuntaskan pekerjaan yang sedang dijalankan Tatsu. Sementara itu, Obiguro merangkul bahu Tatsu dan mengingatkan bahwa jika terus gagal dalam misinya, kepala Tatsu berisiko terpenggal.

Obiguro kemudian menyuruh Tatsu berterima kasih karena telah dibantu. Tanpa pilihan lain, Tatsu pun mengucapkannya. Obiguro mengaku tak sabar bertemu pria legendaris seperti Sakamoto. Sementara itu, Boiled mengusap luka di wajahnya yang mulai terasa gatal, membuat Obiguro mengira itu disebabkan oleh Sakamoto. Namun, Boiled segera mengklarifikasi bahwa luka itu sebenarnya akibat ia terpeleset.

Tatsu menatap Obiguro dan Boiled di depannya. Ia tahu bahwa meskipun kedua orang ini terlihat konyol, dalam pertempuran di Balkan dua tahun lalu, mereka dikabarkan berhasil menghabisi lebih dari 100 orang. Mereka dikenal sebagai dua anggota Dondenkai paling brutal. Tatsu pun yakin Sakamoto pasti akan mati di tangan Boiled dan Obiguro.

4. Rumah Hantu

Aoi dan Hana mengajak Sakamoto, Shin, dan Shaotang untuk memasuki wahana rumah Hantu. Begitu mereka masuk, seorang hantu perawat wanita menyapa kedatangan mereka dan menjelaskan bahwa mereka sedang memasuki Bangsal Ratapan, tempat penuh ketakutan yang dihuni oleh jiwa-jiwa pasien yang dimutilasi oleh seorang dokter gila.

Shaotang berteriak histeris saat tiba-tiba muncul satu zombie di hadapannya. Aoi memuji kualitas rumah hantu tersebut, menyebutnya sebagai yang terbaik di Jepang. Bahkan, Shin mengakui bahwa detail interiornya menambah kesan menyeramkan. Tiba-tiba, seorang zombie mengayunkan pisau dari belakang Shin. Beruntung, Shin segera membungkuk dan berhasil menghindari serangan itu. Zombie itu kemudian berlari ke arah Sakamoto.

Aoi dan Hana tersenyum senang, menikmati hiburan seram yang mereka saksikan. Saat keduanya saling menatap dan berpelukan, menikmati momen seru, mereka tidak menyadari bahwa Sakamoto telah menangkap serangan zombie tersebut dan meninju makhluk itu bertubi-tubi. Akibatnya, zombie itu pingsan dalam posisi berdiri, tak bergerak sedikit pun.

Shin, yang menyaksikan kejadian itu, takjub melihat aksi Sakamoto. Ia menyadari bahwa Sakamoto sengaja berpura-pura takut agar bisa menyerang zombie itu tanpa sepengetahuan istrinya. Tanpa berkata-kata, Sakamoto menyerahkan sesuatu yang ia ambil dari zombie tersebut kepada Shin. Saat melihatnya, Shin terkejut. Itu adalah kartu lisensi pembunuh bayaran. Namun, Shin tidak terlalu khawatir, karena yang memburu mereka hanyalah seorang pemula.

Sementara itu, di ruang CCTV, Boiled dan Obiguro terus memantau setiap aktivitas kelompok Sakamoto yang tengah menjelajahi rumah hantu. Sambil merias wajah dengan makeup, Obiguro terkesan dengan Sakamoto—meskipun bertubuh gendut, pergerakannya tetap lincah. Ia ingin melihat Sakamoto bertarung dengan serius.

Namun, Obiguro memutuskan untuk tidak menyentuh Sakamoto dan menyerahkannya kepada Boiled, yang ia sebut sebagai teman lama Sakamoto. Mendengar itu, Boiled mencengkeram botol minuman di tangannya dengan kuat hingga bagian atasnya patah, menenggak isinya, lalu dengan tegas membantah bahwa ia bukan teman Sakamoto.