Sakamoto Days Episode 3
1. Sakamoto Ada Dua
Shin memarahi Shaotang karena datang terlambat dua jam untuk bekerja di toserba, meskipun Shaotang berdalih hanya telat sedikit. Selain itu, Shin juga kesal karena Shaotang ceroboh dalam menata barang, seperti meletakkan deterjen di dalam kulkas bersama minuman. Shin menebak Shaotang tak pernah bekerja sebelumnya, jadi tak heran ia ceroboh.
Tetapi, Shaotang membantah dan mengatakan bahwa ia pernah bekerja membantu ayahnya, yang merupakan bos mafia, menggali lubang besar dan mengubur senjata misterius. Kesal dengan jawaban tersebut, Shin lalu menghampiri Sakamoto, yang sedang duduk membaca koran di kasir, dan meminta agar ia segera memecat Shaotang.
Namun, Sakamoto dengan sopan menegur Shin agar tidak berbicara terlalu kasar kepada orang lain. Ia kemudian menegur Shaotang dan memintanya untuk meminta maaf karena telah datang terlambat. Shin dan Shaotang terkejut melihat perubahan sikap Sakamoto, yang kini lebih banyak berbicara dibanding biasanya.
Kejutan semakin besar ketika seseorang membuka pintu toserba, dan yang muncul adalah Sakamoto. Tiba-tiba, ada dua Sakamoto di depan mereka. Sakamoto kedua yang baru datang berjalan dengan tenang, duduk di kasir, dan membaca koran, sementara Sakamoto pertama yang sebelumnya sudah ada di sana langsung menuduhnya sebagai peniru.
Tanpa ragu, Sakamoto pertama menyerang dengan pisau ke arah koran yang dipegang Sakamoto kedua, tetapi Sakamoto kedua dengan mudah menghindarinya hanya dengan memiringkan kepala. Keduanya lalu saling menyerang—Sakamoto pertama menodongkan pistol ke leher Sakamoto kedua, sementara Sakamoto kedua menodongkan pisau cutter ke Sakamoto pertama. Serangan mereka terhenti, masing-masing menunggu pergerakan lawan.
Sakamoto kedua menyebut sudah lama tak bertemu Nagumo. Tiba-tiba, penampilan Sakamoto pertama berubah menjadi pria muda. Ia menyanjung Sakamoto karena masih mampu bergerak dengan lincah. Shin takjub melihat Nagumo bisa mengubah wujud secepat kilat, bahkan kemampuan espernya pun tak mampu membaca pikiran Nagumo.
2. Nagumo Beritahu Sakamoto Menjadi Target Pemburu Hadiah
Sakamoto memberi tahu Shin dan Shaotang bahwa Nagumo adalah mantan rekannya saat masih aktif sebagai pembunuh bayaran dan kini berusia 27 tahun. Sebelumnya, Nagumo sempat mempermainkan Shaotang dan Shin dengan mengaku berumur 19 tahun serta bekerja sebagai penjaga toko supermarket di seberang tempat Sakamoto. Kesal dengan leluconnya, Shin dan Shaotang akhirnya mengikat tubuh Nagumo ke sebuah kursi.
Nagumo kemudian mengungkapkan bahwa Sakamoto telah mendapat harga buronan senilai 108 miliar rupiah, yang baru saja diputuskan beberapa hari lalu oleh asosiasi pembunuh bayaran. Tak lama kemudian, seorang pengantar pizza memasuki toserba Sakamoto dan menyerahkan pesanannya. Namun, Shin membaca pikirannya dan menyadari bahwa pria itu berniat jahat—dia adalah seorang pembunuh bayaran.
Dengan dua alat pemotong pizza, si pengantar mengancam akan menyayat leher Nagumo yang masih terikat di kursi. Namun, dalam sekejap, Nagumo sudah berdiri di belakangnya dan langsung memiting lehernya dengan kedua tangan. Dengan tenang, ia menegaskan bahwa ucapannya benar—Sakamoto kini benar-benar diburu oleh para pembunuh bayaran.
Namun, saat Nagumo hendak menghabisi pengantar pizza itu, Sakamoto melarangnya. Tanpa banyak protes, Nagumo pun menuruti perintah Sakamoto. Nagumo bertanya dengan heran apakah Sakamoto benar-benar akan mempertahankan prinsipnya untuk tidak membunuh saat menghadapi para pembunuh bayaran yang mengincarnya.
Nagumo bertanya bagaimana Sakamoto berencana menghadapi organisasi Ordo—tempat ia kini tergabung dan tempat Sakamoto pernah menjadi bagian di masa lalu. Melihat Shaotang dan Shin mulai panik, Nagumo segera menenangkan mereka dengan mengatakan bahwa ia hanya bercanda. Bagaimanapun, Ordo adalah organisasi yang justru berspesialisasi dalam membunuh para pembunuh bayaran, jelas Nagumo.