3. Kunci Brankas Rahasia Keluarga “LU”
Mael, CEO dari Perusahaan Dan, mengomeli Jamal setelah ia melaporkan kegagalannya dalam menangkap Shaotang, yang berhasil kabur bersama dua pria. Mael kemudian memanggil Bacho dan Son He untuk diberi tugas khusus. Mereka diperintahkan merebut kunci brankas yang dibawa oleh Shaotang dan menangkapnya.
Mael yakin bahwa jika perusahaan mereka berhasil mendapatkan kunci tersebut, mereka dapat menguasai pasar gelap. Ia juga mengizinkan Bacho dan Son He untuk menghabisi siapa pun yang mencoba menghalangi misi mereka.
Sembari berlari dan melompati tiap atap bangunan ruko, Shaotang menceritakan kepada Sakamoto dan Shin bahwa dirinya adalah putri dari keluarga “Lu,” sebuah organisasi mafia terkenal. Ia mengungkapkan bahwa dirinya sedang diburu karena para mafia tersebut ingin merebut kunci brankas rahasia milik keluarganya yang sedang ia bawa.
Shin menyarankan agar Shaotang membuang kunci tersebut untuk menghindari bahaya yang mengancam nyawanya. Namun, Shaotang dengan tegas menolak. Sambil tertunduk sedih, ia menjelaskan bahwa ayah dan ibunya telah mati demi melindungi kunci tersebut agar ia bisa melarikan diri membawanya. Shaotang merasa takut jika kedua orang tuanya tidak akan tenang di akhirat jika kunci itu sampai direbut oleh para mafia.
4. Sakamoto Bersedia Menolong Shaotang
Ketika Shaotang hendak berpamitan agar tidak melibatkan Sakamoto dan Shin dalam masalahnya, Sakamoto tiba-tiba bertanya apakah ia bisa membuat bakpao otentik. Menyadari maksud Sakamoto, Shin memperingatkannya agar tidak gegabah membantu Shaotang, mengingat lawan mereka sangat berbahaya. Shaotang pun menjawab bahwa ia pernah diajari oleh ayahnya dan memahami dasar pembuatannya.
Mendengar itu, Sakamoto memberi tahu Shin bahwa pembelian pasokan barang untuk toserba akan ditunda sementara, karena ia memutuskan untuk membantu Shaotang. Sebagai gantinya, Sakamoto meminta Shaotang berjanji untuk membuatkan bakpao setelah masalahnya selesai.
Saat Sakamoto, Shin, dan Shaotang berdiri di atap ruko, tiba-tiba Bacho muncul dan melancarkan tendangan ke wajah Sakamoto. Serangan itu membuat tubuh Sakamoto terlempar jauh, menabrak dinding bangunan ruko lain hingga hancur. Shaotang kemudian memberitahu Shin bahwa dua sosok di depan mereka adalah Son He dan Bacho, pembunuh bayaran yang terkenal karena menerima bayaran besar untuk menghabisi target.
Bacho bergerak cepat dan tiba-tiba muncul di belakang Shaotang, bersiap menebaskan pedangnya. Namun, Sakamoto dengan sigap muncul dan melancarkan serangan sikut ke punggung Bacho, membuatnya tersungkur ke lantai. Akibatnya, lantai tersebut roboh, dan mereka semua terjatuh ke dalam ruangan dapur restoran.
Melihat kejadian itu, Son He memuji kekuatan Sakamoto. Namun, Bacho dengan cepat menyangkalnya, mengatakan bahwa lantai tersebut sudah rapuh sejak awal.