5. Mantis Tolak Latih Okarun

Di kandang sapi, Mantis yang menyamar sebagai manusia dan bekerja sebagai penjaga sedang memberi makan sapi-sapi. Tak lama kemudian, Mantis menghampiri Okarun yang datang menemuinya. Okarun langsung bersujud di tanah, memohon agar Mantis menjadikannya murid karena ia ingin belajar tinju. Namun, Mantis menolak permintaan itu dengan alasan tidak ingin mengajarkan kekerasan.

Malam harinya, Okarun pulang ke rumah Seiko. Ia melihat Seiko sedang menemani Jiji menyantap makanan di ruang tamu. Jiji sempat menatap Okarun sejenak, lalu memalingkan pandangan. Okarun pun hanya terdiam. Seiko tampak memahami kecanggungan yang tercipta di antara keduanya.

6. Tugas Orang Dewasa

Setelah itu, Manjiro dan Seiko berbincang berdua pada malam hari. Manjiro mengatakan bahwa tinggal bersama roh terkutuk seperti Evil Eye sangatlah berbahaya. Ia mengajak Seiko untuk kembali memanggil kelompok Hayashi. Manjiro bahkan bersedia merapalkan mantra pengusir roh jika Seiko merasa tidak tega melakukannya kepada Jiji.

Manjiro bergegas pergi, berniat segera menghubungi kelompok Hayashi. Namun, Seiko menyebut sikapnya terlalu kejam, membuat Manjiro seketika berhenti melangkah. Dengan tenang, Seiko menegaskan bahwa sebagai orang dewasa, mereka seharusnya mampu memikul beban masalah anak-anak dan membiarkan mereka menjalani hidup dengan bebas.

Namun, Manjiro menjawab bahwa memperlihatkan realita juga bagian dari tanggung jawab orang dewasa. Ia mengaku menyukai semangat Jiji yang berusaha mengendalikan Evil Eye, tetapi jika hal itu mustahil, maka tetaplah mustahil. Setelah mengatakan itu, Manjiro pergi meninggalkan Seiko.