5. Okarun Siap Tangani Jiji

Okarun, Momo, dan Aira terkejut mendengar keputusan dari Seiko. Seiko lalu memberi tahu mereka bahwa Jiji telah mengambil keputusan itu dengan tekad yang bulat, dan Seiko menyukai sikap tersebut.

Aira memprotes Seiko karena menurutnya, keputusan egois Jiji hanya akan membuang waktu berharga mereka untuk terus-menerus menjaga Jiji.

Okarun pun menyatakan bahwa ia akan berlatih lebih keras agar mampu menjinakkan Evil Eye saat roh itu merasuki Jiji. Ia bersedia melakukannya karena menganggap Jiji sebagai teman yang sangat berharga. Mendengar hal itu, Jiji pun terkesan.

Momo segera merangkul bahu Okarun dan berkata bahwa ia juga akan berlatih lebih keras agar bisa membantu Okarun menghadapi Evil Eye.

Aira yang cemburu langsung melemparkan tangan Momo dari bahu Okarun, dan keduanya pun bertengkar. Dalam amarahnya, Aira menyatakan bahwa ia juga akan berlatih lebih keras demi membantu Okarun menghadapi Evil Eye.

6. Belajar Kendalikan Evil Eye

Setelah menambal lubang pada setiap tembok dan atap rumah Momo yang bocor menggunakan kardus, Seiko menyuruh Jiji duduk seiza. Ia kemudian meminta Jiji membayangkan sinar laser keluar dari ujung kepala dan ujung jari-jarinya.

Namun, Jiji terjatuh saat Seiko mendorongnya dengan tongkat bisbol. Momo, yang juga sedang duduk seiza, lalu menyuruh Jiji mendorong dirinya sekuat tenaga. Jiji terpukau karena Momo tidak terjatuh sama sekali.

Seiko memuji Momo yang dulunya bersikeras menolak untuk dilatih, namun kini sudah menjadi ahli. Jiji pun tersadar bahwa sejak kecil, Momo sering berpose dengan satu tangan di atas kepala, sambil mengangkat jari telunjuk dan ibu jari ke atas membentuk huruf “L”. Dulu, Jiji sering mengolok-olok Momo, tetapi sekarang ia menyadari bahwa pose itu adalah bagian dari latihan untuk mengeluarkan energi ki.

Seiko menjelaskan bahwa jika Jiji berhasil mengeluarkan ki, maka ia juga bisa menggunakan kekuatan rohnya sendiri. Dengan begitu, Jiji akan menjadi sangat kuat—bahkan mampu mengendalikan kekuatan Evil Eye.