5. Masa Lalu Naruhaya Asahi
Di sebuah rumah kost, terdapat seorang wanita dewasa, seorang remaja, dan empat bocah yang sedang bersiap menyantap makanan. Mereka berenam adalah saudara. Adik kelima sangat menikmati gyoza, sementara adik ketiga marah karena gyozanya direbut.
Naruhaya, sebagai kakak kedua, meminta keempat adiknya untuk tidak berebut gyoza, karena makanan itu dibawakan secara gratis oleh kakak pertama dari tempat kerjanya. Adik keempat berjanji akan mengubah hidup keluarganya dengan crypto, sedangkan adik keenam bercita-cita menikahi pria kaya untuk mengubah nasibnya.
Naruhaya mengajari adik ketiganya, yang muak hidup miskin, untuk terus tersenyum. Menurutnya, senyuman dalam situasi sulit bisa mengusir kesialan. Akhirnya, keenam saudara itu saling tersenyum, menambah kehangatan suasana di rumah. Naruhaya dan kakak pertamanya kemudian melakukan sembahyang butsudan, menyalakan dupa di depan foto mendiang kedua orang tua mereka, yang meninggal dua tahun lalu akibat kecelakaan.
Naruhaya bertekad menjadi pemain sepak bola profesional demi memberikan kehidupan mewah bagi keluarganya. Ia giat berlatih lari, bermain bola, dan bekerja sampingan sebagai tukang antar koran. Hingga suatu hari, Naruhaya menerima sebuah amplop dari JFU yang mengundangnya untuk mengikuti pelatihan khusus. Kelima saudaranya mendukung Naruhaya untuk menjadi pesepak bola profesional, dan kakak pertamanya menyerahkan sebuah jimat keberuntungan sebagai tanda doa dan harapan.
6. Naruhaya Asahi Gagal Tiru Direct Shoot
Naruhaya memandangi jimat keberuntungannya, lalu melihat Nagi berjaga di tiang kanan gawang, bersiap mengantisipasi tendangan Barou. Naruhaya menghampiri Barou dan menyarankan agar tidak menendang dari tengah lapangan, mengajaknya bekerja sama dengan operan one-two hingga mendekati gawang Tim White. Namun, Barou mengabaikan usul Naruhaya, karena ia memiliki filosofi hidup: menang dengan caranya sendiri dan hidup sesuka hati.
Barou kemudian memulai permainan dengan melakukan tendangan langsung dari tengah lapangan. Bola melesat ke sudut kiri atas gawang Tim White, mengejutkan Nagi, Naruhaya, dan Isagi. Namun, tendangan Barou hanya membentur mistar gawang. Isagi dan Naruhaya segera berlari sejajar untuk merebut bola rebound.
Naruhaya bertekad merebut bola lebih dulu dari Isagi, tetapi Nagi juga bergerak maju dari sisi kanan untuk menguasai bola. Dalam pikirannya, Naruhaya berencana menendang bola ke arah kiri gawang. Namun, ia segera menyadari bahwa jika mencoba mengontrol bola, peluangnya akan hilang, dan bola akan direbut oleh pemain lain.
Berkat senjata moving skill, Naruhaya berhasil mendapatkan bola rebound dari tendangan Barou. Namun, pada saat krusial itu, Naruhaya terjebak dalam dilema antara mengoper bola ke Barou atau meniru senjata direct shoot ala Isagi. Akhirnya, dengan langkah berani, Naruhaya meluncurkan direct shoot ke sisi kiri gawang. Sayangnya, bola hanya mengenai tiang dan gagal menghasilkan gol yang diharapkan.