3. Off The Ball
Isagi gemetar karena jika Tim Red mencetak satu gol lagi, maka Tim White akan kalah. Isagi menyadari bahwa gol keempat terjadi karena kelalaiannya sendiri, yang membuat Naruhaya merebut bola darinya. Padahal, seharusnya Isagi dan Nagi bisa membalikkan keadaan jika dirinya lebih waspada terhadap Naruhaya sebelumnya.
Isagi mulai bertanya-tanya, apakah dia bisa menghentikan Naruhaya jika lebih memperhatikan pergerakannya? Namun, Isagi tahu itu sulit karena Naruhaya selalu menerobos dari belakang, di mana Isagi tidak bisa melihatnya. Ia merasa mustahil menyadari kemunculan mendadak Naruhaya, sebab Naruhaya selalu memanfaatkan titik butanya. Kata “titik buta” memicu pemikiran baru dalam benak Isagi. Ia mulai berpikir kritis, apakah Naruhaya memang selalu berada di posisi yang tidak bisa ia lihat.
Isagi pun menyadari kesalahan dalam cara berpikirnya dan mengalami pencerahan. Ia tersadar bahwa satu lawan satu dalam sepakbola bukan hanya dimulai saat menguasai bola. Ada juga aspek “off the ball,” yaitu pergerakan tanpa bola, yang merupakan bagian dari duel satu lawan satu. Isagi berpikir, jika setiap pergerakan di lapangan memang merupakan rangkaian duel satu lawan satu, maka seluruh pemahamannya tentang sepakbola akan berubah drastis.
Nagi mengoper bola ke Isagi. Naruhaya menghadang Isagi yang sedang membawa bola, dan Isagi tahu Naruhaya mengincar titik butanya. Kini, ia akhirnya memahami maksud perkataan Rin, yang menyuruhnya mempelajari cara kerja mata manusia. Isagi juga teringat saat melawan Rin, di mana Rin selalu mengeksploitasi titik butanya.
4. Isagi Yoichi Bertransformasi
Isagi merasa telah menemukan kepingan puzzle yang dibutuhkannya untuk bertransformasi. Ia menggabungkan dua kata kunci: titik buta dan pergerakan tanpa bola. Isagi siap menyatukan kepingan-kepingan puzzle ini dalam pikirannya dan menyusun ulang konsep sepakbolanya. Demi kemenangan, ia rela menghancurkan versi dirinya yang sekarang. Terlihat seolah tubuh Isagi, yang terbuat dari kepingan puzzle, berserakan dan lenyap. Lalu, ia seakan terlahir kembali dengan susunan puzzle yang baru.
Nagi membuyarkan lamunan Isagi, meminta operan darinya. Isagi kemudian mengirimkan umpan lambung ke depan gawang untuk Nagi. Nagi dan Barou berlari sejajar untuk merebut bola dari operan Isagi, namun Nagi melakukan stopping untuk mengendalikan bola dan one-touch play untuk mengecoh Barou. Nagi kemudian melepaskan tendangan voli yang sukses menjebol gawang Tim Red. Skor menjadi 4-4, dan Tim White berhasil menyamakan kedudukan dengan Tim Red.
Nagi kemudian memberitahu Isagi, yang tampak sibuk dengan pikirannya, bahwa tim yang mencetak gol terlebih dahulu akan keluar sebagai pemenang. Nagi mengajak Isagi untuk fokus merebut bola, tetapi Isagi tampak melamun. Nagi bertanya, apakah Isagi tidak mendengarkannya? Di dalam kepalanya, Isagi terus mengulang dua kata kunci: titik buta dan pergerakan tanpa bola, seolah masih ada beberapa kepingan puzzle yang belum tersusun dipikirannya.
Nagi mencoba menyapa Isagi lagi. Isagi pun menjawab, “Diam sebentar jenius, aku sedang di bagian penting sekarang.” Nagi teringat bahwa Isagi pernah berkata hal yang sama saat tim V melawan tim Z. Akhirnya, Nagi memahami Isagi dan menyimpulkan dengan berkata, “Baiklah Isagi, aku anggap itu sebagai tanda bahwa kita akan meraih kemenangan.” Isagi menjawab singkat, “Ya,” kepada Nagi.