Blue Lock Episode 15

1. Isagi Yoichi Merasa Dirinya Mirip Naruhaya Asahi

Isagi menyadari bahwa ia dan Naruhaya memiliki kemiripan, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Naruhaya unggul dalam senjata moving skill yang memungkinkannya menerobos pertahanan lawan, namun kurang memiliki ketepatan tendangan untuk mencetak gol. Sementara itu, Isagi memiliki senjata direct shoot dengan akurasi tinggi, namun ia kesulitan dalam melewati pemain lawan dan memasuki kotak penalti.

Dalam hatinya, Isagi mengakui bahwa penilaian Naruhaya tentang dirinya benar. Isagi menyadari bahwa ia tidak memiliki senjata untuk bertarung dalam situasi satu lawan satu, yang bisa membuatnya setara dengan Nagi dan Barou. Isagi menyadari, tanpa dukungan dari pemain jenius, mustahil baginya menjadi striker terbaik di dunia. Namun, Isagi bertekad untuk mengatasi kelemahannya dan menemukan solusi di pertandingan ini.

Nagi mengoper bola ke Isagi. Isagi mencoba berbagai trik yang ia kuasai, yakin bahwa dribbling bukanlah satu-satunya cara untuk mendominasi situasi satu lawan satu. Setelah melakukan one-two dengan Nagi, Isagi bergerak cepat untuk melepaskan diri dari penjagaan Naruhaya, namun Naruhaya mampu mengimbangi kecepatannya. Nagi mengoper kembali kepada Isagi, lalu Isagi mengirim umpan lambung ke arah Nagi yang berlari menuju gawang.

Isagi mulai merasa tidak puas karena terus mengandalkan Nagi dan sadar bahwa dirinya tidak akan berubah jika terus begini. Barou mulai mengawal Nagi, namun Nagi dengan brilian melakukan stopping dengan tumitnya, berhasil mengecoh Barou. Setelah memutar badan, Nagi berlari meninggalkan Barou di belakangnya dan melepaskan tembakan yang sukses menjebol gawang tim Red. Skor kini imbang 3-3.

Meski tim White berhasil menyamakan kedudukan, Isagi merasa tidak puas jika pertandingan ini hanya menjadi pertarungan antara Nagi dan Barou. Jika terus begini, ia merasa takkan pernah bisa melampaui para jenius tersebut.

2. Naruhaya Asahi Eksploitasi Titik Buta Isagi Yoichi

Isagi merenung bahwa sekadar mengubah taktik dan tindakan tidak cukup untuk mencapai tujuannya. Ia pun menyadari bahwa yang harus diubah adalah pola pikirnya. Isagi berkata pada dirinya untuk tidak terbelenggu oleh kondisinya saat ini. Perubahan, menurutnya, hanya dimulai ketika ia menghancurkan versi dirinya saat ini. Tergambar dalam pikirannya, tubuh Isagi bagaikan puzzle yang tersusun lengkap, dan ia meleburkan setiap kepingan puzzle yang membentuk tubuhnya.

Pertandingan dimulai kembali dengan Barou yang melancarkan tendangan langsung dari tengah lapangan. Bola melesat dengan akurat menuju sudut kanan atas gawang, dengan peluang gol hampir sempurna, 99 persen. Namun, Nagi melompat tinggi dan menggunakan kemampuan stopping-nya untuk menghentikan laju bola. Nagi terjatuh, dan bola terpental. Isagi segera berusaha merebut bola rebound, tapi Naruhaya mengejarnya dari belakang.

Begitu Isagi mendapatkan bola, Naruhaya menggunakan senjata moving skill-nya untuk menyusup dari belakang dan merebut bola dari Isagi. Naruhaya menyatakan dengan percaya diri bahwa ia tidak akan kalah dalam duel satu lawan satu melawan Isagi. Saat bersiap untuk menendang, Naruhaya terhenti karena Nagi sudah berada di depannya, siap menghadang.

Barou kemudian berlari di samping Naruhaya dan meminta operan. Naruhaya mengirim bola ke Barou, dan dengan cepat Barou melancarkan tendangan yang berhasil menjebol gawang Tim White. Skor berubah menjadi 4-3, Tim Red kembali unggul atas Tim White.